nusabali

Hanura Rela Hanya Pendukung

  • www.nusabali.com-hanura-rela-hanya-pendukung

Tim Aman Tak Persoalkan Kertha-Maha ke Puri Gianyar-

GIANYAR, NusaBali

Partai Hanuara harus rela hanya berstatus sebagai pendukung Paket Aman (Made Agus Mahayastra-AA Gde Mayun) pada hajatan Pilkada Gianyar, 27 Juni 2018. Risikonya, Hanura tak bisa mendapatkan ‘kue kekuasaan’ atau ikut memutuskan hal-hal strategis jika paket ini menang Pilkada.

Sebagaimana diketahui, kepastian Hanura hanya sebagai pendukung, bukan pengusung Paket Aman, gara-gara rekomendasi DPP Hanura dari Jakarta, lambat dikantongi jajaran Hanura di Bali. Terbukti, Paket Aman hanya didaftarkan oleh PDIP selaku pengusung utama Paket Aman, di KPU Gianyar, Senin (8/1) siang. Di lain sisi, sore hari itu juga, usai pendaftaran Paket Aman, rekomendasi Hanura untuk paket ini baru sampai di Gianyar.

Ketua Tim Pemenangan Hanura untuk Pilkada serentak di Bali, Dewa Putu Gde Oka alias Dewa Oka mengakui, kondisi itu. Namun dirinya menilai hanya terjadi berbeda istilah antara ‘mendukung’ dan ‘ mengusung’. ‘’Karena dalam praktiknya, kami tentu all out memenangkan Paket Aman di Pilkada Gianyar nanti,’’ jelas mantan Ketua DPC Hanura Gianyar ini.

Pihaknya menyadari karena gara-gara Hanura tak membawa rekomendasi dari DPP Hanura saat pendafataran Paket Aman, maka status Hanura hanya sebagai pendukung, bukan pengusung. Konsekuensinya, Hanuara tentu tak punya nilai tawar politik ke depan pada PDIP. Misal, jika terjadi jabatan bupati atau wakil bupati berhalangan tetap, maka Hanura tidak berhak berhak dilibatkan dalam proses pergantian atau pengisian jabatan itu. Jiak sama-sama pengusung, maka Hanura tentu berhak untuk mengajukan calon pengganti itu.‘’Karena kami hanya pendukung, tentu tak bisa bicara banyak dalam menentukan pergantain seperti itu,’’ jelasnya.

Hanya saja, lanjut Dewa Oka, dalam praktik untuk memenangkan paket ini, Hanura sama saja dengan PDIP, sama-sama untuk Paket Aman. Pihaknya menilai tentang model kompensasi untuk Hanura, meski secara formal disebut pendukung, kembali kepada komitmen moral para politisi di PDIP. Dia mencontohkan, saat Pilkada Karangasem lalu, Hanura berada dalam posisi pengusyng utama untuk Paket Mas Sumatri-Arta Dipa. Namun setelah pasangan ini menang, toh akhirnya Mas Sumatri membelot ke partai lain (Nasdem,Red). ‘’Sebagai pengusung, tak ada jaminanan bagi calon. Malah saya lebih senang Hanura hanya mendukung paket, bukan mengusung,’’ jelashya.

Dihubungi terpisah, Ketua Tim Pemenangan Paket Aman I Wayan Tagel Winarta mengatakan, saat Paket Bagus (AA Gde Agung Bharata-Made Mahayastra) maju pada Pilkada Gianyar 2013, paket ini diusung PDIP dan Demokrat. Sedangkan pada Pilkada Gianyar 2018, Paket Aman hanya diusung PDIP dan didukung Hanura. ‘’Karena tak ada rekomendasi, KPU tak berani nyebut Hanura sebagai pengusung, tapi pendukung Pekat Aman. Paket ini hanya diusung PDIP,’’ jelasnya.

Kata dia, Paket Aman diusung PDIP dengan 16 kursi dan didukung Hanura 3 kursi, dari 40 anggota DPRD Gianyar. Tagel Winarta menambahkan, dengan kekuatan dukungan 19 kursi itu, target kemenangan Paket Aman 70 persen, cukup masuk akal. Meski hanya mendukung, jika Paket Aman menang, tentu akan ada hitung-hitungannya secara politis dengan Hanura nanti.

Terkait kedatangan Paket Kertha-Maha (Tjokorda Raka Kerthyasa-Pande Istri Maharani Prima Dewi) dan timnya mohon restu ke ibu AA Gde Gde Agung Bharata, AA Istri Sri,85, di Puri Agung Gianyar, Selasa (9/1), Tagel Winartra mengaku tak mempersoalkan. Karena hal itu bagian dari dinamika demokrasi. ‘’Kami tentu sama-sama  menghargai. Karena urusan menang-kalah itu diatur oleh Yang di Atas (Tuhan,Red). Kami di tim hanya bekerja,’’ ujarnya.

Dirinya menilai, kedatangan Paket Kertha-Maha dan tim ke Puri Gianyar itu, tak akan memengaruhi perolehan suara Paket Aman pada Pilkada nanti. ‘’Kalau toh, ada pengaruhnya, tentu tak terlalu signifikan,’’ jelas politisi PDIP asal Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring, ini.

Sebelumnya, Paket Kertha-Maha dideklarasikan sebagai Cabup-Cawabup Gianyar yang diusung Koalisi Gianyar Bangkit (KGB), beranggotakan Golkar-Demokrat-Gerindra-PKPI-NasDem, Selasa (9/1) siang. Usai deklarasi, Kertha-Maha justru mohon restu ke Puri Agung Gianyar, yang notabene kediaman rivalnya, AA Gde Mayun, Cawabup Gianyar dari PDIP. Kertha-Maha dan tim menemui tokoh sepuh AA Istri Sri,85, untuk mohon restu. Kedatangan Kertha-Maha ke Puri Agung Gianyar merupakan surprise. Pasalnya, Puri Agung Gianyar identik dengan ‘rumah PDIP’. AA Istri Sri adalah ibu kandung Panglingsir Puri Agung Gianyar, AA Gde Agung Bharata, kakak Agung Mayun, yang kini menjabat Bupati Gianyar 2013-2018. *Isa

Komentar