nusabali

Gagal Panen, Peternak Ayam Masih Untung

  • www.nusabali.com-gagal-panen-peternak-ayam-masih-untung

Peternak Ayam mengalami gagal panen hingga para pedagang menjual daging ayam dengan harga tinggi.

JAKARTA, NusaBali
Daging ayam kini dipatok hingga Rp 40.000/ekor. Gagal panen menyebabkan kematian dan perkembangan yang terganggu pada ayam, sehingga pasokan ayam pun berkurang. Meskipun demikian, Ketua Umum Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN), Sigit Prabowo mengatakan bahwa gagal panen tersebut tidak sampai menyebabkan kerugian yang berarti. Pasalnya, hal tersebut tertutupi dengan harga ayam yang tinggi.
 
"Ini karena ditunjang harga yang tinggi mungkin kerugian tipis. Tapi belum tentu untung, kalau pun untung pasti tipis," ucapnya, Selasa (16/1) seperti dilansir detik. Sebagai informasi, pihaknya kini menjual ayam dengan harga Rp 22.000/kg sampai Rp 22.500/kg. Hal tersebut meningkat dibanding biasanya di harga Rp 18.000/kg sampai 18.500/kg.
 
"Masih tinggi (harganya) karena di peternakan sendiri dijual di angka Rp 22.000 sampai Rp 22.500 per kg. Biasanya Rp 18.000 sampai Rp 18.500 per kg," ucap Sigit. Apa yang menyebabkan peternak gagal panen? "Yang jelas faktor dari alam gagal panen karena penyakit dengan cuaca yang buruk. Itu menyebabkan kematian di lapangan sama ayam tumbuh kerdil enggak bisa jadi daging," jelasnya.
 
Lebih lanjut, Sigit mengatakan bahwa tingkat gagal panen pada ternak ayam berbeda-beda. Misalnya, pada peternakan dengan kandang yang terbuka tingkat kegagalan bisa lebih tinggi dibandingkan peternakan dengan kandang yang tertutup.Sebab, hal tersebut terkait dengan sirkulasi udara. Pada kandang yang tertutup udara dinilai akan cenderung stabil.
 
"Terutama kandang open atau terbuka kematian ayam infonya sampai 35 persen. Kalau kandang yang tertutup angka kematiannya hanya 15-20 persen karena udara diatur lebih stabil," ujarnya.
 
Sementara itu, selain kematian, gagal panen pada peternakan juga menyebabkan gangguan pada pertumbuhan ayam. Sehingga menyebabkan tubuh ayam menjadi kerdil dan sulit untuk dijual menjadi daging. "Kalau gangguan pencernaan sudah kena biasanya penyerapan pakan bisa terganggu. Nggak bisa jadi daging, bisanya (tumbuh) kerdil," tutupnya. *

Komentar