nusabali

Penderita Stroke Tewas Terseret Arus

  • www.nusabali.com-penderita-stroke-tewas-terseret-arus

Korban Ketut Subrata jatuh ke sungai pukul 09.00 Wita, lalu ditemukan tewas pukul 16.02 Wita dalam jarak 300 meter ke arah selatan

Musibah Maut di Sungai Poh Manis, Desa Penatih Dangin Puri


DENPASAR, NusaBali
Musibah maut terjadi di Sungai Poh Manis, Desa Penatih Dangin Puri, Kecamatan Denpasar Timur, Kamis (1/2) pagi. Diduga terpelesat jatuh saat buang air kecil (kencing), seorang penderita stroke, I Ketut Subrata, 60, tewas terseret arus sungai.

Korban Ketut Subrata diperkirakan jatuh terpeleset ke sungai yang berada 100 meter sebelah rumahnya di Bajar Poh Manis, Desa Penatih Dangin Puri, Kamis pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Setelah dilakukan pencarian selama 7 jam, korban baru ditemukan sore sekitar pukul 16.00 Wita dalam kondisi tewas. Jasad korban asal kawasan pegunungan Banjar Ceningan, Desa Dausa, Kecamatan Kintamani, Bangli ini ditemukan nyangkut dalam jarak sekitar 300 meter arah selatan dari lokasi jatuh.

Informasi di lapangan, korban Ketut Subrata sebetulnya baru tiga hari tinggal di Banjar Poh manis, Desa Penatih Dangin Puri. Rumah itu adalah milik anak bungsu korban, I Komang Dana, 35. Kesehariannya, korban Ketut Subrata tinggal terpisah di kampung halamannya di Desa Dausa, Kintamani. Dia sengaja datang menjenguk anak dan cucunya bersama sang istri, Ni Wayan Pidar, 58, sejak Senin (29/1) lalu.

Sebelum musibah maut terjadi, koban Ketut Subrata minta izin kepada istrinya, Ni Wayan Pidar, untuk keluar rumah menuju aliran sungai yang berjarak sekitar 100 meter ke arah barat, Kamis pagi pukul 09.00 Wita. Setelah ditunggu beberapa menit, korban yang menderita stroke ringan sejak 5 tahun silam tidak kunjung balik.

Curiga terjadi sesuatu pada suaminya, Wayan Pider pun menyusul ke Sungai Poh Manis. Saat dicari, korban Ketut Subrata tidak ada di sungai. Namun, sang istri menemukan sandal jepit yang digunakan korban di pinggir sungai dengan lebar 2 meter dan kedalaman 3 meter. Perempuan berusia 58 tahun ini pun langsung berteriak histeris seraya minta tolong.

Dalam sekejap, warga sekitar berdatangan ke lokasi di mana sandal korban ditemukan. Mereka kemudian ramai-ramai melakukan pencarian, namun tidak menemukan korban Ketut Subrata. Kasus ini kemudian dilaporkan ke Polsek Denpasar Timur. Begitu mendapat laporan, petugas kepolisian yang dipimpin langsung Kapolsek Denpasar Timur Kompol Adnan Panibu langsung terjun ke lokasi TKP di Sungai Poh Manis untuk melakukan pencarian.

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Derah (BPBD) Kota Denpasar dan SAR Polda Bali juga terjun dengan peralatan lengkap untuk mencari korban. Petugas gabungan tiba di lokasi sekitar pukul 10.00 Wita. Mereka langsung menyusuri sungai sejauh 100 meter ke arah selatan.

Karena upayanya tidak membuahkan hasil, petugas gabungan memperluas jarak pencarian menyusuri sungai yang airnya deras sejauh 500 meter. Pada akhirnya, jasad korban ditemukan nyangkut dalam jarak sekitar 300 meter dari lokasi jatuh terpeleset, Kamis sore pukul 16.02 Wita. Jasad pria berusia 60 tahun ini ditemukan nyangkut pada pohon Lamtoro tumbang di bawah Jembatan Jalan Trenggana Denpasar kawasan Banjar Plagan, Desa Penatih, Denpasar Timur. Selanjutnya, jasad penderita stroke ini dievakuasi ke RS Sanglah untuk dilakukan visum.

Korban Ketut Subrata sendiri berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta, Ni Wayan Pider, serta 3 anak yakni Ni Putu Murtini, 40, I Made Bawa, 38, dan I Komang Dana, 35. Si sulung Putu Murtini sudah menikah ke Tabanan, sementara anak nomor dua, Made Bawa, tinggal terpisah. Sedangkan si bungsu Komang Dana yang bekerja di travel, tinggal di Banjar Poh Manis, Desa Penatih Dangin Puri bersama sang istri, Ni Made Mawi, 35, serta dua anaknya yang masih kecil.

Kapolsek Denpasar Timur, Kompol Adnan Panibu, menerangkan saat ditemukan tak bernyawa, jasad korban sudah dalam kondisi membiru dan mengeluarkan busa dari mulutnya. Hal ini diduga karena korban banyak menelan air saat tercebur dan terseret arus sungai.

“Dari hasil pemeriksaan saksi-saksi, mereka tidak mengetahui persis kejadian jatuhnya korban ke sungai. Tidak ada yang melihat langsung kejadian itu. Bukti yang ditemukan di lokasi jatuh hanya berupa sendal. Dugaan kuat, korban terpeleset jatuh hingga terseret arus sungai,” ujar Kapolsek Kompol Adnan Pasaribu di lokasi kejadian, Kamis sore.

Kompol Adnan menyebutkan, dari pengakuan awal para saksi yang dimintai keterangannya, aliran air sungai saat kejadian memang deras, karena hujan sejak Rabu (31/1) malam hingga Kamis pagi. Apesnya, korban yang hendak buang air kecil itu didiuga kuat menginjakan kaki di tanah yang licin, sehingga langsung jatuh ke sungai dan terseret.

Sementara itu, Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RS Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, mengatakan jenazah Ketut Subrata sudah diambil oleh pihak keluarganya setelah diperiksa luar di rumah sakit, kemarin petang. Jenazah koban tewas terseret arus sungai ini dibawa pulang ke rumah duka di Desa Pakraman Dausa, Kecamatan Kintamani, Bangli untuk dimakamkan. “Kami belum menerima bagaimana hasil pemeriuksaan luar terhadap jenazah korban. Yang jelas kami tidak ada melakukan otopsi,” jelas dr IB Putu Alit saat dikonfirmasi NusaBali secara terpish, tadi malam. * dar,m,ind

Komentar