nusabali

100 Warga Gianyar Berstatus ODGJ

  • www.nusabali.com-100-warga-gianyar-berstatus-odgj

Gianyar akan bangun rumah singgah untuk ODGJ. Namun pembangunannya masih menunggu ‘lampu hijau’ dari pemerintah Pusat.

GIANYAR, NusaBali

Dinas Sosial Gianyar mencatat tahun 2018 terdapat 100 warga Gianyar berstatus ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa). Data ini menjadi ironi karena Gianyar tergolong kabupaten mapan secara ekonoi dengan layanan kesehatan relatif lebih baik.

Data itu berdasarkan laporan tertulis dari seluruh desa di bumi seni ini. Kepala Dinas Sosial Gianyar I Made Watha mengakui, data itu. Kata dia, dari 100 ODGJ ini, 80 orang sudah dan akan diberikan bantuan berupa tambahan makanan maupun bantuan sosial tak terencana. Termasuk salah satunya, ODGJ Gusti Ngurah Putu Karbawa,35, Banjar Pengembungan, Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampaksiring yang fotonya viral di media sosial. “ODGJ Ngurah Karbawa ini sudah dapat bantuan makanan tambahan dan bantuan sosial tak terencana. Hanya saja, tidak bisa berulang setiap tahun,” jelasnya saat ditemui Senin (29/1).

Dia mengakui, untuk menangani ODGJ, Dinsos tidak bisa sendiri. Harus ada sinergi dari OPD lintas sektoral seperti Dinas Kesehatan, Satpol PP, dan pihak Pemerintahan Desa. “Yang kami tangani adalah ODGJ yang pasca berobat, masuk dalam tahap pemulihan. Saat liar di jalanan tugasnya Satpol PP. Dan saat sakit, tugasnya Dinkes. Jadi kami, tugasnya memberikan pemberdayaan pasca berobat,” jelasnya.

Pihaknya mendorong pihak desa memberikan bantuan kepada warganya yang mengalami gangguan jiwa. Watha mengaku Dinsos tidak bisa sembarangan untuk merujuk ODGJ ke RSJ Bangli. “Ada protapnya. Terutama jika keberadaannya meresahkan warga. Dia harus punya kartu kuning dan penanggungjawab dari keluarga. Merujuk pun kami lakukan bersama Satpol PP dan Dinkes,” jelasnya.

Untuk ODGJ yang masih aman tinggal di rumahnya, Dinsos  berupaya memberdayakan. Melalui bantuan tak terencana Rp 1 juta per bulan. “Tapi bantuan ini tidak bisa diberikan berulang. Maka itu, penting peran serta Desa,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Kota Denpasar punya rumah berdaya untuk ODGJ. Kata Watha, Gianyar akan bangun rumah singgah untuk ODGJ. Namun pembangunannya masih menunggu ‘lampu hijau’ dari pemerintah Pusat. “Proposal sudah kami usulkan ke Pusat tahun lalu bersama Bappeda. Kami kawal ini supaya bisa segera terealisasi,” terangnya.

Nantinya, jelas Watha, di Rumah Singgah ini bisa sebagai tempat singgah sementara bagi para ODGJ yang berulah. Termasuk bisa untuk tempat singgah dan pemberdayaan bagi gelandangan dan pengemis yang diciduk Satpol PP. “Di Rumah Singgah ini, juga diproyeksikan untuk tempat yang aman bagi anak-anak yang menjadi korban kekerasan,” jelasnya.

Beberapa waktu lalu sempat diberitakan kondisi memprihatinkan dari ODGJ Gusti Ngurah Putu Karbawa, 35, di Banjar Pengembungan, Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampaksiring. Pemuda yang hanya tinggal bersama ayahnya yang sakit-sakitan ini, tampak tak terurus.

Ayahnya, Gusti Ngurah Ketut Wijaya, 55 tahun, harus berjuang sendirian merawat anak pertamanya ini. Sang istri, Gusti Nyoman Rusmini telah meninggal sekitar 10 tahun lalu. Keduanya menjalani keseharian tanpa air dan listrik. Sejatinya, keduanya pernah menikmati aliran listrik. Namun akibat dari keterbasan ekonomi, Gusti Ketut Wijaya beberapa kali nunggak pembayaran. Sehingga sekitar 5 tahun terakhir, meteran listriknya dicabut.

"Turah (Gusti Ngurah Putu Karbawa, red) sudah berkali-kali bolak balik dirawat di RSJ Bangli. Dulu sering ngamuk-ngamuk, sekarang sudah bisa diajak bicara," ungkap Gusti Ngurah Ketut Wijaya, ayah ODGJ yang menderita sakit Hepatitis ini.*nvi

Komentar