nusabali

Non Kader Pilih Tunggu Arah Angin

  • www.nusabali.com-non-kader-pilih-tunggu-arah-angin

Tiga birokrat Pemprov Bali dianggap potensial nyalon Bupati Buleleng : Dewa Gede Mahendra, Ketut Teneng, Ketut Rochineng.

Bos Krisna Oleh-oleh Santer Diisukan Nyalon di Buleleng

SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah figur non kader mulai digadang-gadang layak maju sebagai Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) ke Pilkada Buleleng 2017. Sebagian dari mereka diisukan sudah didekati kalangan parpol, namun belum ada keputusan maju atau tidak. Kandidat non kader yang didominasi tokoh birokrasi ini rata-rata masih tunggu arah angin.

Setidaknya, ada dua figur dari kalangan pengusaha yang santer digadang-gadang potensial maju ke Pilkada Buleleng 2017. Pertama, I Gusti Ngurah Anom alias Ajik Cok Krisna, tokoh asal Desa Tangguwisia, Kecanatan Seririt, Buleleng yang notabene pemilik usaha Krisna Oleh-oleh. Kedua, Luh Kerthianing, pengusaha asal Desa Sudaji, Kecamatan Sawan mantan Ketua Partai Pelopor Buleleng yang sempat maju sebagai Cawabup dari Golkar di Pilkada 2007.

Sedangkan kandidat non kader lainnya yang digadang-gadang potensial maju ke Pilkada Buleleng 2017, rata-rata dari kalangan birokrasi. Mereka, antara lain, Dewa Gede Mahendra Putra (Karo Humas Setda Provinsi Bali yang baru saja usai jalankan tugas sebagai Penjabat Bupati Bangli), I Ketut Teneng (Kepala Inspektorat Provinsi Bali), I Ketut Rochineng (Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Bali), hingga Dewa Gede Puspaka (mantan atlet bulutangkis Bali yang kini Sekda Kabupaten Buleleng).

Informasi yang dihimpun NusaBali di Singaraja, Kamis (18/2), Ajik Cok Krisna dan Dewa Ketut Puspaka termasuk di antara kandidat non kader yang telah didekati parpol-parpol untuk kepentingan Pilkada Buleleng 2017. Ajik Cok Krisna terbilang tokoh baru di Buleleng. Namun, dengan investasi usahanya yakni ‘Krisna Oleh-oleh’ dan lainnya, nama Ajik Cok Krisna tidak asing lagi bagi warga Buleleng. Apalagi Ajik Cok Krisna kini aktif terun ke desa-desa untuk memperkenalkan diri sekaligus mengajak masyarakat menjaga kebersihan lingkungan.

Konon, Ajik Cok Krisna yang memiliki nama asli Gusti Ngurah Anom sudah mulai diincar banyak parpol untuk diusung ke Pilkada Buleleng 2017. Bahkan, ada yang langsung menawarinya posisi Cabup Buleleng. Siapkah Ajik Cok Krisna?
Dikonfirmasi NusaBali saat kegiatan kerja bakti di Desa Kayu Putih Melaka, Kecamatan Sukasada, Kamis pagi, Ajik Cok Krisna dengan tegas menyatakan tidak akan terjun ke dunia politik. Namun, dia tidak menampik sudah ada beberapa parpol yang menghubunginya untuk dicalonkan ke Pilkada 2017.

“Ya, memang ada parpol yang menghubungi saya. Tapi, saya tidak akan sampaikan siapa pengurus parpol itu. Yang jelas, saya pastikan tidak akan terjun ke dunia politik. Hati nurani saya mengatakan saya lebih cocok di bisnis. Tidak ada niatan sama sekali terjun ke politik,” tegas Ajik Cok Krisna.

Sikapnya ini juga disampaikan Ajik Cok Krisna kepada warga Desa Kayu Putih Melaka, sebelum kegiatan kerja bakti dimulai kemarin. “Saya terjun ke desa-desa, tidak ada hubungannya dengan politik. Saya tidak akan terjun ke politik, apalagi mencalonkan diri. Ini (kerja bakti) murni karena saya ingin semua desa bersih. Kalau semua desa bisa bebas dari sampah, wisatawan akan nyaman berkunjung ke Buleleng,” dalihnya.

Sekda Buleleng Dewa Ketut Puspaka juga santer diisukan akan maju ke Pilkada 2017. Birokrat yang juga Ketua Pemuda Panca Marga (PPM) Kabupaten Buleleng ini disebut-sebut dekat dengan Golkar, namun kabarnya berencana akan ambil formulir pendaftaran calon di PDIP. 

