nusabali

Idap Gangguan Jiwa, Seorang Duda Tewas Diduga Terjatuh ke Sumur Beji

  • www.nusabali.com-idap-gangguan-jiwa-seorang-duda-tewas-diduga-terjatuh-ke-sumur-beji

Korban I Gustu Ngurah Putu Edi Muliarta pernah sekali dirawat di RSJ Bali di Bangli. Padahal beberapa hari sebelumnya di Pura Taman Beji baru selesai digelar upacara piodalan.

TABANAN, NusaBali
Seorang duda yang memiliki riwayat gangguan jiwa, I Gusti Ngurah Putu Edi Muliarta, 30, ditemukan tewas di dalam sumur tua di Banjar Gali Ukir Kaja, Desa Kebon Padangan, Kecamatan Pupuan, Tabanan pada Sabtu (24/3) pagi. Sumur tua tersebut berada di areal Pura Taman Beji, yang airnya dipakai nunas tirta oleh krama Desa Pakraman Gali Ukir saat ada upacara piodalan di Pura Taman Beji.

Informasi yang dihimpun, peristiwa ini terjadi pada Sabtu pagi sekitar pukul 07.30 Wita. Pada pagi hari itu Muliarta terlihat menunjukkan gejala kumat. Jika kumat, kebiasaannya adalah pergi dan menghilang dari rumahnya di Banjar Gali Ukir Kaja, Desa Kebon Padangan, Kecamatan Pupuan.

Khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan, saat pergi itu Muliarta diikuti oleh ibu dan adik kandungnya, dengan maksud mengajak pulang dan minta Muliarta diam di rumah. Tetapi ketika diajak pulang, Muliarta justru berlari menjauh dan tidak terkejar hingga keluarganya kehilangan jejak. Diperkirakan saat itu jaraknya sekitar 300 meter dari rumahnya.

Saat itu keluarga mencari korban menyusuri sekitar banjar. Tepat di areal Pura Taman Beji yang terdapat sumur beji tua yang airnya sering digunakan nunas tirta oleh krama Desa Pakraman Gali Ukir saat ada upacara piodalan di Pura Taman Beji, ibu korban melihat ada gelembung air dan langsung menduga anaknya Muliarta terjatuh ke dalam sumur beji.

Kemudian keluarga Muliarta melaporkan hal ini ke aparat desa. Selang beberapa menit warga dan aparat kepolisian berdatangan menuju lokasi. Berbagai alat seperti pompa dan kayu panjang disiapkan untuk membantu evakuasi jenazah Muliarta yang berada di dalam sumur beji yang kedalamannya sekitar 8 meter.

Upaya tersebut tidak berhasil. Hingga akhirnya upaya evakuasi Muliarta dilakukan dnegan melepas tali pancing ke dalam sumur beji. Lalu anak pancing berhasil mengait celana yang dipakai Muliarta, sehingga evakuasi bisa dilakukan dengan ditarik. Saat diangkat ke permukaan, kondisi Muliarta  sudah tidak bernapas. Setelah diperiksa petugas medis, Muliarta dinyatakan sudah meninggal.

Kapolsek Pupuan AKP Ida Bagus Mahendra, mengatakan begitu mendapatkan laporan pihaknya mengajak tim medis ke lokasi kejadian. Korban yang memiliki riwayat gangguan jiwa ditemukan tewas di dalam sumur, diduga terjatuh lalu tenggelam. Peristiwa ini diketahui oleh ibu kandung korban yang membuntuti korban ketika lari, namun sempat kehilangan jejak. “Ibu korban lihat gelembung di dalam sumur beji, dan menduga anaknya jatuh ke sumur,” ungkapnya.

Proses evakuasi yang berlangsung hampir 1 jam tersebut dibantu oleh keluarga korban dan warga setempat. Tangis histeris keluarga pun santer terdengar saat jenazah Muliarta berhasil dievakuasi dari sumur.

“Sekarang jenazah sudah di rumah duka. Korban merupakan duda anak satu, yang sempat menikah tetapi sudah pisah,” jelas AKP Mahendra.Sementara itu Perbekel Kebon Padangan I Made Arif Hartawan mengaku baru mendapat laporan satu jam sesudah kejadian. Sampai di lokasi dia sudah mendapati korban Muliarta sedang dievakuasi.

Diakui, Muliarta memang memiliki riwayat gangguan jiwa. Berawal dari sekitar 5 tahun lalu Muliarta sempat kecelakaan lalu lintas dan terjadi gumpalan di dalam otaknya. Sejak saat itu dia mengidap gangguan jiwa. Hal ini pun dituturkan oleh pihak keluarga.

“Memang sering kumat, kumatnya kadang mengamuk dan pergi, sehingga sudah sempat dirawat sekali di Rumah Sakit Jiwa yang ada di Bangli. Dan saat ini juga masih proses penyembuhan,” beber Hartawan.

Selain memiliki riwayat gangguan jiwa, saat ini Muliarta berstatus duda memiliki seorang anak laki-laki usia 5 tahun. Sekitar 1 tahun lalu Muliarta berpisah dari istrinya. “Kalau korban tidak kumat, dia bantu keluarga ikut jual beli duren. Orangnya senang bergaul. Tetapi ketika kumat itu dia sering ngamuk-ngamuk,” tutur Hartawan.

Menurut Hartawan, lokasi kejadian atau tempat Muliarta yang diduga menceburkan diri ini adalah sumur beji yang sering digunakan krama Desa Pakraman Gali Ukir nunas tirta ketika ada upacara piodalan di Pura Taman Beji. Lantaran peristiwa tersebut, nanti akan digelar pacaruan. “Pasti nanti ada upacara pacaruan, karena sumur beji sering digunakan nunas tirta oleh krama setempat,” imbuhnya.

Berdasarkan rembuk keluarga dan akan ada upacara di Desa Pakraman Gali Ukir, jenazah Muliarta dikuburkan pada Saniscara Pon Sinta, Sabtu (24/3). “Nanti akan ada upacara agama, dan kebetulan juga ada hari baik, akan dilakukan upacara ngurug sore ini (kemarin sore),” ujar Hartawan.

Ditambahkannya, sebelum kejadian ini, tiga hari yang lalu di Pura Taman Beji baru selesai digelar upacara piodalan. “Peristiwa seperti ini baru pertama kali terjadi di sumur beji. Kalau sekitar 50 meter dari lokasi ada sumur tua, pernah terjadi bayi tenggelam tetapi sekarang sumur itu sudah diuruk dan tidak berfungsi,” tandasnya. *d

Komentar