nusabali

Seringnya Gempa Kecil Patut Disyukuri

  • www.nusabali.com-seringnya-gempa-kecil-patut-disyukuri

Seringnya terjadi gempa bumi di Bali, baik di wilayah utara maupun selatan merupakan suatu hal yang wajar.

Kemungkinan Terjadi Gempa Besar Relatif Kecil

MANGUPURA, NusaBali
Bahkan gempa tektonik dangkal yang sering terjadi ini patut disyukuri karena dengan seringnya terjadi gempa dengan magnitudo yang kecil maka kecil kemungkinan terjadi gempa dengan berkekuatan besar. Hal itu karena wilayah utara dan selatan Bali merupakan dua jalur lempeng gempa yakni Eurasia di utara Bali dan Indo Australia di selatan.

Yogha Mahardika, Staf Pusat Gempa Regional 3 Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar saat dikonfirmasi, Jumat (6/4) mengatakan, wilayah Bali utara merupakan jalur gempa. Kalau dilihat dari segi tektonik di Karangasem terdapat beberapa generator sumber gempa. Yang paling terkenal adalah Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Kemudian di Karangasem kalau dilihat dari peta geologi Bali terdapat sesar lokal. Pihaknya mengaku pada saat mengukur seismisitas terkait pembangunan bandara di Buleleng terdapat beberapa sesar aktif. Salah satunya sesar aktif Tejakula. Selain itu terdapat sejumlah sesar dari Back Arc Thrust yang aktif namun belum dinamai.

Gempa bumi yang sering terjadi belakangan jika dilihat dari cirinya adalah gempa sesar. Cirinya gempa itu dangkal dan magnitudonya relatif kecil. Dalam catatan BBMKG Wilayah III, gempa bumi yang sering terjadi seminggu terakhir itu masuk kategori gempa kecil dengan magnitude 2 atau 3 kemungkinan dari sesar aktif di darat. Menurutnya, aktivitas gempa seperti yang terjadi itu wajar. Sebenarnya bumi ini walaupun terkesan diam tetapi di dalam perut bumi ada dinamikanya, seperti pergerakan lempeng.

“Ketika lempeng dalam perut bumi saling bertemu otomatis melepas energi. Semakin sering terjadi gempa ada baiknya. Baiknya karena perut bumi sering mengeluarkan energi. Dengan demikian otomatis energinya tak terakumulasi. Sehingga kemungkinan terjadi gempa besar relatif kecil. Tetapi sebaliknya jika pada zona subduksi di sekitarnya sering terjadi gempa sementara pada titik subduksi tak terjadi gempa padahal ada sumber gempa patut diwaspadai. Karena bisa jadi sedang menampung energi. Ketika energinya terakumulasi dan melepasnya bisa menghasilkan magnitudo yang besar,” tuturnya.

Dikatakan, daerah yang akan terjadi gempa tak bisa diprediksi, karena tak diketahui mana yang bakal aktif duluan apakah daerah selatan atau utara. Tetapi yang jelas, aktivitas kegempaan kalau yang dari tektonik sumbernya pasti dari zona sub duksi (zona pertemuan lempeng). Untuk itu, pihaknya pun menghimbau masyarakat agar tak khawatir berlebihan, karena merupakan aktivitas tektonik yang wajar. "Jika saat ini sering terjadi gempa bumi berarti perut bumi saatnya melepas energi.Tak bisa dikatakan sekarang di utara dan terus di utara. Atau akan segera berpindah ke selatan. Itu tak bisa diprediksi seperti itu. Kalau yang di selatan aktif bisa saja terjadi gempa," lanjutnya. *p

Komentar