nusabali

Dinas Perikanan Kembangkan Bioflok di 4 Kecamatan

  • www.nusabali.com-dinas-perikanan-kembangkan-bioflok-di-4-kecamatan

Dinas Perikanan Badung mengembangkan budidaya ikan lele dengan metode bioflok. Saat ini kebutuhan pasar per hari sekitar 8 ton ikan lele, baru terpenuhi sekitar 5,5 ton.

MANGUPURA, NusaBali

Pemerintah Kabupaten Badung mulai tahun 2018 bakal mengembangkan budidaya ikan air tawar dengan metode bioflok. Untuk tahap awal, pemkab berencana melakukan budidaya ikan lele yang bakal dipusatkan di wilayah Kecamatan Kuta Utara, Abiansemal, Mengwi, dan Petang.

Metode pengembangbiakan ikan lele dengan sistem bioflok adalah hal baru di Badung. Bioflok adalah suatu sistem pemeliharaan ikan dengan menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi mengolah limbah budidaya itu sendiri menjadi gumpalan-gumpalan kecil (flok) yang bermanfaat sebagai makanan alami ikan. Dengan demikian, budidaya ikan lele menggunakan metode bioflok banyak keuntungannya, yakni tidak memerlukan lahan luas, dan lebih irit dalam pemberian pakan buatan.

“Kami akan pusatkan pengembangan budidaya ikan lele ini di kawasan Abiansemal. Nanti ada beberapa desa yang akan jadi sentra,” kata Kadis Perikanan Badung Putu Oka Swadiana, Jumat (5/1).

Dalam upaya mempersiapkan pengembangan budidaya ikan lele tersebut, Dinas Perikanan Badung menggandeng Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi untuk menggelar pelatihan-pelatihan. “Sebetulnya sudah sejak tahun 2017 kami awali pelatihan bagi kelompok-kelompok nelayan. Tinggal sekarang menerapkan,” lanjutnya. Untuk di Badung, dari catatan Dinas Perikanan total ada kelompok pembudidaya ikan lele sebanyak 132 kelompok.

Walau budidaya dengan metode bioflok tergolong baru, namun pemerintah yakin dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat. Pemerintah juga yakin budidaya ikan lele berpeluang besar secara bisnis karena kebutuhan pasar sangat besar.

Saat ini kebutuhan pasar per hari sekitar 8 ton ikan lele, sementara baru sekitar 5,5 ton yang dapat terpenuhi, jadi masih kekurangan sekitar 2,5 ton. “Diharapkan setelah diberikan percontohan masyarakat nantinya bisa secara pribadi atau bisa diajukan kepada desa biar bisa didanai dari dana desa,” harap Swadiana. Dia menyatakan biaya per paket dari program ini sebesar Rp 21 juta terdiri dari pengadaan bibit dan lain sebagainya.

Swadiana yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Pertanian dan Pangan Badung, menuturkan bila memungkinkan pihaknya akan menambah anggaran di perubahan tahun 2018, agar program ini bisa menjangkau semua desa di Badung. “Kami tentu berharap bila program ini jalan, nanti bisa memenuhi kebutuhan lele sekitar 8 ton per hari,” harapnya. *asa

Komentar