nusabali

Penemuan Mayat Gemparkan Desa Petandakan

  • www.nusabali.com-penemuan-mayat-gemparkan-desa-petandakan

Saluran irigasi mampet ternyata disebabkan terhalang oleh jasad Soklak yang terbujur kaku.

SINGARAJA, NusaBali
Wayan Gunayasa alias Soklak, 50, warga Banjar Dinas Kawan, Desa Petandakan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng ditemukan tewas membusuk di saluran irigasi Subak Sidayu, Kelurahan Penarukan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Kamis (22/2). Mayat yang sudah membusuk itu ditemukan secara tidak sengaja karena menyumbat saluran irigasi. Warga sekitar pun menjadi heboh terkait temuan itu.

Temuan mayat Soklak berawal saat Ketut Suparta, warag setempat sekitar pukul 07.45 Wita hendak mengairi sawahnya yang berlokasi tidak jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP). Namun saat tiba di pematang sawahnya ia merasakan ada yang ganjil, sebab air di saluran irigasi  yang mengarah ke sawahnya sangat kecil. Padahal di bagian hulu debit air cukup besar dan sempat meluap ke jalan saat hujan deras di waktu subuh.

“Karena airnya sekitar sawah saya kecil, saya akhirnya telusuri ke hilir, ternyata samar-samar saya lihat ada yang menyumbat. Awalnya saya kira ogoh-ogoh, tetapi saat saya coba angkat kok lembek, ternyata mayat,” katanya. Ia yang langsung gemetar saat mendapati sosok mayat langsung melapor kepada aparat desa dan Bhabinkamtibmas.

Mayat Soklak pun dengan mudah diidentifikasi karena warga setempat sering melihatnya di sekitar lokasi. Soklat biasa dilihat masyarakat setempat minum arak di pinggir jalan dekat lokasi kejadian. Mayat Soklak yang sudah membekak baru diangkat dari saluran irigasi setelah kepolisian Polsek Kota Singaraja dan Tim Medis Buleleng III tiba di lokasi.

Dari hasil pemeriksaan tim medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Tim medis memperkirakan Soklak tewas lebihd ari empat hari. hal tersebut terlihat dari ciri-ciri mayat yang sudah membengkak dan  membusuk. Kapolsek Kota Singaraja, Kompol AA Wiranata Kusuma mengaku saat ini pihaknya tetap melakukan proses penyelidikan.

Meski ada dugaan dari keterangan masyarakat ketempat, korban sering nongkrong sambil minum arak. “Karena korban memang sering dilihat di sini, jadi ada dugaan korban saat terpengaruh miras terpeleset ke saluran irigasi,” katanya. Usai dievakuasi mayat korban langsung dijemput keluarganya dan dibawa ke rumah duka.

Mayat Soklak pun langsung dimakamkan dengan dibakar pada pukul 13.00 Wita dan baru akan diupacarai pada Soma Wage Dukut, Senin (5/3) mendatang. Dari keterangan salah satu sepupu Soklak, Ketut Sukarta, 55, korban disebut hidup sebatang kara. Meski pernah menikah, namun sudah bercerai sejak lama. Ia pun tidak memiliki keturunan dari hasil pernikahnya.

Soklak selama ini menempati rumah warisan dari mendiang orangtuanya, Ketut Citra dan Luh Suwitra. Setelah ditinggal kedua orangtuanya Soklak hanya punya satu kakak perempuan, Nyoman Suketi, 53, yang kini tinggal di Desa/Kecamatan Sawan, Buleleng. Pihak keluarga pun tidak menampik jika Soklak memang jarang ada di rumah.

“Memang jarang pulang ke rumah kemarin Minggu ditemui ponakannya di dekat lokasi kejadian. Kalau pas pulang biasanya sering mabuk dan minta makan di rumah ponakan-ponakannya,” tutur Sukarta yang di Setra Desa Pakraman Petandakan saat prosesi pembakaran mayat Soklak.

Keluarga dekatnya pun mengaku tidak ada yang merasakan firasat buruk dan tanda-tanda kepergian Soklak. Terakhir kali Soklak ditemui di rumahnya sekitar dua minggu lalu. Perasaan tidak enak hanya dialami kakak kandung Soklak Nyoman Suketi. Ia yang tinggal di Sawan terakhir kali dikunjungi adiknya dua bulan yang lalu. “Biasa kalau datang pasti mabuk, sempat ngobrol dan saya buatin kopi,” ungkap dia. Pihak keluarga pun mengaku sudah mengikhlaskan kepergian Soklak dan tidak akan melanjutkannya ke jalur hukum.*k23

Komentar