nusabali

Setelah 150 Tahun, Digelar Mamungkah dan Ngenteg Linggih

  • www.nusabali.com-setelah-150-tahun-digelar-mamungkah-dan-ngenteg-linggih

Pangempon Pura Penataran Sangging, Banjar/Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli akan menggelar karya Mamungkah lan Ngenteg Linggih pada Purnama Kedasa, Saniscara Kliwon Landep, Sabtu (31/3) mendatang.

BANGLI, NusaBali
Karya ini digelar setelah 1,5 abad atau selama 150 tahun tidak menggelar karya serupa. Selama rentang waktu itu, krama pangempon hanya rutin menggelar piodslsn setiap 210 hari sekali.

Prajuru Pura Penataran Sangging, I Wayan Tamba, I Wayan Suardana, dan I Made Mudianta, menjelaskan pelaksanaan karya bertepatan dengan selesainya pembangunan di Pura Penataran Sangging. Disampaikan bila karya di Pura Penataran Sangging tidak dilaksanakan hampir 150 tahun. Dimana dari dua generasi tidak mengetahui kapan terakhir pelaksanaan karya. “Orang tua hingga kakek yang sudah menjadi Dewa Hyang tidak mengetahui kapan terakhir karya dilaksanakan. Yang jelas dulu pernah dilaksanakan, bukti dari pedeman yang kami temukan saat melakukan pembongkaran salah satu palinggih,” ungkap Wayan Tamba, Jumat (23/4). Dikatakan, pangempon Pura Penataran Sangging berasal dari beberapa banjar di kelurahan Kawan, Bangli, meliputi Banjar Kawan, Banjar Griya, dan Banjar Pule dengan pengayah pengarep sebanyak 24 kepala keluarga, sementara baleangkep sebanyak 56 kepala keluarga.

Disebutkan pula bahwa krama dadia juga ada yang berasal dari wilayah Gianyar, seperti Ubud, Sukawati, wilayah Karangsem serta ada pula dari Buleleng. Sejak enam bulan lalu sudah mulai melakukan persiapan. Ngayah mulai pukul 08.00 Wita hingga 16.00 Wita. Karena sudah mendekati hari H, pelaksanaan ngayah juga dilakukan malam hari. Khusus untuk krama dari luar, ngayah tidak terikat disesuaikan dengan kemampuan. “Mereka tidak terikat, tidak harus mengikuti sepenuhnya kegiatan disini. Dimaklumi karena tempat tinggal cukup jauh,” jelasnya.Anggaran karya yang mencapai ratusan juta sudah dipersiapan oleh krama sejak 3 tahun lalu. Setiap bulannya dilakukan paruman sekaligusndan krama membayar iuran atau paturunan. Pengarep iuran Rp 150 ribu per bulan dan baleangkep Rp 140 ribu per bulan. “Istilahnya dicicil, kalau sekalian akan dirasa berat, apalagi jumlah pangempon tidak banyak,” sebutnya. Adapula krama yang mapunia uang ataupun barang. Dijelaskan, pada puncak karya ngenteg linggih, kebat daun, ngebekin, ngingkup, mangun ayu, akan dipuput oleh Ida Shri Mpu Nabe Pande Tamanbali serta Ida Shri Empu Pande dari griya Sidan. Karya di Pura Penataran Sangging akan berlangsung hingga Wraspati Kliwon Wuku Ukir, 5 April mendatang. *e

Komentar