nusabali

Utari Mustika Putri cs Bawakan Penelitian Produk Eco Board

  • www.nusabali.com-utari-mustika-putri-cs-bawakan-penelitian-produk-eco-board

Selain kelompok siswa peneliti produk tentang Eco Board, SMAN 3 Denpasar juga mengutus 6 tim lainnya ke ajang Malaysia Technology Expo (MTE) di Kuala Lumpur, 22-24 Februari 2018

Setelah Sukses di India, Siswa-siswi SMAN 3 Denpasar Kembali Ikut Kompetisi MTE 2018 di Malaysia

DENPASAR, NusaBali
Setelah sukses meraih medali perak dalam ajang India International Inovation Fair di India, 7-9 September 2017 berkat penelitian ampas tahu, tim SMAN 3 Denpasar kembali incar prestasi di Malaysia. Kali ini, tim SMAN 3 Denpasar tampil membawakan penelitian tentang produk Eco Board dalam ajang Malaysia Technology Expo (MTE), yang akan digelar di Kuala Lumpur, 22-24 Februari 2018. Satu dari lima siswi yang akan tarung ke MTE 2018 ini merupakan pentolan peneliti ampas tahu, yakni Ketut Utari Mustika Putri, 17.

Selain Ketut Utari Mustuka Putri (siswi Kelas XI MIPA 6), empat siswi SMAN 3 Denpasar yang bertarung ke MTE 2018 membawakan penelitian tentang produk Eco Board, masing-masing Made Fajar Gautama, 17 (Kelas XI MIPA 3), Ni Komang Vera Meilani, 17 (Kelas XI MIPA 5), Ni Nyoman Febri Wulandari, 17 (Kelas XI MIPA 5), dan Ni Wayan Noni Artini, 17 (Kelas XI MIPA 5). Mereka dijadwalkan berangkat dari Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Selasa (20/2) ini, menuju tempat lomba di Putra World Trade Center (PWTC) Kuala Lumpur, Malaysia.

Di samping menerjunkan Ketut Utari Mustika Putri cs yang andalkan penelitian produk Eco Board, SMAN 3 Denpasar juga menerjunkan 6 tim lainnya ke ajang MTE 2018 di Malaysia ini. Mereka tampil untuk membawakan hasil penemuan yang berbeda-beda.

Penelitian tentang produk Eco Board yang dibawakan tim SMAN 3 Denpasar merupakan kombinasi Limbah Karang Mati (Acropora sp), Serat Selulosa Tandan Kosong Kelapa Sawit, dan Abu Sekam Padi sebagai Komponen Penyusun Eco-House. Menurut anggota tim peneliti SMAN 3 Denpasar, Ketut Utari Mustika Putri, penelitian produk Eco Board ini berawal dari melihat produk Papan Kalsium Silikat yang ada di pasaran, yang tidak sepenuhnya ramah lingkungan.

Papan Kalsium Silikat merupakan produk bahan bangunan berbentuk papan yang dibuat dari campuran semen, bubuk silika, serat selulosa, dan filler. Papan Kalsium Silikat biasanya menjadi salah satu komponen penyusun eco-house, yakni konsep rumah huni ramah lingkungan.

Ketut Utari cs memutuskan untuk melakukan eksperimen Papan Kalsium Silikat dengan bahan yang berbeda. “Penelitian sebelumnya memang ada, tentang Papan Kalsium Silikat juga, tapi dari bahan yang berbeda. Nah, di sini kami juga juga mencoba dengan bahan yang berbeda, antara lain, limbah karang mati (Acropora sp), serat selulosa tandan kosong kelapa sawit, dan abu sekam padi sebagai komponen penyusun eco-house,” kenang Ketut Utari kepada NusaBal, Jumat (16/2) lalu.

Berdasarkan beberapa buku maupun artikel, kata Utari, sejumlah bahan penyusun Papan Kalsium Silikat terdapat pada kompenen alam. Misalnya, Kalsium Karbonat terdapat pada limbah karang yang telah mati (Acropora sp) sebesar 28,27%, bubuk silika terdapat pada abu sekam padi sebesar 95,48%, dan serat selulosa terdapat pada serat tandan kosong kelapa sawit sebesar 37,5%. “Tujuan penelitian ini sebe-narnya untuk mengetahui potensi papan Kalsium Silikat dengan kombinasi bahan-bahan tersebut, serta bagaimana sifat fisis dan mekanisnya,” jelas Utari.

Untuk bahan Limbah Karang Mati, lanjut Utari, diambil dari perairan pantai Taman Nasional Bali Barat (TNBB) beberapa waktu lalu. Kala itu, puluhan siswa SMAN 3 Denpasar yang tergabung dalam Ekstrakurikuler Madyapadma Journalistic Park sempat melakukan sebuah ekspedisi bertajuk ‘Ekspedisi Harta Karun Bali yang Terlupakan (Jelajah Sepeda Bali Bagian Barat)’ selama enam hari, 11-16 Januari 2018 dengan bersepeda.

“Limbah Karang Mati didapat sewaktu ekspedisi kemarin, terus abu sekam padi, serat tandan kosong kelapa sawit, sama semen putih itu sudah ada di sekolah. Jadi, kita manfaatkan,” papar Utari, yang sebelumnya bertindak sebagai ekspedisi ‘Ekspedisi Harta Karun Bali yang Terlupakan (Jelajah Sepeda Bali Bagian Barat)’.

Menurut Utari, penelitian produk Eco Board ini dilakukan bersama tim SMAN 3 Denpasar, 17-20 Januari 2018. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas empat perlakuan dan dua ulangan, terdiri atas kontrol, P1 (30:45:20:5), P2 (30:45:22:3), P3 (40:35:20:5), dan P4 (40:35:22:3). Kesimpulannya, kombinasi ini dapat dimanfaatkan sebagai Papan Kalsium Silikat untuk penyusun komponen eco-house. Mereka lantas menyebut produknya dengan nama ‘Eco-Board’.


SELANJUTNYA . . .

Komentar