nusabali

Senderan Embung Temukus Jebol

  • www.nusabali.com-senderan-embung-temukus-jebol

Senderan embung di Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, jebol, Kamis (8/2).

AMLAPURA, NusaBali

Senderan di sisi tenggara materialnya hanyut hingga menimbun tegalan milik I Komang Srina. Material longsor tidak sampai menutupi jalan raya dan jauh dari pemukiman.

Warga setempat, I Komang Kayun, mengatakan, senderan embung Banjar Temukus mulai terkikis sejak seminggu terakhir disusul hujan lebat terus mengguyur hingga puncaknya jebol, Kamis (8/2) pukul 12.00 Wita. Embung itu dibangun tahun 2009 dengan biaya Rp 11,329 miliar dari APBN. Embung itu berukuran panjang 100 meter, lebar 40 meter, tinggi 5 meter, di ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut. Embung berkapasitas 16.750 meter kubik.

Sebelumnya air di embung tersebut dikuras karena airnya terkontaminasi gas belerang  dan penuh berisi endapan abu vulkanik. Setelah tuntas dikuras kembali diisi air. Jebolnya dinding embung Banjar Temukus tidak mempengaruhi volume air yang ada di embung tersebut. Aktivitas warga yang pulang dari pengungsian tidak terganggu. Hanya saja, warga memperkirakan jebolnya embung itu akan semakin parah karena terkikis air hujan yang terus menerus mengguyur. Apalagi di sekeliling embung merupakan tanah uruk yang labil. “Kami selaku warga belum ada dampak atas jebolnya dinding bangunan embung itu,” kata Komang Kayun.

Bendesa Pakraman Temukus, I Nengah Sindia, mengaku telah melaporkan kasus jebolnya senderan embung ke Perbekel Besakih. Air embung dimanfaatkan warga Banjar Temukus berpenduduk 910 jiwa, Banjar Kiduling Kreteg berpenduduk 587 jiwa, dan Banjar Angsoka berpenduduk 652 jiwa.

Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa mengaku telah menerima laporan jebolnya senderan embung di Banjar Temukus. Petugas BPBD segera melakukan pengecekan ke lokasi kejadian, hanya saja, mengenai rencana perbaikan tergantung situasi. Sebab, lokasi Banjar Temukus di kawasan rawan bencana (KRB) III, jarak 3 kilometer dari kawah Gunung Agung, sehingga dilarang ada aktivitas. “Sementara kami melakukan pengecekan agar tahu kondisi di lapangan, seperti apa kerusakan yang terjadi. Sebab, hal itu pernah terjadi di embung Banjar Bukit,” kata IB Ketut Arimbawa. *k16

Komentar