nusabali

Jelang Galungan, Pasaran Kain Endek Lesu

  • www.nusabali.com-jelang-galungan-pasaran-kain-endek-lesu

Menjelang hari raya Galungan dan Kuningan, pasaran kain endek sutra ternyata masih lesu. Kondisi ini lebih disebabkan, lantaran kain dari luar Bali kian banyak beredar di pasaran, dengan harga yang relatif lebih murah. 

SEMARAPURA, NusaBali
Hal ini diakui oleh Ni Nengah Ardini seorang perajin tenun endek sutra, asal Banjar Jabon, Desa Sampalan Tengah, Kecamatan Dawan, Klungkung.
 
Kata dia, bercermin dari Galungan enam bulan lalu, sangat berbeda. Bahkan waktu itu, Ardini sampai kewalahan menerima pesanan, hingga nyaris tidak memiliki stok barang. Kalau sekarang stoknya cukup menumpuk, setidaknya dalam kuran waktu dua bulan terakhir mencapai 600 lembar endek, dengan ukuran 1 meter x 2 meter. “Kalau pada Galungan sebelumnya, saat di tenun saja sudah ada yang menunggu,” katanya, saat dikonfirmasi Kamis (4/2).
 
Ardini menyebut merosotnya pasaran endek, lebih disebabkan menjelang Galungan ini. Kain yang datang dari luar Bali, banyak beredar di pasaran. Dengan harga yang jauh lebih murah, yakni mulai dari Rp 20-60 ribu/lembar. Sementara harga kain endek dengan kualitas bagus, kisaran Rp 400 ribu-500 ribu/lembar.
 
“Kalau dibandingkan dari segi kualitas tentu berbeda,” ujar perajin sejak tahun 1982 ini.
 
Meskipun demikian, sesuai dengan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, masyarakat cukup tinggi memburu kain endek pada sasih kapat dan sasih kedasa. Pasalnya, sasih itu banyak ada dewasa odalan.
 
“Kain endek tersebut saya pasarkan di Pasar Seni Klungkung,” katanya.
 
Dia kini mengajak setidaknya 32 karyawan, dengan hasil produksi seharinya rata-rata mencapai 1 lembar/satu karyawan. Dimana karyawannya kebanyakan sudah berkeluarga, yakni umur 40 tahun ke atas.
 
Ardini sejatinya merasa cemas, pasalnya generasi muda kini sangat jarang bekerja nenun. Padahal itu salah satu dari warisan budaya. “Sekitar tahun 1990 an karyawan di sini, hampir 100 persen tenaga remaja,” katanya. w

Komentar