nusabali

Jejak Sejarah Seni Pahat di Ubud

  • www.nusabali.com-jejak-sejarah-seni-pahat-di-ubud

Kabupaten Gianyar memiliki cukup banyak museum terkenal. Setiap museum pun punya ciri khas masing-masing.

Museum Patung I Wayan Pendet di Nyuh Kuning

GIANYAR, NusaBali
Salah satunya yang cukup menarik, Museum Patung I Wayan Pendet di Banjar/Desa Nyuh Kuning, Kecamatan Ubud, Gianyar.

Museum Pendet, salah satu museum yang merupakan warisan budaya masyarakat Gianyar. Museum ini mencerminkan sebuah nilai luhur kesenian Bali, khususnya seni rupa patung.  Di dalamnya terdapat berbagai koleksi hasil karya seni lukis dan patung yang merupakan maha karya Wayan Pendet.

Anak keenam Wayan Pendet, I Made Saduarsa dipercaya sebagai penerus sekaligus pengelola museum ini. Saduarsa menjelaskan, alm ayahnya telah menghasilkan sekitar 80 karya patung dan 29 buah lukisan. "Wayan Pendet dikenal sebagai seniman yang menyandang predikat sebagai pematung sekaligus pelukis," terangnya saat ditemui beberapa waktu lalu.

Patung hasil pahatan Wayan Pendet yang natural tanpa finishing itu pun banyak dikagumi banyak orang baik seniman maupun orang awam sekalipun. Mengapa patung dan lukisan? Karena, menurutnya antara patung dan lukisan memiliki hubungan yang sangat erat, dimana objek-objek lukisan Wayan Pendet ialah patung-patung hasil karyanya sendiri.

Patung-patung Pendet tak hanya memiliki nilai estika yang tinggi, namun juga ciri khas dalam bentuknya sehingga mengundang senyum bagi siapapun yang melihatnya seperti Patung Cak yang tingginya sekitar 2,5 meter. Patung ini menggambarkan kerumunan penari kecak yang tumpang tindih dengan gerak jenaka. Ada juga patung Garuda setinggi 80 cm dengan mimik menoleh dan bentuk sayap rileks berbeda dengan patung Garuda lainnya yang kaku menatap ke depan.

Museum Pendet terbagi menjadi dua ruangan. Ruang pertama terdapat koleksi hasil karya putra sulung Wayan Pendet, Wayan Gunasta berupa lukisan atau sketsa-sketsa bernuansa humor, Di ruang kedua, terdapat patung-patung dan lukisan karya Wayan Pendet. Museum Pendet dibuka oleh pelukis kenamaan Ida Bagus Made pada 14 April 1999 dan diresmikan oleh Bupati Gianyar Tjokorda Gede Budi Suryawan pada 22 Desember 2002. Museum ini resmi disebut The Home and Studio of the late artist Ida Bagus Made.

Kini, Museum Pendet tak sekadar memajang karya-karya penciptanya. Made Saduarsa berusaha mengarahkan museum ini untuk kegiatan sosial dan edukasi. "Museum sangat mendukung apabila ada kegiatan sosial maupun edukasi yang digelar disini. Terlebih berguna untuk masyarakat, khususnya generasi muda," jelasnya.

Selain menyimpan karya Jero Mangku Wayan Pendet, di sisi luar museum ditampilkan karya seni patung dari simpatisan maupun murid Wayan Pendet. Menariknya, seni patung karya seniman lain selalu dilengkapi dengan nama pemahatnya. Maka itu, jika berkunjung ke museum ini masyarakat akan heran kenapa di bawah patung terdapat nama orang. "Nama itu adalah yang punya karya. Mereka sumbangkan karyanya untuk disimpan di sini," jelasnya.

Dikisahkan, pada zaman dahulu kawasan Nyuh Kuning dikenal sebagai sentra pemahat patung kayu maupun padas. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan kaum ibu-ibu pandai memahat. Tapi seiring berkembangnya zaman, profesi pemahat mulai ditinggalkan. Nah, Wayan Pendet sendiri merupakan pemahat generasi pertama dan bisa bertahan hingga akhir hayatnya. "Hanya ada 3 generasi pemahat setelah Wayan Pendet. Generasi keempat, sudah habis. Tak ada lagi yang menekuni seni pahat," terangnya.

Saduarsa mengaku bersyukur museum ini bisa diwujudkan. Sehingga bisa menjadi bukti sejarah perkembangan seni pahat di Nyuh Kuning, Ubud. Wayan Pendet merupakan salah satu pionir komunitas perkumpulan seni patung dan lukisan di Ubud. "Dulu namanya Pitamaha Ubud. Almarhum  Wayan Pendet cukup besar pengaruhnya pada para seniman pahat di Ubud," jelasnya.

Ditegaskan, ciri khas karya Wayan Pendet adalah un finishing (tanpa dihaluskan). "Jadi jika patung kayu kebanyakan, diperhalus dengan amplas pada bagian akhir. Patung Wayan Pendet tidak. Bahkan lekukan pahatan masih tampak meski usia patung sudah lama. Dan ini yang menjadi khas," jelasnya. Selain itu, dominan patung Wayan Pendet berukuran kecil. "Setiap selesai dipahat, karya beliau langsung dipajang," imbuhnya. *nvi

Komentar