nusabali

MUTIARA WEDA : Perlakuan Terhadap Anak

  • www.nusabali.com-mutiara-weda-perlakuan-terhadap-anak

Sampai umur lima tahun, orangtua harus memperlakukan anaknya sebagai raja. Dalam sepuluh tahun berikutnya sebagai pelayan, dan setelah umur enam belas tahun ke atas harus diperlakukan sebagai kawan

Rajawat panca warnesu dana warnesu dasawat,
Mitrawat sodanawarsa ityetat ptranasanam.
(Slokantara, 22)

NASIHAT bijak tentang bagaimana sebaiknya memperlakukan anak dituangkan dalam slokantara. Menurut teks ini, anak baru lahir sampai umur lima tahun hendaknya diperlakukan seperti raja. Segala keperluannya harus disiapkan. Seluruh perhatian harus tercurahkan kepadanya. Di atas itu, saat berumur enam sampai enam belas tahun diperlakukan kebalikannya. Dia harus diperlakukan sebagai pembantu, giliran orangtua yang dilayani. Setelah umur di atas enam belas tahun, anak kemudian menjadi seorang sahabat. Cara ngomong menjadi berbeda. Perlakuan apapun mesti berbeda. Dia adalah teman yang kebetulan tinggal bersama.

Mengapa penentuan cara memperlakukan anak dengan kriteria umur seperti itu? Oleh karena anak di bawah umur lima tahun masih sedang berkembang baik secara fisik maupun psikis. Pembentukan awal anak dimulai sejak dilahirkan. Untuk itu, segala keperluannya harus diperhatikan. Perkembangan mental anak biasanya telah sempurna setelah umur tujuh tahun. Artinya anak telah belajar hampir semua hal. Pembelajaran apa yang mesti diberi pada tahun berikutnya hanyalah berupa pengayaan dan pemahaman secara intelek, tetapi pemahaman dasar tentang keberadaan semesta telah mengakar pada dirinya.

Dalam konteks ini, untuk mematangkan karakternya, anak harus diperlakukan seperti pelayan, artinya, anak itu setelah di atas lima tahun mesti diajak untuk mengerjakan apapun yang sesuai dengan umurnya. Anak mesti dilatih untuk bisa membersihkan dirinya, membersihkan kamar tidurnya sendiri, mencuci pakaiannya sendiri, belajar menyapu halaman, dan membersihkan toilet. Anak harus diperbantukan untuk mengerjakan hal-hal dasar, sebab karakter anak bisa ditumbuhkan dengan baik melalui kegiatan-kegiatan dasar itu. Jika umur tersebut dibiarkan berlalu, maka pematangan dari apa yang telah dipelajarinya sejak awal perkembangan akan tetap mentah. Ketika umur anak di atas enam belas tahun, mempenetrasi anak terhadap hal-hal dasar akan sulit. Artinya anak telah tumbuh menjadi dewasa, memberikan dasar-dasar pendidikan karakter akan sangat sulit.

Anak yang tidak mendapat tempaan yang berat di masa kecilnya, biasanya akan sedikit lemah. Ketika ada suatu masalah yang agak besar menghampirinya, kebanyakan dari mereka akan kelimpungan. Dia tidak tahu apa yang ahrus dilakukannya. Bahkan tidak jarang, anak yang dimanjakan terus-menerus akan tidak pernah bisa mandiri. Semuanya harus disediakan. Selamanya tergantung dari orangtuanya. Usianya saja yang terus bertambah tetapi perkembangan mentalnya berhenti dan masih tetap anak-anak. Jika seorang anak setelah berumur di atas lima tahun tidak pernah mengerjakan pekerjaan dasar seperti mencuci, menyapu, dan yang sejenisnya, dipastikan ketika usia dewasa, dia tidak akan memiliki mental yang terlatih. Terkecuali ada beberapa anak yang tumbuh genius, walaupun orangtuanya tidak pernah menekankan pada jenis pekerjaan kasar seperti itu, anak itu sendiri memang telah memiliki inisiatif untuk mengerjakan hal lain yang membuatnya matang.

Apa yang terjadi belakangan ini pada orangtua adalah masih banyak yang memanjakan anaknya. Dengan dalih sayang atau tidak sesuai mengerjakan pekerjaan kasar yang semestinya dikerjakan pembantu, seorang ibu akhirnya tidak memberikan kesempatan anaknya untuk belajar hal-hal dasar. Jika dilihat dalam konteks pendidikan, hal ini sangat fatal, sebab tindakan ini sesungguhnya memotong kesempatan anak untuk belajar sesuatu yang bersifat dasar. Artinya, anak harus menumbuhkan karakter yang sebenarnya telah laten ada di dalam dirinya. Oleh karena tidak diberikan kesempatan, karakter tersebut tidak tumbuh dan tetap sebagai benih. Bunga atau buah dari karakter anak akan bisa dilihat hanya ketika pohonnya tumbuh dan berkembang. Tetapi oleh karena kesalahan orangtua, anak harus berhenti berkembang. Fisiknya terus berkembang tetapi mentalnya tetap sama. Semestinya, perkembangan fisik harus diikuti oleh perkembangan mental yang bagus. Maka dari itu, sangat penting orangtua memahami dan mendalami ajaran yang disampaikan oleh slokantara di atas. Terutama-ibu-ibu harus benar-benar memahami dengan benar apa yang menjadi kebutuhan anak, bukan malah membiarkannya dengan dalih yang lain. 7

I Gede Suwantana
Direktur Indra Udayana Institute of Vedanta

Komentar