nusabali

Abaikan Kelestarian Lingkungan, Barong Bangkung ’Ngamuk’ di Puri Anom

  • www.nusabali.com-abaikan-kelestarian-lingkungan-barong-bangkung-ngamuk-di-puri-anom

Sebanyak 15 sekaa barong bangkung unjuk aksi di jaba Puri Anom, Banjar Lebah, Desa Dajan Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan pada Soma Pon Dungulan, Senin (8/2). 

TABANAN, NusaBali
Para peserta sebagian besar mengambil tema kemarahan penguasa bumi yang mengutus seekor babi merusak pertiwi karena manusia abai melestarikan lingkungan. Misi yang disampaikan ke penonton dalam festival ini yakni sadar diri merawat lingkungan untuk hidup yang harmonis.

Ketua Umum Forum Pelestari Budaya Tabanan (FPBT), Anak Agung Ngurah Panji Astika menjelaskan lomba barong bangkung bertujuan memberi ruang ekspresi bagi generasi muda. Sebab sebagai seniman, anak-anak muda di Tabanan miskin panggung pementasan. Selama ini, generasi muda yang tergabung di sekaa barong bangkung hanya aktif ngelawang saat Hari Raya Galungan dan Kuningan. “Kami sediakan mereka tempat untuk berkreatifitas dengan kesenian barong bangkung,” ungkap Panji Astika. 

Panji Astika menegaskan, FPBT mulai mengawali dengan pementasan kesenian barong bangkung untuk lestarikan budaya dan membangkitkan seni budaya lainnya di Tabanan. Diakui, sekaa barong bangkung rutin pentas setiap enam bulan sekali, khususnya saat Galungan dan Kuningan, namun hanya sebatas ngelawang. “Sekarang kami sediakan tempat pentas agar mereka tampil dengan membawa cerita sehingga ada tuntunan dalam tontonan,” imbuh pengusaha muda yang nyaris maju sebagai Cabup Tabanan di Pilkada 2015 dari jalur independen ini.  

Panji Astika berharap FPBT dapat menjadi tonggak bangkitnya kesenian di Tabanan. Meskipun Tabanan sudah memiliki para seniman yang namanya terkenal di luar Bali hingga luar Negeri. Dijelaskan, program jangka panjang FPBT ingin menghidupkan pariwisata budaya di Tabanan berbasis industri kreatif. “Jangka pendeknya menyiapkan panggung untuk para seniman berekspresi, minimal sebulan sekali,” tambah Panji Astika. Dengan adanya pementasan rutin sebulan sekali diharapkan suasana kesenian di Kota Tabanan bangkit dan hidup lagi.

Khusus festival barong bangkung kemarin, FPBT sediakan hadiah cukup menggiurkan untuk peserta. Peraih juara 1 berhak atas uang pembinaan sebesar Rp 7 juta. Juara 2, Rp 3 juta, dan juara 3 Rp 1 juta. Sedangkan untuk harapan 1, 2, 3, masing-masing mendapatkan Rp 500 ribu. Kriteria penilaian kekompakan, keselarasan gamelan, keselarasan tema dengan cerita, tarian barong, dan kerapian serta keutuhan tampilan dari awal sampai akhir. 

Salah satu peserta dari Sekaa Barong Rengas menampilan tema ’Murkanya Babi Raksasa’. Sayang aksi all out dari sekaa ini dianulir juri karena melebihi durasi yang disediakan. Juri batasi peserta tampil 15 menit di atas panggung. Meski dianulir, anggota sekaa Barong Rengas, Andika Madon, 23, tak menggugat. Sebaliknya, mereka sangat senang bisa tampil di Puri Anom. “Kami bukan mencari juara, tetapi untuk menghibur masyarakat,” ungkap Andika. 

Andika sangat antusias menyampaikan materi cerita yang dibawakan. Lakon yang dibawakan membawa misi penyadaran agar krama di Bali tidak mengeploitasi alam. Alam yang tersakiti akan membalas dengan bencana. Sebaliknya, alam disayangi akan membalas dengan kesejahteran. “Babi raksasa mengamuk karena Dewa marah karena alam dan lingkungan dirusak,” jelas Andika. 7 cr61

Komentar