nusabali

Dari Trah Raja, Tokoh Kalangan Militer, hingga Mantan Ketua Dewan

  • www.nusabali.com-dari-trah-raja-tokoh-kalangan-militer-hingga-mantan-ketua-dewan

IGN Anom Patjung sandang predikat sebagai Bupati Badung pertama periode 1959-1964, sementara AA Gde Agung bukukan prestasi PAD Rp 3,7 triliun buat Gumi Keris.

Di era kepemimpinan IGB Alit Putra sebagai Bupati Badung 1990-1999, kata Suwitha, pembangunan di Gumi Keris sangat menonjol. Meski dari kalangan militer, Alit Putra berhasil membawa Badung ke arah kestabil;an. Gejolak politik pun nyaris tak ada saat itu. Alit Putra---yang adik kandung mantan Ketua DPRD Bali Brigjen TNI Purn I Gusti wayan Sudhiksa---merupakan Bupati Badung terakhir di era Orde Baru.

Begitu Alit Putra lengser---dan kemudian terpilih menjadi Wakil Gubernur Bali mendampingi Gubernur Dewa Made Beratha---, muncul politisi PDIP asal Puri Satria Denpasar, AA Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat, sebagai Bupati Badung 1999-2005. Menurut Suwithe, di era kepemimpinan Cok Rat, pembangunan tidak terlalu menonjol. Tapi, di era Cok Rat inilah dimulai pembebasan lahan untuk komplek Pusat Pemerintahan (Puspem) Badung yang sekarang di kawasan Desa Sempidi, Kecamatan Mengwi. 

Cok Rat menjabat satu periode, hingga kemudian dilakukan pemilihan secara langsung buat kali pertama melalui Pilkada Badung 2005. Cok Rat sendiri selanjutnya terpilih menjadi Ketrua DPD PDIP Bali dan sekaligus Ketua DPRD Bali 2009-2014, lalu sekarang menjadi anggota DPD RI 2014-2019 Dapil Bali. Sebelum digelarnya Pilkada Badung 2005, sempat muncul Wayan Subawa isi kekosongan beberapa bulan sebagai Penjabat Bupati Badung. 

Subawa merupakan birokrat murni, dengan jabatan terakhir Sekda Kabupaten Badung (berhenti tahun 2010 karena maju sebagai Ca,lon Walikota Denpasar ke Pilkada 2010). Menurut Suwitha, di era Subawa ini dimulai penataan-penataan pembangunan Puspem Badung, yang pembebasan lahannya digeber Cok Rat. 

Kemudian, muncul AA Gde Agung terpilih menjadi Bupati Badung dua periode (2005-2010 dan 2010-2015). Pada periode pertama, tokoh Puri Ageng Mengwi ini diusung Golkar bersama koalisinya hingga menenangkan Pilkada Badung 2010. Pada periode kedua pun, AA Gde Agung terpilih lagi memenangkan Pilkada Badung 2010 saat diusung Demokrat-Golkar bersama koalisinya.

Dalam catatan Suwitha, di era kepemimpinan Bupati Gde Agung inilah gebrakan pembangunan Badung sangat pesat. Bupati Gde Agung yang membangun Puspem Badung seluas 46 hektare. Di eranya pula, jalan-jalan, trotoar, dan drainase di Badung dibangun secara cantik. Tak heran bila berbagai penghargaan berhasil diraih Badung. 
Di zaman kepemimpinan Bupati Gde Agung pula, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Badung tembus angka Rp 3,5 triliun. PAD Badung naik drastis dari semula hanya Rp 300 miliar saat Bupati Gde Agung pertama berkuasa tahun 2005.

Kini, setelah berlalunya era Gde Agung, politisi PDIP Nyoman Giri Prasta tampil sebagai Bupati Badung 2016-2021, yang terpilih melalui Pilkada 2015. Bupati Giri Prasta bermodalkan pengalaman menjadi Ketua DPRD Badung selama dua periode (2009-2014, 2014-2015). Demikian pula pasangannya di posisi Wakil Bupati, Ketut Suiasa, politisi Golkar yang bermodalkan pengamanan sebagai Wakil Ketua DPRD Badung dua periode (2009-2014, 2014-2015).

Sejarawan Gede Putu Suwitha berharap Bupati Giri Prasta bisa melanjutkan pembangunan dan meningkatkan kemacuan yang telah dicapai pendahulunya di era Gde Agung. “Masyarakat tentu mengharapkan Bupati-Wakil Bupati Badung yang baru ini bisa meneruskan kepemimpinan pendahulunya. Apalagi, keduanya punya pengalaman  memimpin lembaga legislatif. Saya yakin mereka bisa mengimbangi jejak kepemimpinan Gde Agung,” jelas Suwitha. 7 asa

Komentar