nusabali

Melasti di Pantai Petitenget Diwarnai Ritual Ngurek

  • www.nusabali.com-melasti-di-pantai-petitenget-diwarnai-ritual-ngurek

Ribuan pamedek dari tiga desa pakraman kawasan Kabupaten Badung dan Kota Denpasar menggelar upacara melasti serangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940 di Pantai Petitenget, Desa Adat Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung pada Buda Pon Watu-gunung, Rabu (14/3).

MANGUPURA, NusaBali
Upacara melasti di Pantai Petitenget kemarin diwarnai kerauhan (kesurupan) disertai ritual ngurek (menusuk perut) senjata menggunakan keris.Pamedek yang melasti di Pantai Petitenget, Rabu kemarin, berasal dari Desa Pakraman Kerobokan (Kecamatan Kuta Utara, Badung), Desa Pakraman Padang Luwih (Kecamatan Kuta Utara, Badung), dan Desa Pakraman Padangsambian (Kecamatan Denpasar Barat). Ritual melasti digelar sejak pagi pukul 08.00 Wita hingga petang pukul 18.00 Wita.

Ada 237 jempana pratima untuk linggih Ida Batara yang diusung krama dalam upacara melasti ke Pantai Petitenget kemarin. Menurut Bendesa Pakraman Kerobokan, Anak Agung Putu Sutarja, pamedek yang melasti mengiringi jempana ke Pantai Petitenget mencapai puluhan ribu orang. “Kalau dihitung, kira-kira mencapai 40.000 pamedek,” jelas Gung Putu Sutarja.

Pamedek secara bergantian melakukan persembahyangan. Dalam upacara melasti kemarin, diwarnai aksi ngurek menggunakan senjata keris. Mereka yang ngurek itu dalam kondisi kerauhan, sehingga mereka tidak sampai terluka. Ritual ngurek ini dipercaya sebagai cara dalam menyeimbangkan dan menjaga keharmonisan antara dunia nyata dan tidak nyata.

Pamedek yang kerauhan hingga ngurek ini bukan hanya kaum lanang (lelaki), namun banyak juga kaum istri (perempuan). Menurut Ketua PHDI Bali, Prof Dr IGN Sudiana MSi, ritual ngurek ini pertanda persembahan sudah diterima para dewa. “Ngurek sebagai tanda persembahan sudah diterima oleh para dewa yang hadir. Ini membuktikan apa yang bersifat negatif sudah dinetralisir menjadi positif," ujar tokoh lembaga umat yang juga Rektor IHDN Denpasar ini seperti dilansir kumparan.news, Rabu kemari.

Sementara itu, Kapolres Badung AKBP Yudith Satriya Hananta menyatakan Pantai petitenget merupakan satu dari 6 titik lokasi ritual melasti di wilayah Gumi Keris, serangkaian Nyepi tahun Baru Saka 1940 yang jatuh pada Saniscara Umanis Watugungung (bertepatan Hari Raya Saraswati), Sabtu (17/3) lusa. Enam (6) titik lokasi melasti lainnya masing-masing di Pantai Berawa, Pantai Batu Bolong, Pantai Pererenan, Pantai Seseh, Pantai Sogsogan, dan Pantai Mengening.

Dari 7 titik lokasi melasti ini, yang paling padat pamedeknya adalah Pantai Petitenget. Karena jalur menuju pantai petitenget yang sempit, sehingga banyak dilakukan pengalihan arus lalulintas. "Yang menjadi atensi utama kami adalah Pantai Petitenget, karena selain pamedeknya banyak, juga jalannya kecil-kecil sehingga perlu pengalihan arus," katanya. *yud

Komentar