nusabali

Lontar Umur 1,5 Abad Rusak karena Dimakan Tikus

  • www.nusabali.com-lontar-umur-15-abad-rusak-karena-dimakan-tikus

Menjelang Hari Raya Saraswati, penyuluh Bahasa Bali bersama petugas Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dan Dinas Kebudayaan Tabanan melaksanakan bakti Saraswati yaitu konservasi dan identifikasi lontar milik keluarga I Nyoman Manca di Banjar Pacung, Desa Belalang, Kecamatan Kediri, Senin (5/3).

Konservasi dan Identifikasi Lontar Jelang Saraswati


TABANAN, NusaBali
Ditemukan 70 cakep lontar banyak hancur karena dimakan tikus. Humas Penyuluh Bahasa Bali di Tabanan Ni Made Ari Tresnawati, didampingi Penyuluh Bahasa Bali Desa Belalang I Putu Suwitra, menjelaskan  kegiatan konservasi dan identifikasi selain tugas dan program kerja, juga dilakukan serangkaian Hari Raya Saraswati yang jatuh pada Saniscara Umanis Watugunung, Sabtu (17/3). “Jadi tujuannya agar saat perayaan Hari Saraswati lontar itu bersih,” ujarnya.

Dikatakannya, identifikasi dan konservasi lontar dilakukan di rumah I Nyoman Manca di Banjar Pacung, Desa Belalang, Kecamatan Kediri. Ada sekitar 70 cakep lontar berhasil dikonservasi dan diindentifikasi. Namun saat ditemukan, banyak lontar rusak dimakan tikus karena disimpan di dalam sok (bakul). “Baru beberapa yang bisa kami identifikasi judulnya, sebab banyak yang rusak,” imbuhnya.

Adapun judul lontar yang berhasil diidentifikasi adalah, lontar Sundari Gama, Wariga, Aji Janantaka, Asta Kosala Kosali, Usada Sari, dan Kanda Pat Sari. Lontar ini sejak 40 tahun tidak pernah diturunkan sejak kakeknya meninggal. “Menurut keterangan pemilik, kira-kira lontarnya berumur 1,5 abad,” ucap Ari.

Diterangkan, lontar milik Nyoman Manca merupakan lontar warisan yang ditinggalkan oleh kakeknya bernama I Ketut Karma, yang dulunya adalah seorang undagi dan menekuni pengobatan tradisional. “Konservasi dan identifikasi ini akan dilanjutkan pada Kamis depan, karena tadi (Senin kemarin) belum selesai,” tuturnya.

Ditambahkan Ari, selain lontar itu bersih saat perayaan Hari Saraswati, tujuan dari konservasi dan identifikasi ini agar lontar itu bisa terawat seterusnya. Jika sudah terawat maka generasi selanjutnya bisa tahu isi lontar tersebut yang sejatinya lontar ini sama dengan buku.

“Banyak sekali ajaran-ajaran penting pada lontar yang ditinggalkan leluhur zaman dulu. Maka dari itu kami imbau kepada masyarakat lontar harus dirawat dengan baik, taruh di tempat bagus agar tidak dimakan tikus ataupun rayap,” tegasnya. *d

Komentar