nusabali

Dagang Koran Ambil Formulir Pencalonan

  • www.nusabali.com-dagang-koran-ambil-formulir-pencalonan

Entah sekadar iseng atau bagaimana, seorang dagang koran nekat ambil formulir pendaftaran sebagai Bakal Calon (Balon) Bupati Buleleng di Posko PDIP, Jalan Gajah Mada Singaraja, Rabu (17/2) pagi. 

SINGARAJA, NusaBali
Dia adalah Luh Made Marwati, 40, ibu rumah tangga yang kesehariannya menjajakan koran di areal parkir Jalan Diponegoro Singaraja.

Luh Made Marwati datang ke Posko Penjaringan dan Penyaringan Balon Bup0ati-Wakil Bupati DPC PDIP Buleleng di Jalan Gajah Mada Singaraja, Rabu pagi sekitar pukul 08.30 Wita. Marwati datang untuk ambil formulir pendaftaran bakal calon dengan dibonceng motor oleh rekannya, setelah sempat berjualan koran di tempat mangkalnya. 

Bukan tanggung-tanggung, ibu rumnah tangga berusia 40 tahun yang kesehariannya dagang koran ini mengambil formulir untuk posisi Calon Bupati Buleleng. Dia tak keder bersaing dengan kandidat incumbent Putu Agus Suradnyana dan Nyoman Sutjidra dalam berebut rekomendasi dari DPP PDIP untuk tarung ke Pilkada Buleleng 2017. Pasangan Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra (incumbent yang masih menjabat Bupati-Wakil Bupati Buleleng 2012-2017) telah lebih dulu ambil formulir pendaftaran ke Posko PDIP, Selasa (16/2) lalu.

Marwati mengaku dirinya memberanikan diri ambil formulir pencalonan sebagai Balon Bupati Buleleng, karena terinspirasi oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Sukarnoputri. Kenmdati perempuan, Megawati yang berdarah Buleleng dari neneknya, toh bisa menjadi Presiden RI. “Tidak ada istilah tak mungkin di dunia ini. Semuanya bisa saja terjadi, termasuk saya,” tegas Marwati.

Siapa Luh Made Marwati? Dia merupakan istri dari I Made Sudama, yang juga jualan koran di Kota Singaraja. Dari pernikahannya dengan Made Sudarma, Marwati dikaruniai tiga anak: Putu Mas Darmawan, 18, Kadek Dwi Novara Dharma Krisna,13, dan Komang Angga Dita, 8. Keluarga sederhana ini tinggal di Gang Kelapa Muda Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng. 

Sebagai ibu rumah tangga, Marwati mengisi kesehariannya dengan berjualan koran di Jalan Diponegoro Singaraja. Marwati mengaku memiliki cukup banyak loper (anak buah) yang mengambil korannya untuk dijajakan kembali. Setiap hari, Marwati jualan koran sejak subuh pukul 05.00 Wita hingga pagi pukul 10.00 Wita, tergantung habisnya barang dagangan.

“Saya ingin nyalon sebagai wong cilik. PDIP kan partai wong cilik, sehingga harus peduli dengan wong cilik,” tandas Marwati kepada NusaBali. Sembari menunggu mekanisme selanjutnya dalam penjaringan calon di PDIP, Marwati akan tetap menggeluti usaha jualan koran. 

Marwati berjanji akan secepatnya mengembalikan formulir pendaftaran ke Posko PDIP Buleleng. Dia pun optimistis akan dapat rekomendasi dari DPP PDIP untuk maju ke Pilkada Buleleng 2017. “Yakin-lah, karena Bu Megawati peduli dengan wong cilik. Makanya, saya optimis wong cilik juga bisa maju,” katanya. 

Perhatian lebih kepada wong cilik, kata dia, perlu diberikan. “Di kalangan pedagang koran, saya juga punya banyak loper tersebar di Buleleng. Pelanggan saya mencapai ribuan. Saya hanya ingin Buleleng bangkit, supaya ada wong cilik berbicara,” sebut Marwati.

Sementara itu, salah satu Panitia Penjaringan dan Penyaringan Balon Bupati-Wakil Bupati PDIP Buleleng, Komang Dauh, mengatakan pihaknya menanggapi serius jurus ambil formulir dagang koran tersebut. Sebagai partai terbuka, PDIP menerima siapa saja yang datang mendaftar. Penentuan soal lolos tidaknya seseorang yang nyalon nanti, ada pada mekanisme partai. 

“Ini (kedatangan Luh Made Marwatiu ambil formulir, Red) sebagai tanda kalau PDIP adalah partai milik wong cilik. Kami sebagai partai terbuka, senantiasa menerima siapa saja. Nanti ada mekanisme partai yang menentukan layak tidaknya untuk dicalonkan. Kami sebagai panitia hanya menerima pelamar,” jelas Komang Dauh saat dikonfirmasi NusaBali. 7 k19

Komentar