nusabali

Agus Sadikin Bakti Meninggal Akibat Digerogoti Parkinson

  • www.nusabali.com-agus-sadikin-bakti-meninggal-akibat-digerogoti-parkinson

Berkat wadah pembinaan olahraga Menang Kalah Sehat (MKS) Singaraja yang didirikan Agus Sadikin Bakti, Buleleng selama ini mendominasi cabang net seperti bulutangkis, tenis, dan tenis meja. Putra kedua amarhum, Made Chandra Berata, bahkan dipercaya menjadi pelatih bulutangkis nasional Kamboja pasca pensiun sebagai atlet

Buleleng Kehilangan Salah Satu Tokoh Penggerak dan Pembina Olahraga Terbaik


SINGARAJA, NusaBali
Bali kehilangan salah satu tokoh penggerak terbaik dan pembina olahraga andalannya. Agus Sadikin Bakti, 78, tokoh pembina olahraga dalam wadah ‘Menang Kalah Sehat (MKS)’ Singaraja yang telah banyak melahirkan atlet dari berbagai cabang, meninggal dunia dalam perawatan di RSUD Buleleng, Jumat (2/2) pagi skitar pukul 05.05 Wita.

Sebelum menghembuskan napas terakhir dalam usia 78 tahun, Agus Sadikin Bakti sempat selama hampir tiga pekan dirawat di RSUD Buleleng, sejak 13 Januari 2018 lalu. Pembina olahraga yang memiliki nama lengkap Agustinus Agus Sadikin Bakti dan akrab dipanggil Asbak ini dilarikan ke RSUD Buleleng di Jalan Ngurah Rai Singaraja atas keluhan sesak napas.

Almarhum Agus Sadikin sebetulnya sudah cukup lama menderita penyakit parkinson. Terakhir, ayah dari mantan atlet bulutangkis andalan Bali, Made Chandra Berata, ini mengalami sesak napas, hingga harus dirawat di Ruang ICU RSUD Buleleng dengan bantuan Oksigen.

“Menurut dokter, almarhum mengalami peradangan paru-paru. Padahal, bantuan Oksigen sudah sempat dibuka tiga hari lalu. Kami kira kondisinya sudah membaik, tapi tadi pagi (Jumat pukul 05.30 Wita, Red) kondisinya memburuk dan akhirnya meninggal,” ungkap putra sulung almarhum, Putu Kusuma Wijaya, saat ditemui NusaBali di rumah duka, Jalan Dewi Sartika Utara Singaraja, Jumat kemarin.

Almarhum Agus Sadikin berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Luh Dwiasmi, 75, serta  6 orang anak: Putu Kusuma Wijaya, Made Chandra Barata, Nyoman Paska Hermawan, Ketut Rusdi Oktivia, Mila Krisna Silayati (MKS), dan Evi Octavia.

Hingga Jumat kemarin, jenazah tokoh pembina olahraga yang sempat selama 31 tahun menjabat sebagai Sekretaris KONI Buleleng periode 1975-2006 ini masih disemayamkan di rumah duka. Rencananya, jenazah Agus Sadikin akan dikebumikan di makam keluarga Taman Bakti, Lingkungan Kayu Buntil, Kelurahan Kampung Anyar, Kota Singaraja, Kecamatan Buleleng, Senin (5/2) lusa.

Pantauan NusaBali di rumah duka, Jumat kemarin, pihak keluarga ta-mpak mulai sibuk menyiapkan berbagai sarana upacara. Sejumlah kerabat almarhum juga sudah mulai berdatangan guna memberikan ucapan ikut berbela sungkawa.

Sementara itu, dengan meninggalnya Agus Sadikin Bakti, Bali khususnya Buleleng praktis kehilangan salah satu tokoh penggerak terbaik olahraga. Selama hidupnya, Agus Sadikin dikenal memiliki dedikasi yang tinggi dalam perkembangan olahraga di Buleleng, bahkan Bali. Hampir separuh hidupnya diabdikan untuk membina olahraga.

Almarhum Agus Sadikin membangun wadah pembinaan berbagai cabang olahraga bertajuk Menang Kalah Sehat (MKS) Singaraja. MKS diambil dari nama anaknya yang kelima, yakni Mila Krisna Silayati. MKS ini mewadahi berbagai cabang olahraga, mulai dari bulutangkis, sepakbola, basket, tenis, tenis meja, hingga voli.

Hebatnya, semua cabang olahraga binaan yang bernaung di bawah MKS selalu berjaya dari segi prestasi. Di era 1980-an, klub sepakbola MKS selalu masuk papan atas klasemen kompetisi Divisi Utama Persibu Buleleng. Berkat MKS pula, Kabupaten Buleleng menjadi barometer pembinaan dan penguasa pestasi olahraga net di Bali, terutama bulutangkis, tenis, dan tenis meja.

Tak terhitung atlet andalan Bali yang lahir melalui sentuhan Agus Sadikin di MKS. Salah satunya, Made Chandra Berata, putra kedua almarhum, yang sempat lama menjadi pemain bulutangkis andalan Bali. Di masa jayanya, Chandra Berata pernah mengalahkan Alan Budikusuma, pebulutangkis nasional peraih medali emas Olimpiade Bar-celona 1992. Setelah pensiun sebagai atlet, Chandra Berata berkibar sebagai pelatih. Bahkan, Chandra Berata sempat lama menjadi pelatih nasional bulutangkis Kamboja.

Berkat dedikasinya yang tinggi terhadap dunia olahraga, Agus Sadikin sempat mendapat penghargaan dari PWI Bali sebagai ‘Pengerak Terbaik Olahraga di Bali Tahun 1981’. Kemudian, Pemkab Buleleng menganugerahi almarhum penghargaan ‘Satya Krida Nugraha Tahun 2008’.

Menurut putra kedua Agus Sadikin, yakni Made Chandra Berata, almarhum sudah menggeluti dunia olahraga sejak usia 15 tahun. Kala itu, almarhum Agus Sadikin mengeluti cabang olahraga bulutangkis, yang kemudian menjadi spesialisasinya. Selaku atlet bulutangkis, prestasi almarhum juga cukup gemilang dan disegani lawan-lawannya.

Bagi almarhum Agus Sadikin tokoh pembina olahraga kelahiran 18 Agustus 1940, bulutangkis adalah istri pertamanya. “Ibu saya (Ni Luh Dwiasmi, Red) sering bilang kalau bulutangkis itu adalah istri pertama bapak. Karena hampir tiap hari itu selalu bulutangkis, entah latihan, pertandingan, dan lainya,” kenang Chandra Beratha di Singaraja, Jumat kemarin. *k19

Komentar