nusabali

Komnas HAM Bentuk Tim Khusus

  • www.nusabali.com-komnas-ham-bentuk-tim-khusus

Pantau kasus Novel, libatkan Franz Magnis Suseno dan Alissa Wahid

JAKARTA, NusaBali
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) membentuk Tim Pemantau kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan yang terjadi April 2017 lalu. Sandrayati Moniaga, Ketua Tim Pemantau mengatakan tim ini dibentuk atas dasar desakan dari masyarakat yang ingin kasus Novel Baswedan diusut tuntas.
 
"Tujuan tim ini yang utama adalah mempercepat proses pengusutan kasus Novel dan menunjukkan keadilan yang sesungguhnya dalam Koridor HAM," ujar Sandrayati dalam jumpa pers di Komnas HAM, Jumat (9/3) seperti dilansir cnnindonesia. Sandrayati menyampaikan, tim pemantau kasus Novel memiliki kekuatan karena diputuskan dalam sidang paripurna Komnas HAM dan mendapat dukungan dari masyarakat sipil.
 
Terkait kerja tim pemantau, Sandrayati menjelaskan selain melakukan pemantauan, tim juga akan mengumpulkan berbagai dokumen, mempelajari data dan bukti, mendengarkan keterangan dari pihak-pihak yang terkait termasuk saksi dari Novel.
 
Dalam kerjanya, tim akan bekerja sama dengan semua pihak terkait seperti Kepolisian, KPK, organisasi HAM, termasuk Presiden Joko Widodo dan elemen masyarakat. "Tim nanti akan membuat laporan tertulis untuk disampaikan ke pihak yang lebih berwenang, " ucap Sandrayati.
 
Lantaran sifatnya yang berupa rekomendasi, Komnas HAM mengaku tidak memiliki kewenangan lebih. Apalagi pihaknya menyadari, desakan kepada Presiden untuk dibentuknya Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) pun belum direspons. "Jadi rekomendasi Komnas HAM sewajarnya ditaati pemerintah, tapi ini tergantung political will pemerintah sendiri ya," timpal Sandrayati Moniaga, Komisioner HAM yang didapuk sebagai ketua tim.
 
Tim pemantau dibentuk setelah disetujui dalam sidang paripurna Komnas HAM Februari lalu. Berdasarkan keputusan sidang paripurna Komnas HAM RI nomor 02/SP/II/2018 tanggal 6-7 Februari 2018, anggota tim pemantau terdiri dari Sandrayati Moniaga sebagai ketua dan sejumlah anggota seperti Ahmad Taufan Damanik dan M Choirul Anam. Tim juga melibatkan tokoh masyarakat yaitu Franz Magnis Suseno, Abdul Munir Mulkhan, Alissa Wahid, dan Bivitri Susanti.
 
Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal pada April 2017 lalu saat berjalan pulang usai salat subuh berjemaah di masjid dekat rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Serangan itu menyebabkan kedua mata Novel rusak. Dia pun harus menjalani perawatan di Singapura.
 
Novel kembali ke Jakarta untuk pertama kali usai serangan itu, Februari lalu. Dia di Jakarta sambil menjalani rawat jalan dan akan kembali ke Singapura pada April mendatang untuk melanjutkan perawatannya. Perkembangan pengusutan kasus Novel hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Polisi belum berhasil menahan satu pun pelaku penyerangan terhadap Novel. *

Komentar