nusabali

Pemkab Klungkung Siapkan Pengadaan Mesin Pengering Gabah

  • www.nusabali.com-pemkab-klungkung-siapkan-pengadaan-mesin-pengering-gabah

Gara-gara melambungnya harga beras di pasaran, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta kumpulkan dinas-dinas terkait untuk mengkaji dari mana asal-muasal kenaikan harga tersebut.

Demi Program ‘Beli Mahal Jual Murah’

SEMARAPURA, NusaBali
Setelah ditelusuri, ternyata faktor utamanya karena hujan. Pemkab Klungkung pun berencana lakukan pengadaan mesin pengering gabah, agar ke depan tidak lagi terjadi lonjakan harga beras di musim penghujan.

Musim hujan yang terjadi belakangan menghambat proses pengeringan gabah. Jika dibiarkan berlarut-larut, kualitas beras yang dihasilkan kurang maksimal, bahkan bisa busuk. Alternatif satu-satunya adalah menyewa mesin pengering (dryer). Ongkosnya terbilang mahal, di mana untuk mengeringkan 12 ton gabah (setara dengan 1 Truk), harus membayar sewa sampai Rp 5 juta.

Itu sebabnya, Bupati Nyoman Suwirta berencana lakukan pengadaan mesin pengering gabah untuk Koperasi Unit Desa (KUD) Jaya Werdhi, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangakan, Klungkung. KUD Jaya Werdhi merupakan salah satu KUD yang telah ditunjuk Pemkab Klungkung untuk menyokong program ‘Beli Mahal Jual Murah’ gabah kering panen.

Per Januari 2018, harga gabah dari petani dibeli KUD Jaya Werdhi sebesar Rp 4.900 hingga Rp 5.000 per kg. Itu lebih mahal dibanding harga yang diberikan tengkulak kepada petani yakni Rp 3.750 per kg. Kemudian, gabah yang dibeli pemerintah dari petani sebesar Rp 5.000 per kg dijual dalam bentuk beras kepada PNS seharga 9.900 per kg di bulan Januari 2018. Ini jauh lebih murah dari harga pasaran yang mencapai di atas Rp 11.000 per kg.

Selama musim penghujan belakangan, proses pengeringan gabah oleh KUD Jaya Werdhi terhambat. Alternatifnya, mereka harus menyewa mesin pengering yang tarifnya cukup mahal. Konsekuensinya, harga beras pun ikut melambung. Menurut karyawan Bagian Pemasaran KUD Jaya Werdhi, I Komang Wenten, harga beras di KUD setempat kini naik menjadi Rp 10.700 per kg. Namun, harga ini masih tergolong lebih murah dari harga beras di pasaran yang berada dalam kisaran Rp 12.000 kg.

“Saat musim hujan ini, gabah yang kami terima dari petani langsung dibawa ke mesin pengeringan di wilayah Gianyar, yang sengaja kami sewa,” ungkap Komang Wenten kepada NusaBali, Selasa (30/1).

Terkait persoalan ini, Bupati Suwirta sempat terjun ke KUD Jaya Werdhi, Selasa kemarin, untuk mengecek proses pengolahan beras di sana. Bupati Suwirta pun putuskan untuk lakukan pengadaan mesin pengering gabah ke depannya. “Untuk membantu proses pengeringan gabah ke depannya, kita akan mengadakan mesin pengering gabah. Dengan adanya mesin pengering gabah, maka saat hujan proses pengeringan bisa dilakukan,” ujar Bupati Suwirta.

Menurut Bupati Suwirta, pengadaan mesin pengering dipandang urgen untuk menopang program ‘Beli Murah Jual Mahal’, yang sudah diterapkan sejak April 2016 lalu. Dalam program ini, KUD Jaya Werdi membeli gabah-gabah petani dengan harga di atas harga normal, yakni Rp 5.000/kg. “Harga ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan pembelian yang dilakukan dengan sistem tebasan atau membeli di lahan yang biasa dilakukan oleh tengkulak,” katanya.

Kemudian, KUD melakukan pengolahan beras hingga pemasaran (dijual) kepada PNS, supermarket, BUM-Desa, dan lainnya di Klungkung. Lewat program ini, harga beras di kawasan seberang Kecamatan Nusa Penida juga sudah bisa sama dengan di Klungkung Daratan. Hal ini karena Pemkab Klungkung dengan program unggulannya yaitu ‘Distribusi Beras Lokal melalui BUM-Desa’ telah resmi diluncurkan Bupati Suwirta, 25 Mei 2017 lalu, di Kantor Camat Nusa Penida.

Peluncuran program ini ditandai penyerahan secara simbolis beras 10 kg produksi lokal dengan kualitas bagus oleh Bupati Suwirta kepada seluruh para Perbekel se-Nusa Penida yang berjumlah 14 orang. Kabid Produksi Dinas Pertanian Klungkung, Wayan Sumatra, mengatakan program dengan jargon ‘Beli Mahal Jual Murah’ ini adalah murni gagasan Bupati Suwirta. Program ini dirancang mengingat tingginya ketimpangan harga beras antara Klungkung Daratan dengan Klungkung Kepulauan yakni Nusa Penida.

Untuk program ini, KUD Takmung mendistribusikan 14 ton beras di bulan Januari 2018. Masing masing BUM-Desa disalurkan 1 ton beras yang harga per kg sesuai dengan harga beras di Klungkung Daratan. Ke depannya, BUM-Desa diharapkan banyak menyerap beras ini untuk dipasarkan kepada masyarakat.

Bupati Suwirta tidak menampik kemungkinan timbulnya gejokan para pedagang beras, karena harga jual BUM-Desa yang lebih murah. Untuk itu, Bupati Suwirta meminta para pengelola BUM-Desa merangkul para pedagang beras seraya menjelaskan bahwa program ini adalah murni demi kesejahteraan masyarakat, utamanya warga kurang mampu. “Di samping dapat menurunkan inflasi, program ini juga merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan keadilan antara Klungkung Daratan dan Kepulauan," ujar Bupati Klungkung pertama asal Kecamatan Nusa Penida, tepatnya dari Banjuar Ceningan, Desa Lembongan ini. *wan

Komentar