nusabali

Gebogan Setinggi 2,5 Meter Direbut Ribuan Kera

  • www.nusabali.com-gebogan-setinggi-25-meter-direbut-ribuan-kera

Desa Pakraman Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan untuk ketiga kalinya menggelar upacara ngerebeg gebongan woh-wohan (berbentuk gunungan) di Pura Dalem Kahyangan Kedaton pada Saniscara Kliwon Uye atau Tumpek Kandang, Sabtu (20/1).

Tumpek Kandang di Alas Kedaton, Tabanan


TABANAN, NusaBali
Tidak jauh berbeda dengan yang dilaksanakan 6 bulan lalu, gebogan setinggi 2,5 meter ini pun direbut oleh ribuan monyet. Sebelum prosesi ngerebeg dimulai pamangku Pura Dalem Kahyangan Kedaton beserta krama dan prajuru Desa Pakraman Kukuh melaksanakan sembahyang. Usai itu baru dilaksanakan ngerebeg mengitari areal jaba tengah Pura Dalem Kedaton sebanyak tiga kali, lengkap dengan tedung, lelontek dan bebandrang. Serta paling akhir iringan gebogan setinggi 2,5 meter dan iringan tabuh baleganjur.

Pantuan di lapangan, setelah diputar gebogan buah ditempatkan di tengah-tengah untuk memancing kera mendekat berebut buah. Begitu gebogan diletakkan di tengah-tengah ribuan kera mulai mendekat berebut buah tersebut.

Sekretaris Adat Desa Pakraman Kukuh, I Gusti Ngurah Rai Pujayasa menjelaskan Tradisi Ngerebeg implementasi Tri Hita Karana khususnya palemahan, yakni hubungan manusia dengan lingkungan alam. Dikatakan pada Saniscara Kliwon Uye merupakan memuliakan hewan. "Karena kami memiliki kera dan kelelawar kami gelar upacara otonan binatang," ujarnya.

Sementara terkait dengan ngerebeg buah-buahan merupakan janji agar kera tidak nakal, sebelumnya kera di Alas Kedaton nakal hingga masuk rumah warga. "Sekitar 250 kilogram buah lokal digunakan seperti rambutan, tomat, pisang, jambu biji, kacang panjang dan lainya," jelas Pujayasa mantan Ketua Pengelola DTW Alas Kedaton. *d

Komentar