Saat dihubungi NusaBali per telepon, Kamis kemarin, Dewa Puspaka menyatakan dirinya lebih fokus menyukseskan Pilkada Buleleng 2017, ketimbang ikut bertarung. “Ah, tahu saja, sapa yang ngasi tahu? Tidak ada itu (mencalonkan diri, Red). Saya tahu diri kok. Sebagai Sekda, saya akan fokus menyukseskan pelaksanaan Pilkada Buleleng 2017 agar berjalan lancar dan aman,” tegas birokrat asal Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.

Selain Dwwa Puspaka, Luh Kerthianing jug digandang-gadang bakal nyalon lagi ke Pilkada Buleleng 2017. Namun, Srikandi asal Desa Sudaji yang tinggal di Jalan Komodo Singaraja ini memastikan dirinya tidak akan terjun lagi ke dunia politik. “Saya istirahat total dari politik. Memang banyak yang mendorong saya (nyalon), tapi saya sudah kadong konsentrasi ke bisnis. Dan, saya memang tidak mau lagi terjun ke dunia politik. Karena hati nurani dan kenyataan kadang tidak sama,” ujar Kerthianing yang dulu jadi Cawabup pendamping Nyoman Sugawa Korry (Golkar) di Pilkada Buleleng 2007.

Sementara itu, sumber NusaBali di lingkaran parpol menyebut trio Dewa Gede Mahendra, Ketut Teneng, dan Ketut Rochineng merupakan tokoh birokrasi Pemprov Bali yang paling berpeluang maju ke Pilkada Buleleng 2017. "Paling tidak, tiga nama ini yang berpeluang nyalon setidaknya posisi Cawabup ke Pilkada Buleleng 2017," ujar sumber lingaran parpol kepada NusaBali secara terpisah di Denpasar, Kamis kemarin.

Hanya saja, menurut dia, trio Dewa Mahendra (birokrat asal Desa Beratan, Kecamatan Buleleng), Ketut Teneng (birokrat asal Desa Les, Kecamatan Tejakula), dan Ketuit Rochineng (birokrat asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt) masih tunggu arah angin untuk tarung ke Pilkada 2017.

Hal ini juga diakui Ketuyt Rochineng saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar, Kamis kemarin. Menurut Kepala BKD Provinsi Bali ini, dirinya masih melihat perkembangan politik di Buleleng sebelum putuskan maju Pilkada 2017 atau tidak. Saat ini, dia mengaku belum ada keputusan untuk Pilkada Buleleng 2017. 

“Kalaupun selama ini terjun ke Buleleng, itu semata-mata karena memang kegiatan sosial blusukan ke masyarakat untuk menolong krama kurang mampu di daerah kelahiran saya. Sebagai warga rantau, ya wajar saya pulang kampung berbagi dengan sesama," jelas Rochineng.

Sedangkan Ketut Teneng mengatakan dirinya sangat apresiasi kalau rakyat Buleleng nanti bisa memilih calon-calon yang terbaik. "Saya apresiasi kepada rakyat Buleleng yang sudah mulai menimang calon pemimpinnya," ujar Teneng ketika dikonfirmasi terkait persiapan maju ke Pilkada Buleleng 2017, Kamis kemarin.

Soal maju atau tidak ke Pilkada Buleleng 2017, menurut Teneng, dirinya bukanlah seorang pemain di politik. "Saya hanya seorang PNS yang tidak punya kendaraan politik. Sebab, saya bukan orang politik yang punya garis partai. Ya, saya tak mau mimpi terlalu jauh di awang-awang nanti. Masih mikirlah?" tegas Kepala Inspektorat Provinsi Bali ini.

bagaimana dengan Dewa Gede Mahendra? Menurut Dewa Mahendra, semua orang pasti punya keinginan maju dan mengabdi. Namun demikian, semua harus menghitung kekuatan diri sendiri, selain menghitung kekuatan lawan. "Dalam politik itu, memang hitungannya detik, etapi kita juga harus mikir kekuatan sendiri plus kekuatan lawan. Kalau tidak memenuhi syarat dan tak punya kekuatan, jangan memaksakan diri, nanti alah mati konyol," ujar Karo Humas Setda Provinsi Bali ini.

Dewa Mahendra menegaskan, Pilkada Buleleng 2017 tetap menjadi ajang untuk mencari pemimpin terbaik. Untuk bertarung, seseorang haruslah memenuhi ketentuan 3 O. "Orang politik bilang harus punya 3 O, yakni otak, otot, ongkos. Kalau tidak ada tiga hal itu, ya O yang keempat, oyongan ibane (diam saja). Saya percaya rumus tersebut," kelakar Dewa Mahendra yang baru dua haru tuntas menjalankan tugas selama 7 bulan sebagai Penjabat Bupati Bangli. 7 k19,nat

Komentar