nusabali

PLN Prediksi Beban Puncak Capai 815 MW Saat Nataru

  • www.nusabali.com-pln-prediksi-beban-puncak-capai-815-mw-saat-nataru

PLN Distribusi Bali memprediksi beban puncak tertinggi pada perayaan Natal dan Tahun (Nataru) akan mencapai 815 megawatt (MW).

DENPASAR, NusaBali

Ini diprediksi akan terjadi pada malam tahun baru tepatnya 31 Desember mendatang. Namun menurut General Manager (GM) PLN Distribusi Bali, Nyoman Suwarjoni Astawa, PLN Distribusi Bali memperkirakan tidak akan kekurangan pasokan alias aman.

Dalam acara Media Gathering PLN yang diselenggarakan di Plaza Renon, Rabu (20/12), Suwarjoni menerangkan, beban puncak tertinggi yang pernah terjadi di Bali yaitu mencapai 851 MW yang terjadi pada bulan November lalu. “Di Bali tidak akan kekurangan pasokan, karena total daya mampu listrik di Bali telah mencapai 1.125,24 MW, sehingga masih memiliki cadangan hingga 35 persen,” ungkapnya.

Keamanan pasokan listrik di Bali, kata Suwarjoni, didukung oleh beberapa unit pembangkit yang ada, seperti pembangkit di Pesanggaran yang memiliki daya mampu hingga 322,14 MW, Pemaron dengan daya mampu 78,10 MW, Gilimanuk 130 MW, Celukan Bawang 255 MW dan Kabel Laut 340 MW. “PLN Distribusi Bali juga menyiagakan hal-hal pendukung lainnya untuk menjaga keandalan listrik jelang Nataru seperti menyiapkan 69 unit mobil dan 13 unit sepeda motor PLN yang siap dioperasikan jika terjadi permasalahan dalam jaringan. Termasuk 542 orang tenaga ahli listrik ditambah 282 orang pegawai dari PLN,” katanya.

Tidak hanya itu, PLN juga menyiapkan 2 unit genset, 3 unit mobil diteksi dan 51 posko yang tersebar di beberapa lokasi. Termasuk pemetaan Gereja dan lokasi strategis yang digunakan masyarakat dalam perayaan tahun baru juga dilakukan. Adapun terdapat 48 Gereja di seluruh Bali yang akan menjadi pantauan PLN dan 17 titik perayaan malam tahun baru. “Kami juga melakukan koordinasi dengan pihak Gereja untuk pengamanan pasokan listrik serta menyiapkan personil di lokasi-lokasi yang telah kami tentukan,” jelasnya.

Sementara terkait penjualan listrik di Bali tahun 2017 bila dibandingkan tahun 2016, kata dia, memang mengalami penurunan sedikit. Hal ini dikarena beberapa indikator yang berkontribusi terhadap penjualan listrik di Bali, seperti tipikal wisman dan juga kesadaran masyarakat untuk hemat listrik. “Contohnya tipikal wisman di Bali, yang saat ini didominasi China, yang awalnya didominasi Australia. Kalau Australia atau wisatawan Eropa yang lebih memilih tinggal di hotel, membaca buku dan sebagainya, dibanding wisatawan China yang tipikalnya satu kamar bisa 2-5 orang, dan lebih banyak di luar kamar. Begitu juga kesadaran masyarakat di tahun 2017 ini lebih sadar memanfaatkan listrik secara hemat,” imbuhnya.

Sementara itu, Suwarjoni mengatakan akan ada pembangkit ramah lingkungan yang akan dibangun di Bali, diantaranya Pembangkit Listrik Sampah (PLTS) di Kubu dan Jembrana. Dalam upaya mendukung Bali and Green, memang telah ada kesepakatan dari investor asal Prancis yang akan mendanai pembangunan PLTS tersebut. “Masih ada lagi beberapa program pemutahiran pembangkit listrik di Bali yang akan dibangun, seperti  PLT Bayu, PLT Surya, PLTM  hingga tahun 2026,” imbuhnya.

Termasuk pula rencana PLN membangun  proyek gardu induk di sejumlah daerah di Bali, diantaranya kawasan Baturiti Tabanan, Padang Sambian Denpasar, Pecatu Badung, dua gardu di Pesanggaran yaitu daerah Serangan dan Padangalak, serta di Celukan Bawang.*ind

Komentar