nusabali

Bank Sampah Ubah Sampah Bernilai Ekonomis

  • www.nusabali.com-bank-sampah-ubah-sampah-bernilai-ekonomis

Dalam membangun kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan terutama dalam mengelola sampah yang benilai ekonomis, Pemerintah Kota Denpasar di bawah kepemimpinan Walikota IB Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara terus menerus berupaya menanggulangi sampah terutama memerangi sampah plastik.

Didukung Kemajuan Teknologi, Hingga Pengelolaan Berbasis Online


DENPASAR, NusaBali
Salah satunya dengan mencetuskan ide Bank Sampah dengan konsep bentuk kolaborasi dengan perbankan, dimana terdapat buku rekening bagi para penabung atau nasabah.  Bank Sampah ini selain sebagai penyelamat lingkungan juga ada konsep menabung. Uniknya, di Bank Sampah para nasabah menyetor sampah terutama sampah plastik akan mendapatkan uang sesuai dengan nilai sampah yang mereka tukarkan. Sampah akan ditimbang dan ditaksir nilainya sesuai harga di pasaran atau pengepul, kemudian nilai uang itu yang akan dimasukan ke rekening nasabah.

Komoditi pada bank ini bukan uang, melainkan sampah. Adapun produk sampah dari rumah tangga bisa dimanfaatkan untuk ditabungkan ke bank sampah setelah selesai dipilah. Dimana Bank Sampah sudah memiliki kriteria sampah yang bernilai, diantaranya kertas, botol dan kantong plastik, bungkus mie instan dan minuman, besi, dll.

Kini keberadaan Bank Sampah di Kota Denpasar sudah dirasakan manfaatnya, baik oleh pengelolanya sendiri maupun masyarakat sekitarnya. Saat ini terhitung di Kota Denpasar terdapat sekitar 37 Bank Sampah  yang sudah mengantongi SK Walikota. Keberadaan Bank-Bank Sampah ini sangat membantu pemerintah utamanya petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar dalam menangani kebersihan di Kota Denpasar.

Selain itu, sampah plastik yang telah ditabung di Bank Sampah diolah kembali menjadi sebuah kerajinan yang bernilai ekonomi dan bermanfaat dan sudah bisa diekspor ke luar negeri seperti kerajinan daur ulang dari bahan baku sampah yang dihasilkan nasabah Bank Sampah Garuda Wastu Lestari (GWL) Denpasar diminati warga Swiss. Produk kerajinan tangan tersebut dibuat dengan kualitas dan desain yang menarik. "Produk bank sampah itu bukan berarti tidak bernilai, karena kami menciptakannya sebagus mungkin dan berkualitas tinggi sehingga pemakainya tidak merasa minder atau malu. Buktinya warga Switzerland (Swiss) menyukai," ujar pendiri bank sampah GWL Ni Wayan Riawati saat ditemui di kantor Bank Sampah miliknya di Peguyangan, Denpasar.

Dimana perajin bahan daur ulang ini memanfaatkan plastik kemasan kopi dan beraneka minuman tuang, yang mengandung ‘aluminium foil’. Barang-barang yang diproduksi antara lain tempat pensil, tas dan trendy bag untuk ibu-ibu jika hendak berbelanja di pasar. Harga untuk barang kerajinan daur ulang ini sangat bervariasi, mulai dari Rp20 ribu hingga ratusan ribu rupiah. Harga ini tergantung jenis barang kerajinan. "Harga produk yang kami tawarkan bermacam-macam, kalau tempat pensil, kisarannya Rp20 ribu - Rp35 ribu, Travel bag, harganya mencapai Rp700 ribu, karena banyak memerlukan bahan dan lamanya waktu pengerjaannya," ujar Riawati. *

Komentar