nusabali

4 Merek Ikan Kaleng Positif Cacing

  • www.nusabali.com-4-merek-ikan-kaleng-positif-cacing

Keberadaan cacing dalam ikan kaleng kemasan tersebut hanya pada beberapa bets (satu produksi). Artinya meskipun ke-27 merek yang telah dilakukan pengujian tersebut dinyatakan positif terdapat cacing, namun tidak berlaku untuk semua produk.

Ditemukan di Denpasar

DENPASAR, NusaBali
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Denpasar mengungkapkan, dari 27 merek ikan kaleng kemasan yang dinyatakan positif mengandung cacing menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, empat diantaranya ditemukan beredar di Bali. BBPOM di Denpasar terus melakukan pengawasan terhadap penarikan keempat produk tersebut oleh produsen dan distributor.

Plh Kepala BBPOM di Denpasar, I Wayan Eka Ratnata, menjelaskan, empat merek ikan kaleng yang ditemukan yakni Ayam Brand, Botan, Dongwon dan Sempio dengan masing-masing nomor bets sesuai hasil lab yang telah dirilis pada situs www.pom.go.id. Produk-produk tersebut ditemukan di supermarket-supermarket di Kota Denpasar. “Yang kami temukan memang dari sejumlah sarana penjualan seperti supermarket yang ada di Denpasar. Begitu juga untuk daerah lain, beberapa instansi telah turun ke lapangan untuk melakukan pengawasan, dan koordinasi terus kami lakukan,” ujarnya saat ditemui di Kantor BBPOM, kawasan Niti Mandala, Denpasar, Kamis (5/4).

Hingga saat ini pihaknya terus melakukan pengawasan terhadap peredaran produk tersebut di pasaran, hingga batas waktu yang belum ditentukan. “Saat ini pemilik produk telah melakukan penarikan. Kami juga menghimbau toko-toko terkait, jika ada produk yang belum dilakukan penarikan, agar disisihkan dan tidak dijual,” katanya.

Pihaknya mengatakan, keberadaan cacing dalam ikan kaleng kemasan tersebut hanya pada beberapa bets (satu produksi). Artinya meskipun ke-27 merek yang telah dilakukan pengujian tersebut dinyatakan positif terdapat cacing, namun tidak berlaku untuk semua produk. “Bets itu artinya, sekali produksi dalam satuan waktu. Misalnya sekali produksi 1.000 buah, jumlah tersebut yang dinamakan satu bets. Jadi hanya produksi tertentu yang terkandung cacing, dan nomor bets tersebut telah dirilis dalam pengumuman Badan POM RI,” paparnya.

Menurut penjelasan pusat, kata Eka, cacing yang terdapat dalam ikan kaleng kemasan tersebut sudah ada dari bahan baku, yang hidup parasit dalam tubuh ikan. Kebanyakan ada pada jenis ikan makarel yang diimpor dari China dan Maroko. Setelah melalui proses produksi ikan kaleng dengan berbagai macam prosedur, tentu cacing yang terdapat di dalam ikan yang akan dikalengkan itu sudah mati. “Ini sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh manusia pada umumnya, terkecuali yang memiliki alergi. Namun tidak layak pada makanan dan tergolong benda asing,” katanya.

Sementara itu, dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang menekuni parasitologi, Dr dr I Made Sudarmaja MKes, mengatakan, cacing ada pada ikan adalah fenomena secara alami. Pihaknya menyarankan, masyarakat mengonsumsi ikan yang matang. Sebab ikan yang mengandung cacing disajikan mentah, menurut dr Sudarmaja, dapat menyebabkan hipersensifitas pada manusia yang kekebalan tubuhnya lemah. “Bukan keracunan, tapi hipersensitif, alergi. Reaksi hipersensitif yang muncul seperti diare, muntah, nyeri perut, kram pada perut,” jelasnya. Sedangkan pada kasus ikan kaleng, biasanya ikan dalam kaleng telah melalui proses pematangan. Bahkan sebelum disajikan, ikan kaleng juga dimasak kembali sehingga cacing akan mati.

Dijelaskan dr Sudarmaja, cacing pada ikan merupakan fenomena yang alami. Cacing pada ikan kaleng yang sedang viral saat ini diduga cacing jenis anisakis, yang habitatnya adalah pada ikan jenis mamalia laut, seperti paus, lumba-lumba dan anjing laut. Cacing ini akan bertelur dan jatuh bersama kotoran mamalia di air laut, lalu setelah larva cacing menetas akan dimakan oleh udang-udangan.

Setelah cacing berkembang pada otak udang, kemudian termakan cumi, ikan tongkol, dan beberapa jenis ikan laut. Pada fase ini disebut larva stadium 3, dengan ukuran 1-5 cm. Meski demikian, tidak semua ikan mengandung cacing anisakis. Namun hanya ada pada ikan yang memakan ikan (karnivora) atau ikan yang memakan udang. *ind

Komentar