nusabali

Dari Iseng Jual Ikan Hias, Kini Jadi Eksportir

  • www.nusabali.com-dari-iseng-jual-ikan-hias-kini-jadi-eksportir
  • www.nusabali.com-dari-iseng-jual-ikan-hias-kini-jadi-eksportir

Usianya baru 23 tahun, tapi Nicholas Kurniawan tiap bulannya sudah bisa menghasilkan omset ratusan juta rupiah dari pekerjaannya:  menggeluti ikan hias.

Mungkin banyak orang yang mengatakan kalau Nicholas Kurniawan bisa menjadi pengusaha muda yang sukses karena dia beruntung,  tapi kenyataannya banyak hal yang harus dihadapi oleh Nicholas sebelum mencapai kesuksesannya seperti sekarang.

Sebagai entrepreneur, pengusaha muda, karirnya terbilang termasuk cukup unik dibanding pengusaha muda lain, yakni bermodal sebuah iklan di internet. Sekarang, setiap bulannya, anak muda yang akrab disapa Niko ini, bisa menjual seribu ekor ikan hias berbagai jenis hingga ke luar negeri, yakni Singapura, Thailand, Taiwan, Hong Kong, serta beberapa negara Eropa seperti Yunani, Belanda dan Inggris.

Nicholas Kurniawan dibesarkan dalam keluarga yang sempurna meskipun kurang berkecupan. Kedua orangtuanya terpaksa mencari hutangan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Penghasilan yang dihasilkan oleh kedua orangtua Nicholas digunakan untuk memberikan pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Melihat orangtuanya sering dipermalukan karena hutang yang mereka tanggung, Nicholas kecil bertekad untuk menjadi orang sukses.

Sejak usia 8 tahun, Nicholas sudah terbiasa untuk berjualan makanan, minuman, pakaian, dan masih banyak lagi dan semuanya tidak berakhir baik. Nicholas tidak mau mengatakan kalau dirinya pernah gagal, melainkan dia belum menemukan cara yang tepat untuk mencapai kesuksesan. 

"Sebenarnya saya sudah sejak SD jualan dan berbisnis. Waktu SD saya jualan mainan di kelas, sementara ibu saya jual makanan di luar sekolah. Kenapa saya pilih jualan ikan hias? Karena saya sudah lama menjalankan berbagai usaha tapi gagal terus. Saat usaha ikan, saya baru berhasil," ujarnya.

Saat berusia 17 tahun, seorang teman memberikannya sepaket ikan Garra Rufa, ikan terapi. Saat itu ia masih duduk di bangku kelas 2 di SMA Kolese Kanisius. Nicholas tidak memiliki minat untuk memeliharanya, dan otak bisnisnya mulai muncul untuk menjualnya. Maka, dia mulai membuka FJB Kaskus (forum jual beli sebuah laman komunitas) dan membuat akun di sana. Hanya dalam beberapa jam, ikan miliknya berhasil terjual dan banyak orang yang menawarnya. Melihat minat orang yang besar, maka Nicholas bertanya kepada temannya dimana dia membeli ikan itu dan akhirnya Ia menemukan supplier.  Nicholas menjual ikan–ikan itu di Kaskus dan mendapatkan untung Rp 2 hingga Rp 3 juta per bulan.

Pada umur yang sama, Nicholas menginginkan masuk kuliah ke Universitas Prasetiya Mulya yang memerlukan uang yang tidak sedikit dan Nicholas tidak mungkin meminta uang tersebut dari orangtuanya. Maka, dia memiliki target untuk mendapatkan Rp 10 juta per bulan. Nicholas memiliki ide untuk mengekspor ikan. Nicholas mencoba berkerja sama dengan para eksporter tapi tidak ada yang berhasil karena faktor usia yang masih tergolong muda. Bahkan saking seriusnya, Nicholas meneliti website perusahaan besar dan mencoba mencontohnya. Selain itu Ia juga mencoba mencari tahu tentang shipment.

Berkat usahanya yang serius dan kefokusannya, Nicholas mendapatkan kepercayaan dari seorang pengusaha. Ia memesan sebanyak 10.000 ekor ikan garra rufa untuk dikirim ke Medan. Kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, karena ada beberapa kesulitan untuk mengirim ke Medan sehingga akhirnya orderan itu dibatalkan. Ikan sebanyak 10.000 mati satu persatu karena Nicholas tidak memiliki peralatan untuk menampung ikan sebanyak itu dan Nicholas harus menanggung kerugian yang cukup besar.

Nicholas tidak langsung menyerah ketika Ia mendapatkan kegagalan pertama. Ia tetap berusaha fokus dengan perkerjaan yang amat disukainya itu. Saat keadaan yang mulai tenang, Nicholas mendapatkan kembali orderan dari orang Medan untuk mengekspor ikan pergi ke luar negeri tapi menggunakan nama perusahaannya. Setelah itu, nama Nicholas mulai dikenal oleh pengusaha dalam negeri maupun luar negeri.

Suatu saat, setelah setengah jalan menjalani usaha – Nicholas terkena tipu oleh partnernya sebesar Rp 30 juta. Uang yang selama ini Ia kumpulkan dengan susah payah untuk masuk ke universitas favoritnya, habis hanya dalam waktu semalam. Tapi, ternyata kesialan itu malah menjadi berkat bagi Nicholas. Banyak para customer di luar negeri yang terkena tipu oleh mantan partner Nicholas akhirnya mempercayakan ke-partner-an mereka kepada Nicholas. Orang–orang tersebut mengambil ikan langsung dari Nicholas dan tanpa terasa hanya dalam 1,5 bulan, Nicholas mampu mengumpulan uang sebesar Rp 100 juta.

Selanjutnya...

Komentar