nusabali

Kepala SMKN Amlapura Aklamasi Jabat Ketua MKKS

  • www.nusabali.com-kepala-smkn-amlapura-aklamasi-jabat-ketua-mkks

Sebanyak 13 kepala SMK negeri dan swasta di Karangasem menggelar Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) di SMKN Kubu, Sabtu (24/2).

AMLAPURA, NusaBali
Keputusan rapat secara aklamasi memilih I Wayan Artana sebagai Ketua MKKS yang baru. Uniknya, Artana terpilih setelah menyatakan mengundurkan diri jadi pengurus MKKS. Setelah terpilih secara aklamasi dilanjutkan serah terima dari Ketua MKKS I Ketut Suba kepada I Wayan Artana.

Rapat MKKS tersebut untuk mencari pengganti I Ketut Suba yang dimutasi jadi Kepala SMAN Kubu, Senin (19/2). Rapat yang dipimpin Ketua MKKS I Ketut Suba awalnya mendemisionerkan Ketua MKKS. Sehingga status pengurus lainnya juga demisioner, termasuk Wayan Artana selaku Sekretaris MKKS. Maka I Wayan Artana menyatakan mundur sebagai pengurus agar dilakukan penyegaran diisi kasek yang baru. Ternyata usulan tersebut tidak direspons segenap kasek yang hadir. Justru kepala SMKN Kubu, Kepala SMKN Abang, Kepala SMKN Bebandem, dan Kepala SMKN Manggis sepakat memilih I Wayan Artana sebagai Ketua MKKS.

Selanjutnya masukan dari kepala SMK Negeri diikuti delapan kepala SMK swasta yakni SMK Dharma Prasanti Amlapura, SMK Giri Pandawa Desa Nongan, Kecamatan Rendang, SMK Nasional Amlapura, SMK Toya Anyar Desa/Kecamatan Kubu, SMK PGRI Amlapura, SMK Saraswati Amlapura dan SMK Widya Wisata Graha Amlapura. Sehingga Wayan Artana tidak bisa mengelak walau dengan alasan sibuk di sekolah, juga sibuk di Desa Pakraman Bugbug, Kecamatan Karangasem. Setelah terpilih, Wayan Artana menetapkan jabatan Sekretaris I Nyoman Wage (Kepala SMKN Manggis, Bendahara I Ketut Sutarsa (Kasek SMK PGRI Amlapura) dan pengurus lainnya.

Selanjutnya dilakukan acara perpisahan dengan mantan Ketua SMKN Kubu yang juga mantan Kasek SMKN Kubu I Ketut Suba. “Semoga MKKS lebih maju dipimpin Kasek SMKN Amlapura," jelas I Ketut Suba. Sementara Wayan Artana mengaku tidak mungkin mampu mengikuti setiap kegiatan MKKS. “Saat kami sibuk di desa, agar pengurus lainnya menggantikan menjalankan roda organisasi. Ini kan kepemimpinan kolektif kolegial,” jelas Wayan Artana. *k16

Komentar