Peran LSM Kurang Diminati Masyarakat
Masyarakat Karangasem diduga kurang greget dengan peranan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).
AMLAPURA, NusaBali
Apalagi sejak 10 tahun lalu, pegiat dan pentolan LSM sudah banyak ‘naik kelas’ jadi konsultan, perbekel, hingga anggota dewan. Dampaknya, kader-kader LSM muda kurang gencar suarakan aspirasi masyarakat. Ditambah masyarakat melek media sosial untuk mencari informasi aktual sehingga dinilai bisa memberdayakan diri sendiri.
Pentolan LSM FKMK (Forum Komunikasi Masyarakat Karangasem), I Wayan Putu, mengungkapkan faktor lainnya karena pemerintah tidak perlu pendampingan dari unsur LSM. “Di samping para pegiat sosial telah naik kelas dan tanpa disertai regeneraai,” ungkap Wayan Putu, tokoh LSM dari Banjar Pengawan, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Selasa (17/4). Yang dimaksud naik kelas seperti mantan LSM KIPP (Komite Independen Pemantau Pemilu) Karangasem I Gede Sandhi telah jadi PNS, Direktur Koalisi Karangasem Sehat 2010, I Gede Partadana sebagai Perbekel Bebandem.
Ketua FKMK (Forum Komunikasi Masyarakat Karangasem) I Nyoman Sadra jadi anggota DPRD Karangasem 2009-2014, Ketua Gempar (Gerakan Masyarakat Pendukung Demokrasi dan Reformasi) Karangasem jadi anggota DPRD Kodya Denpasar, dan sebagainya. LSM itu, katanya, aktif selama tahun 1998-2010. Saat itu, pemerintah memerlukan LSM sebagai pendampingan kegiatan, misalnya ada program JPS (Jaring Pengaman Sosial), ada bantuan luar negeri dalam realisasinya perlu LSM sebagai kontrol di lapangan, dan sebagainya. “Masyarakat saat itu lebih percaya menitipkan aspirasinya ke LSM untuk diteruskan ke pemerintah," tambahnya.
Kali ini katanya perkembangannya berbeda, apalagi zaman gadget, lebih gampang melakukan sosialisasi. “Misalnya Pilgub Bali, 27 Juni. Semua masyarakat tahu ada Pilgub Bali, tidak perlu susah-susah sosialisasi karena di HP telah ada melalui berita online,” katanya. Terpisah, I Gede Partadana, yang mantan Ketua Koalisi Karangasem Sehat meluruskan. “Bukan kurang laku LSM saat ini, situasinya telah berbeda. Kalau mau eksis, jadilah LSM yang memang diperlukan masyarakat dan pemerintah.
Misalnya LSM Lingkungan Hidup, jelas hal itu diberdayakan saat ini,” katanya. Sebab, perkembangan pembangunan tahun 2010 ke bawah, beda dengan perkembangan pembangunan saat ini. "Saya kira SLM masih eksis sesuai yang dibutuhkan zaman,” tambahnya. *k16
Apalagi sejak 10 tahun lalu, pegiat dan pentolan LSM sudah banyak ‘naik kelas’ jadi konsultan, perbekel, hingga anggota dewan. Dampaknya, kader-kader LSM muda kurang gencar suarakan aspirasi masyarakat. Ditambah masyarakat melek media sosial untuk mencari informasi aktual sehingga dinilai bisa memberdayakan diri sendiri.
Pentolan LSM FKMK (Forum Komunikasi Masyarakat Karangasem), I Wayan Putu, mengungkapkan faktor lainnya karena pemerintah tidak perlu pendampingan dari unsur LSM. “Di samping para pegiat sosial telah naik kelas dan tanpa disertai regeneraai,” ungkap Wayan Putu, tokoh LSM dari Banjar Pengawan, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Selasa (17/4). Yang dimaksud naik kelas seperti mantan LSM KIPP (Komite Independen Pemantau Pemilu) Karangasem I Gede Sandhi telah jadi PNS, Direktur Koalisi Karangasem Sehat 2010, I Gede Partadana sebagai Perbekel Bebandem.
Ketua FKMK (Forum Komunikasi Masyarakat Karangasem) I Nyoman Sadra jadi anggota DPRD Karangasem 2009-2014, Ketua Gempar (Gerakan Masyarakat Pendukung Demokrasi dan Reformasi) Karangasem jadi anggota DPRD Kodya Denpasar, dan sebagainya. LSM itu, katanya, aktif selama tahun 1998-2010. Saat itu, pemerintah memerlukan LSM sebagai pendampingan kegiatan, misalnya ada program JPS (Jaring Pengaman Sosial), ada bantuan luar negeri dalam realisasinya perlu LSM sebagai kontrol di lapangan, dan sebagainya. “Masyarakat saat itu lebih percaya menitipkan aspirasinya ke LSM untuk diteruskan ke pemerintah," tambahnya.
Kali ini katanya perkembangannya berbeda, apalagi zaman gadget, lebih gampang melakukan sosialisasi. “Misalnya Pilgub Bali, 27 Juni. Semua masyarakat tahu ada Pilgub Bali, tidak perlu susah-susah sosialisasi karena di HP telah ada melalui berita online,” katanya. Terpisah, I Gede Partadana, yang mantan Ketua Koalisi Karangasem Sehat meluruskan. “Bukan kurang laku LSM saat ini, situasinya telah berbeda. Kalau mau eksis, jadilah LSM yang memang diperlukan masyarakat dan pemerintah.
Misalnya LSM Lingkungan Hidup, jelas hal itu diberdayakan saat ini,” katanya. Sebab, perkembangan pembangunan tahun 2010 ke bawah, beda dengan perkembangan pembangunan saat ini. "Saya kira SLM masih eksis sesuai yang dibutuhkan zaman,” tambahnya. *k16
Komentar