nusabali

Nyepi 'Zaman Now', Internet Bakal Dimatikan

  • www.nusabali.com-nyepi-zaman-now-internet-bakal-dimatikan

terpenting dari poin ini adalah bagaimana mendorong umat Hindu khususnya dalam Hari Raya Nyepi biar lebih khusuk. Jangan dulu emosi. Kalau diajak untuk kebaikan, satu hari saja kan tidak apa-apa (Ketua PHDI Bali, Prof Dr IGN Sudiana Msi)

Nitizen dan Masyarakat Masih Pro Kontra

DENPASAR, NusaBali
Pro kontra terkait akan dimatikannya jaringan internet selama sehari penuh saat pelaksanaan Hari Raya Nyepi Caka 1940 masih bergulir di kalangan pengguna internet (nitizen) dan masyarakat. Pasalnya, tahun ini seruan bersama yang dikeluarkan oleh majelis-majelis agama dan keagamaan Provinsi Bali menambah poin baru, yakni provider penyedia jasa seluler diharapkan untuk mematikan data seluler (internet) pada Sabtu 17 Maret 2018 pukul 06.00 Wita hingga Minggu 18 Maret pukul 06.00 Wita.

Seruan bersama ini dikeluarkan setelah mengadakan rapat bersama antara Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama RI Provinsi Bali bersama Pemerintah Provinsi Bali, Polda Bali, Korem 163/Wirasatya, MUDP Bali, FKUB Provinsi Bali, Majelis-majelis Agama dan Keagamaan pada 15 Februari 2018 lalu di Hotel Grand Santhi Denpasar.

Seruan bersama ini ditandatangani oleh Ketua PHDI Provinsi Bali Prof Dr IGN Sudiana MSi, Bendesa Agung MUDP Bali Jro Gede Putu Suwena Putus Upadesa, Ketua FKUB Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, Ketua Umum MUI Bali H M Taufik Asadi SAg, Ketua Umum MPAG Provinsi Bali Bishop I Nengah Suama MTh, Ketua Umum Walubi Provinsi Bali Pdt Eka Wiradarma, MATAKIN Provinsi Bali Adinata SE, Keuskupan Denpasar Romo Yosef Wora SVD. Serta diketahui oleh Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Bali I Nyoman Lastra SPd MAg, Kapolda Bali Irjen Pol Dr Petrus R Golose, Komandan Korem 163/Wirasatya Kolonel Arh I Gede Widiyana, serta Gubernur Bali Made Mangku Pastika.

Ada delapan poin dalam seruan bersama tersebut. Namun, satu yang paling menyita perhatian nitizen dan masyarakat, yakni mematikan jaringan internet yang tahun sebelumnya tidak ada seruan seperti hal tersebut. Namun, yang dimatikan hanya jaringan internet saja, tanpa memutus saluran telepon maupun SMS.

Menurut Ketua PHDI Bali, Prof Dr IGN Sudiana MSi, seruan soal internet ini sudah melalui pertimbangan secara bersama-sama. Namun pihaknya menyadari, memang akan terjadi pro dan kontra akan hal ini. “Memang akan terjadi pro dan kontra, tapi bagi kita khususnya umat Hindu, internet itu ada kaitannya dengan unsur hiburan. Nah, hiburan termasuk Amati Lelanguan yakni tidak boleh bersenang-senang dan tidak menyalakan yang bersifat hiburan. Sehingga diharapkan tidak disiarkan internet itu karena di sana banyak hiburan, dan kemungkinan Amati Lelanguan saat itu lebih besar,” ungkapnya kepada NusaBali, Selasa (6/3).

Prof Sudiana menegaskan, ini bukan pertimbangan dari PHDI Bali semata, namun merupakan hasil pertimbangan secara bersama-sama hingga akhirnya dikeluarkan seruan bersama. Namun, khusus untuk poin mematikan internet ini masih berbentuk imbauan. Berangkat dari imbauan tersebut, barulah disampaikan ke Kementerian Kominfo. “Ini kan masih dalam bentuk imbauan bersama. Imbauan inilah dasar kita untuk menyampaikan ke Kementerian Kominfo. Kemudian Kominfo lanjut ke provider internetnya. Saya rasa provider internet mungkin juga terketuk hatinya untuk membantu kekhusukan perayaan Hari Raya Nyepi umat Hindu di Bali,” katanya. “Yang terpenting dari poin ini adalah bagaimana mendorong umat Hindu khususnya dalam Hari Raya Nyepi biar lebih khusuk. Jangan dulu emosi. Kalau diajak untuk kebaikan, satu hari saja kan tidak apa-apa. Kan sudah setahun main internet dan tidak pernah berhenti. Saya kira, pasti bisa itu, kalau memang tujuannya melaksanakan Brata Penyepian yang sesungguhnya,” imbuhnya.

Prof Sudiana yang juga Rektor IHDN Denpasar ini juga menyinggung, dulu penutupan bandara juga banyak mendapatkan penolakan. "Jika umat sudah merasakan betapa nikmatnya merasakan sepi, bisa jadi nantinya ketagihan. Seperti halnya dulu terkait dengan penutupan bandara juga awalnya mendapatkan banyak penolakan," ucapnya.

Di sisi lain, Ketua FKUB Bali, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet menjelaskan, pertimbangan pemutusan  internet karena dianggap bisa menjadi salah satu ajang provokasi yang muncul dari media sosial. Sehingga Dinas Kominfo dan KPID berencana memblock jaringan internet selama Hari Suci Nyepi pada 17 Maret mendatang.

“Menurut laporan, yang ramai kan di facebook, instagram dan media sosial lainnya. Untuk mengurangi adanya suatu provokasi yang akan merusak Hari Suci Hindu sendiri alangkah baiknya dipadamkan. Teknisnya oleh Kominfo, tetapi tidak memutus saluran telepon dan SMS. Tetap bisa seperti biasa,” ujarnya.

Sedangkan untuk pelayanan publik seperti rumah sakit, kepolisian, dan bencana menurutnya hanya menggunakan via telepon dan SMS. “Secara pelayanan di rumah sakit dan bencana tidak akan jadi masalah jika hanya internet dipadamkan. Bisa menggunakan telepon agar dapat penanganan cepat,” katanya.

Untuk sektor pariwisata, kata Ida Panglisngsir, saat Nyepi tidak ada yang bekerja, terlebih pelaku pariwisata dan hotel-hotel tidak akan menerima cek in ataupun cek out. Karenanya, sehari sebelum Nyepi sudah pasti hari terakhir beraktivitas untuk mengurus tempat menginap wisatawan. *in

Komentar