nusabali

5 Desa di Tabanan Masuk Program KPPN

  • www.nusabali.com-5-desa-di-tabanan-masuk-program-kppn

Kabupaten Tabanan menjadi satu-satunya daerah di Bali yang terpilih masuk program ‘Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN)’.

TABANAN, NusaBali
Program KPPN ini bertujuan untuk mengurangi jumlah desa tertinggal dan sekaligus meningakatkan jumlah desa mandiri, sesuai dengan potensi wilayahnya. Kepala Badan Perencanaan dan Litbang (Bapelitbang) Kabupaten Tabanan, Ida Bagus Wiratmaja, mengatakan daerahnya terpilih sebagai satu-satunya kawasan di Bali yang masuk KPPN berdasarkan hasil kompetensi yang dinilai pada November 2017 lalu. Penetapan Tabanan sebagai kawasan KPPN di Bali dilakukan awal Januari 2018, sementara programnya berjalan mulai Februari 2018. "Program ini untuk jangka waktu 5 tahun ke depan," jelas IB Wiratmaja di Tabanan, Minggu (1/4).

Ada 5 desa di Tabanan yang ditetapkan sebagai KPPN. Desa-desa tersebut tersebar di tiga kecamatan di Tabanan, masing-masing Desa Wanagiri (Kecamatan Selemadeg), Desa Belimbing (Kecamatan Pupuan), Desa Munduk Temu (Kecamatan Pupuan), Desa Sanda (Kecamatan Pupuan), dan Desa Lumbung Kauh (Kecamatan Selemadeg Barat).

IB Wiratmaja menyatakan, awalnya ada 23 desa di 5 kecamatan (meliputi Kecamatan Selemadeg Timur, Kecamatan Selemadeg, Kecamatan Selemadeg Barat, Kecamatan Kerambitan, dan Kecamatan Pupuan) yang ditetapkan sebagai kawasan KPPN. Namun, kemudian KPPN di Tabanan diciutkan menjadi 5 desa. "Karena untuk membentuk kawasan sangat jauh, akhirnya diambil 5 desa berdasarkan jenis produk yang dihasilkan desa bersangkutan," ujar Wiratmaja.

Menurut Wiratmaja, prodak yang dihasilkan masing-masing desa KPPN tersebut dinamakan Nikosake (nira, kopi, salak, kelapa). Pertama, nira dihasilkan oleh Desa Belimbing. Kedua, kopi dihasilkan Desa Munduk Temu, Desa Sanda, dan Desa Lumbung Kauh. Ketiga, salak dihasilkan Desa Wanagiri, Desa Sanda, Desa Munduk Temu, dan Desa Lumbung Kauh. Keempat, kelapa dihasilkan Desa Wanagiri dan Desa Lumbung Kauh.

Setelah ditetapkan sebagai kawasan KPPN, kata Wiratmaja, langkah pertama yang akan dilakukan adalah menjadikan kelima desa tersebut menjadi ‘desa wisata’. Saat ini, dari kelima desa KPPN tersebut, baru Desa Belimbing yang menjadi desa wisata. Sedangkan empat desa lainnya segera akan diusulkan ke Dinas Pariwisata Tabanan menjadi desa wisata. "Bupati Tabanan sudah respons terkait hal ini," jelas Wi-ratmaja.

Wiratmaja menegaskan, setelah menjadi desa wisata, kelima desa KPPN tersebut nantinya akan dibedah: budayanya bagaimana, sosialnya seperti apa, infrastrukturnya seperti apa? Kelima desa KPPN ini pun sudah diusulkan untuk mendapatkan program ke Bappenas.

Bahkan, kata Wiratmaja, Bappenas sudah respons berupa memberikan program peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) bekerjasama dengan Kedutaan Besar (kedubes) Kanada di Jakarta. Dalam hal ini, dikucurkan dana Rp 1 miliar untuk pelatihan SDM.

Menurut Wiratmaja, setelah kawasan Nikosake (nira, kopi, salak, kepala) di lima desa KPPN ini terwujud, nantinya produk komoditasnya akan dijual satu paket. Kelima desa KPPN akan saling bekerjasama. Misalnya, Desa Wanagiri tidak ada hasil kopi, maka Desa Munduk Temu yang memberikannya, begitu pula sebaliknya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Tabanan, I Made Yasa, menyatakan kelima desa KPPN ini segera akan ditetapkan menjadi desa wisata. Potensi desa yang dinamakan kawasan Nikosake itu produk lokalnya nanti akan diolah, dikemas, dan dipertahankan secara terintegrasi dengan pariwisata.

"Jadi, dengan dana yang sudah diberikan oleh Bappenas untuk pelatihan sumber daya manusia, semua instansi bergerak. Misalnya, Dinas Pariwisata nanti melatih SDM guide. Sementara Dinas Kesehatan mungkin nanti melatih SDM untuk membuat produk yang higienis," tandas Made Yasa secara terpisah di Tabanan, Minggu kemarin. *d

Komentar