nusabali

Pelebon Pawang Wong Samar Dipuput 3 Pedanda

  • www.nusabali.com-pelebon-pawang-wong-samar-dipuput-3-pedanda

Pawang wong samar yang juga seniman dalang wayang kulit, Ida Bagus Mangku Putu Putra dari Gria Keniten, Banjar Bambang Biaung, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, diaben di setra Tunon pada Buda Umanis Dukut, Rabu (7/3).

AMLAPURA, NusaBali

Upacara palebon dipuput tiga sulinggih yakni Ida Pedanda Gede Putu Ngenjung dari Gria Keniten, Ida Pedanda Istri Rai Taman dari Gria taman, dan Ida Pedanda Wayan Buruan dari Gria Putra Sidemen.

Almarhum Ida Bagus Mangku selama ini dikenal sebagai pawang wong samar, terutama saat Karya Mamukur di Gria Taman, Banjar Pegubugan, Agustus 2016. Sebelum membangun piyadnyan mesti membongkar lahan tegalan yang penuh semak-semak dan kayu besar dihuni beragam wong samar. Saat itulah almarhum intensif berkomunikasi dengan beragam wong samar agar rela berpindah tempat. Upaya niskala berhasil dilakukan walau menghadapi tantangan.

Selebihnya almarhum melayani pengobatan untuk masyarakat yang sakit karena juga sebagai balian (dukun). Di samping itu almarhum dikenal sebagai seniman dalang wayang kulit. Almarhum sering mementaskan wayang kulit terutama pada wuku Wayang, kaitannya upacara Sapu Leger. Ida Bagus Mangku Putu Putra meninggal karena menderita sakit asam urat dan kadar gula darahnya turun naik. Meninggal di Puskesmas Selat Kamis (1/3). Almarhum meninggalkan seorang istri, Ida Ayu Ketut Karniati, tiga anak, dan empat cucu. “Suami saya memang cukup lama sakit, keluar masuk rumah sakit. Terutama kadar gulanya sering naik,” kata Ida Ayu Ketut Karniati.

Terakhir, gula darahnya turun naik dan diawali tidak bisa minum dan makan. Pada Kamis (1/3) langsung dilarikan ke Puskesmas Selat. Sempat menjalani perawatan beberapa jam, kemudian meninggal pukul 06.30 Wita. Putra almarhum, Ida Bagus Made Astawa mengakui, ayahnya keluar masuk rumah sakit dengan keluhan gula darah tinggi. “Belakangan kondisi fisiknya menurun hingga tidak bisa minum,” katanya. Prosesi palebon diawali di Gria Keniten menggelar upacara ngaskara, disusul pembakaran layon (jenazah) di Setra Tunon, kemudian persembahyangan terakhir, dan nganyut di Sungai Sangsang, batas Desa Duda dengan Desa Duda Timur. *k16

Komentar