nusabali

4 Pelaku Pembunuh Eks Polisi Ditangkap

  • www.nusabali.com-4-pelaku-pembunuh-eks-polisi-ditangkap

Saat diburu polisi, salah satu pelaku sempat nikah dengan diwakili adiknya sebagai mempelai laki-laki

Tersangka Otak Pembunuhan Nekat Tusuk Perut Saat Dijuk


DENPASAR, NusaBali
Tim gabungan Polsek Denpasar Barat diback up Polresta Denpasar akhirnya membekuk empat pelaku pembunuhan Aipda I Made Suanda, 58, pensiunan polisi asal Desa Darmasaba, Kecamatan Abiansmal, Badung yang mayatnya ditemukan membusuk di rumah kontrakan, Selasa (19/12) pagi. Tragisnya, salah satu tersangka yang merupakan otak pembunuhan, I Gede Ngurah Astika alias Sandi, 32, justru nekat mencoba bunuh diri dengan menusuk perutnya saat ditangkap.

Para terasngka kasus pembunuhan Aipda Made Suanda ini ditangkap petugas di empat lokasi berbeda kawasan Tabanan dan Buleleng, Jumat (23/12) dan Sabtu (24/12) lalu. Selain Gede Ngurah Astika, tiga tersangka lagi asing-masing Dewa Made Budianta, Dewa Made Sudiana, dan Putu Veri Permadi.

Informasi yang dihimpun NusaBali, Unit Reskrim Polsek Debpasar Barat langsung mengantongi identitas para pelaku setelah melakukan penyelidikan pasca korban Aipda Made Suanda ditemukan tewas membusuk di rumah kontrakan milik Koe Gandhi Ganesti, 53, di Perumahan Green Kori di Jalan Nuansa Kori Nomor 30 Denpasar kawasan desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, 19 Desember 2017 pagi pukul 07.00 Wita. “Dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi, awalnya dikantongi identitas tiga pelaku. Tapi, setelah dikembangkan, ternyata pelakunya empat orang,” ujar sumber NusaBali di kepolisian, Senin (25/12).

Disebutkan, Tim Polsek Denpasar Barat diback up Polresta Denpasar langsung melakukan pengejaran terhadap ketiga pelaku yang terindetifikasi lebih awal, yakni Gede Ngurah Astika, Dewa Made Sudiana, dan Putu Veri. Awalnya, petugas memburu Ngurah Astika yang diketahui kos di kawasan Desa Pesiapan, Kecamatan Tabanan. Namun saat diburu, ternyata Ngurah Astika sudah pindah kos ke kawasan Kerambitan, Tabanan.

Setelah tidak menemukan Ngurah Astika, petugas juga sempat memburu Putu Veri Permadi ke rumahnya di Busungbiu, Buleleng. Namun, hasilnya sama, Putu Veri yang saat itu seharusnya melangsungkan pernikahan, ternyata tidak berada di lokasi. Bahkan, Putu Veri yang harusnya menjadi mempelai laki-laki, justru digantikan adiknya.

Tidak mau patah arang, petugas terus memburu para pelaku. Sampai akhirnya petugas berhasil mengetahui tempat kos pelaku Ngurah Astika di kawasan Kerambitan, Tabanan, Jumat (22/12) siang pukul 14.00 Wita. Siang itu pula, petugas pun langsung melakukan penggerebekan dan mendapatkan Ngurah Astika sedang menghapus tatoo di tangannya, dibantu seorang seniman tatoo.

Saat ditangkap, terasangka Ngurah Astika yang berasal dari Pupuan, Tabanan nekat coba melawan petugas. Ngurah Astika pun sempat terlepas dari tangkapan petugas dan lari ke arah dapur. Saat itulah, Ngurah Astika yang belakangan diketahui sebagai otak pembunuhan pensiunan polisi, mengambil pisau dapur dan kemudian nekat mencoba bunuh diri dengan menusuk perunt sendiri hingga ususnya terburai.

“Ngurah Astika yang saat itu bersama istrinya (berinisial LI, Red) langsung dibawa ke rumah sakit. Yang bersangkutan kini masih dirawat di RS Trijata Polda Bali di Denpasar,” jelas sumber yang enggan namanya dikorankan ini.

Setelah membekuk tersangka Ngurah Astika, petugas mendapat keterangan jika ada tiga rekannya yang membantu pembunuhan korban Aipda Made Suanda. Mereka masing-masing Dewa Made Sudiana, Putu Veri Permadi, dan Dewa Made Budianta. Ketiga orang itu disebut-sebut asal sekampung, yakni Busungbiu, Buleleng.

Tidak membutuhkan waktu lama, ketiga pelaku lainnya ini akhinrya berhasil dibekuk polisi di tiga lokasi berbeda kawasan Buleleng. Mereka ditangkap Jumat dan Sabtu. “Ternyata, keempat pelaku ini memang komplotan penggelapan mobil,” jelas sumber tadi.

Trio Made Sudiana, Putu Veri, dan Dewa Made Budianta masih dilakukan pengembangan untuk mencari barang bukti lainnya, seperti handphone dan tas milik korban yang dibuang di kawasan Ubung, Denpasar. “Dari keterangan keempat pelaku, mereka semua tidak tahu kalau yang dibunuh itu adalah pensiunan polisi. Mereka baru tahu kalau korban Aipda Made Suanda adalah eks polisi setelah melihat berita,” kata sumber tersebut.

Dari hasil pemeriksaan sementara, lanjut dia, terungkap bahwa otak pelaku pembunuhan ini adalah Ngurah Astika, yang selama ini dikenal sebagai makelar jual beli mobil. Dalam aksinya, Ngurah Astika dibantu tiga rekannya yang ikut keroyok korban Aipda Made Suanda hingga tewas. Ternyata, sebelum dibunuh dengan cara dikeroyok, korban Aipda Made Suanda sempat hendak diracuni dengan obat tidur, untuk memuluskan aksi keempat pelaku.

Trio Dewa Sudiana, Dewa Budianta, dan Putu Veri mengaku hanya diberi uang masing-masing Rp 10 juta oleh tersangka Ngurah Astika atas jasanya ikut keroyok korban hingga tewas. Uang tersebut diambil dari hasil penjualan mobil Honda Jazz warna putih DK 1985 CN milik korban Aipda Made Suanda.

Saat itu, tersangka Ngurah Astika mengakui mobil korban hanya laku dijual Rp 80 juta. “Keempat pelaku sudah resmi ditetapkan sebagai tersangka. Untuk istri Ngurah Astika sampai saat ini masish berstatus saksi,” katanya.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Denpasar Barat, Iptu Aan Saputra, membenarkan penangkapan empat tersangka pembunuh pensiunan polisi tersebut. Namun, Iptu Aan menolak berkomentar, karena kasus ini sudah ditarik ke Polresta Denpasar. Bahkan, penyidik Polresta Denpasar sudah mengambil seluruh barang bukti yang salama ini dikumpulkan Polsek Denpasar Barat, Senin kemarin.

Saat dikonfirmasi NusaBali, Senin kemarin, Kapolresta Denpasar Kombes Hadi Purnomo belum memberikan jawaban terkait kasus pembunuhan pensiunan polisi, karena masih fokus ke pengamanan Hari Raya Natal. Demikian pula Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Aris, belum bersedia memberikan keterangan resmi terkait penangkapan empat tersangka ini. *rez

Komentar