nusabali

Sakit Kanker, Gantung Diri di Rumah Menantu

  • www.nusabali.com-sakit-kanker-gantung-diri-di-rumah-menantu

Terjadi saat Nyepi, kelian banjar rencanakan pacaruan di Balai Banjar Taman, Desa Batuagung, Kecamatan/Kabupaten Jembrana.

NEGARA, NusaBali
Warga seputaran Banjar Taman, Desa Batuagung, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, yang tengah melakukan Catur Brata Penyepian, Sabtu (17/3) pagi, dihebohkan dengan kejadian seorang ibu rumah tangga (IRT) Ni Kade Endriyati, 54, yang tewas gantung diri di rumah menantunya di Banjar Taman. Korban yang berstatus janda dari Lingkungan Keladian, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, itu diduga nekat bunuh diri karena depresi lantaran penyakit kanker lidah yang dideritanya.

Berdasar informasi, peristiwa gantung diri tersebut pertamakali diketahui menantunya, I Komang Gede Harta Wiguna, 40, pada sekitar pukul 06.00 Wita atau tepat saat mulai Nyepi. Ketika itu, Harta Wiguna yang baru bangun tidur, kaget melihat mertuanya dengan keadaan leher terikat kain  tergantung pada teralis jendela di ruang tamu. Melihat korban yang sudah meninggal dunia, Harta Wiguna langsung melapor kepada aparat banjar serta desa setempat, dan diteruskan kepada pihak kepolisian serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana.

Menerima laporan tersebut, Tim Inafis Polres Jembrana sempat turun melakukan olah TKP. Begitu juga dilakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah korban oleh seorang dokter Pukesmas Jembrana I. Setelah dilakukan pemeriksaan awal, dan tidak ditemukan tanda-tanda mencurigakan terhadap kematiannya, jenazah korban lanjut dibawa ke RSUD Negara menggunakan ambulans jenazah dari BPBD Jembrana, yang juga sempat menurunkan 6 orang personel Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk membantu evakuasi jenazah Endriyati.

Kelian Banjar Taman Ida Bagus Arnawa, Minggu (18/3), membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, korban yang berstatus janda dengan memiliki satu orang anak perempuan menikah dengan salah satu warga di wilayah banjarnya tersebut, bukan merupakan warga banjarnya. Namun karena sakit, yakni mengidap kanker lidah, korban diajak tinggal di rumah menantunya, agar ada yang merawat. Lantaran di rumahnya di Lingkungan Keladian, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, juga ada keluarga sakit.

“Katanya ya sudah ada sebulan diajak tinggal menantunya. Tetapi, belum ada melapor, dan saya baru tahu pas kejadian gantung diri,” katanya.

Menurut Arnawa, sesuai keterangan pihak keluarga, korban kerap mengeluhkan penyakit kanker lidah yang dideritanya. Sebenarnya, penyakit kanker itu sudah sempat dioperasi. Namun karena tidak kunjung sembuh, diduga korban mengalami depresi, sehingga nekat bunuh diri. “Sebelumnya, korban juga sempat mencoba bunuh diri dengan menceburkan diri ke sumur di rumahnya di Keladian, tetapi berhasil dicegah,” ujarnya.

Karena peristiwa orang tewas gantung diri (ulah pati) diketahui terjadi saat Nyepi, Arnawa sudah menyarankan agar menantu korban segera melakukan pacaruan. Termasuk, dirinya selaku Kelian Banjar Taman berencana mengadakan pacaruan di Balai Banjar Taman, dengan harapan menyucikan kembali wilayahnya karena musibah saat hari suci tersebut. “Nanti kami rencanakan macaru  di balai banjar. Untuk  banten dan kapan pacaruan-nya, masih akan kami bicarakan lagi,” ungkapnya.

Sementara prosesi pengabenan jenazah Endriyati, menurut Arnawa, sesuai koordinasi dengan sang menantu yang seorang kontraktor, diakui akan dikremasi di krematorium di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung, pada Jumat (23/3). Sembari menunggu kremasi tersebut, jenazah dititipkan sementara di RSU Negara. “Keluarga memilih kremasi, karena pertimbangan di rumah korban di Keladian ada keluarga sakit,” tuturnya. *ode

Komentar