nusabali

Jaga Anak Sakit, Seorang Nenek Masuk UGD

  • www.nusabali.com-jaga-anak-sakit-seorang-nenek-masuk-ugd

Dibantu Penunggu Pasien Beli Makan saat Menunggu Sang Anak

TABANAN, NusaBali
Nasib malang menimpa Ni Wayan Nyonteg, 78, warga dari Banjar Paka Sanda, Desa Sanda, Kecamatan Pupuan, Tabanan. Saat sedang menjaga anaknya Ni Wayan Kariani, 55, di BRSUD Tabanan, dia justru dilanda penyakit sesak yang mengharuskan ikut dirawat di ruang transit UGD BRSUD Tabanan. Karenanya, keluarga kurang mampu ini tidak ada yang menjaga. Pun untuk tebus obat dan mengurus administrasi, mereka dibantu oleh petugas rumah sakit.

Penderitaan yang dialami Wayan Nyonteg bermula pada Jumat (13/4) tengah malam. Saat itu anaknya Wayan Kariani tiba-tiba tidak bisa berdiri saat datang dari pasar. Suasana saat itu hujan lebat, kondisi kaki kiri dan tangan kiri Wayan Kariani mendadak lemas.

Karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan, akhirnya Wayan Nyonteg minta bantuan tetangga. Hingga akhirnya Wayan Kariani diantar ke BRSUD Tabanan malam itu. “Tetangga yang mengantar saya ke BRSUD Tabanan,” ujar Nyonteg ketika ditemui di UGD BRSUD Tabanan dengan kondisi hidungnya menggunakan bantuan selang untuk bernapas, Selasa (17/4).

Nyonteg menjaga anak seorang diri. Suaminya sudah meninggal dan hanya punya keluarga jauh. Dia tidak membawa bekal untuk dimakan maupun tidak membawa selimut untuk alas tidur. Dia hanya tidur beralaskan selendang.

Hingga akhirnya penunggu pasien yang lain merasa iba, lalu membantu Nyonteg untuk membelikan makan, ataupun memberikan selimut. “Akeh sane ngemang tiang nasi, wenten sane ngemang pis (Banyak orang yang membelikan nasi, dan ada yang kasih uang)," imbuhnya dengan suara yang sedikit kurang jelas.

Namun sayang ketika sedang menjaga sang anak, justru ia dilanda penyakit sesak napas, yang mengharuskannya dirawat di UGD BRSUD Tabanan pada Senin (16/4) sekitar pukul 14.27 Wita. Keluarga malang ini tidak ada yang menjaga. Untuk mengurus obat dan administrasi dibantu petugas RS.

Nyonteg mengakui, kesehariannya hanya bekerja sebagai tukang bersih kebun. Itu juga kalau kondisinya sehat, karena dia mempunyai riwayat sulit napas dan sakit punggung. Sementara Wayan Kariani setiap hari berjualan lauk di Pasar Sanda. “Anak tiyang tidak menikah, karena tidak tega meninggalkan tiyang sendiri,” tuturnya.

Sementara Wayan Kariani yang dirawat di ruang high care unit (HCU) sedang tidur dengan kondisi kaki kiri dan tangan kanan terlihat lemas.

Terkait kondisi tersebut, Kepala Bidang Pelayanan Medik BRSUD Tabanan dr Gede Sudiarta, menjelaskan Wayan Nyonteg masuk ruang UGD pada Senin (16/4) sore. Dengan keluhan batuk, sesak, dan jantung berdebar agak kencang. “Pasien ini sebelumnya sedang menunggu anaknya opname karena stroke di ruang HCU,” ungkapnya.

Dengan keluhan yang dialami, dokter melakukan pemeriksaan kepada Nyonteg. Hasilnya, didapatkan tanda-tanda ada kelainan di paru-paru dan jantung sehingga menyebabkan sesak. Lalu Nyonteg dirontgen, pemeriksaan lab, dan rekam jantung. Hasilnya ditemukan tanda-tanda yang dicurigai ada gambaran perselubungan masa padat yang mengarah ke tumor paru-paru. Dan hasil rekam jantung adanya ketidakteraturan denyut jantung. “Saat ini Wayan Nyonteg sedang ditangani dua dokter spesialis paru dan jantung,” beber dr Sudiarta.

Kemudian kondisi Wayan Kariani yang masuk RS pada Jumat (13/4) tengah malam, dengan keluhan kaki kiri lemas tidak bisa berjalan. Setelah dilakukan pemeriksaan dan CT Scan ditemukan adanya tanda-tanda perdarahan di otak disertai dengan kelumpuhan di kaki dan tangan kiri. “Saat ini pasien juga tidak bisa berkomunikasi atau suaranya telo (tidak jelas),” tuturnya.

Dijelaskan dr Sudiarta, kondisi seperti ini biasanya ada faktor atau riwayat tekanan darah tinggi yang tidak diketahui. Sehingga mengakibatkan mendadak tidak bisa berdiri. “Informasi dari sang ibu, Wayan Kariani mendadak tidak bisa jalan usai datang dari pasar kehujanan,” ujarnya.

Pihak rumah sakit akan menangani, memberikan pelayanan dan obat yang semestinya didapat. Terkait dengan biaya, dr Sudiarta akan mencari data apakah pasien sudah punya BPJS kesehatan atau belum. Jika belum akan dikoordinasikan ke Dinas Sosial Tabanan, kemudian akan ada kebijakan dari pimpinan. “Kami tetap akan tangani, memberikan obat dan pelayanan yang semestinya didapat,” ucaps dr Sudiarta.

Terkait kondisi Wayan Nyonteg itu pun Dinas Sosial Tabanan dan kalangan DPRD Tabanan sudah mengunjungi di BRSUD Tabanan. “Kami sudah mengunjungi tadi (kemarin), dan Wayan Nyonteg sudah memiliki KIS (kartu Indonesia sehat),” ujar Kepala Dinas Sosial Tabanan I Nyoman Gede Gunawan.

Dikatakan, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan BRSUD Tabanan untuk memantau kondisi Wayan Nyonteg dan anaknya Wayan Kariani yang sedang dirawat di BRSUD Tabanan tanpa ditunggui keluarga. *d

Komentar