nusabali

PDIP Dorong Pembangunan Nasional Berdikari

  • www.nusabali.com-pdip-dorong-pembangunan-nasional-berdikari

PDI Perjuangan mendorong pembangunan nasional berdasarkan pada perencanaan untuk Indonesia dapat berdiri di atas kaki sendiri, atau berdikari yang diimplementasikan dalam demokrasi Pancasila.

Rapat Koordinasi Nasional Tiga Pilar PDI Perjuangan 


TANGERANG, NusaBali
Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan hal itu dalam pidatonya saat membuka Rakornas Tiga Pilar PDIP di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Sabtu (16/12).

Kegiatan tiga pilar ini diikuti oleh tiga elemen dari PDIP yakni, stuktur partai di tingkat pusat dan daerah, kader yang duduk di jabatan eksekutif, serta kader yang berada di legislatif. Hadir pada pembukaan Rakornas Tiga Pilar PDIP dengan tema ‘Berdikari untuk Indonesia Raya’, yakni, Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden ketiga RI BJ Habibie, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. serta sejumlah tamu undangan kehormatan.

Menurut Megawati, pembangunan yang berdikari merupakan pembangunan yang berdasarkan perencanaan yang menyeluruh dari semua aspek, baik bidang politik, ekonomi, sosial, maupun mental, dan dilaksanakan oleh seluruh elemen rakyat.

“Melalui pembangunan berdikari, maka penyelenggara negara harus membuka ruang sebesar-besarnya terhadap partisipasi rakyat. Sebanyak mungkin rakyat dilibatkan dalam pembangunan,” ujar Megawati seperti dilansir Antara. Megawati juga menegaskan, melalui Rakornas Tiga Pilar ini, dipamerkan hasil produksi berbasis kerakyatan dan kebudayaan, berupa hasil pertanian, kuliner, sandang, pangan, dan sebagainya.

Rakyat Indonesia, kata dia, sebenarnya adalah rakyat yang produktif asalkan dibuka akses partisipasi yang sebesar-besarnya. Pada kesempatan tersebut, Megawati bersama dengan Presiden Jokowi, Wapres Jusuf Kalla, serta Habibie melakukan tumbuk padi di lesung menandai dibukanya kegiatan Rakornas Tiga Pilar yang berlangsung pada Sabtu dan Minggu, 16–17 Desember 2017.

Megawati juga mengingatkan agar kader dan masyarakat tidak mementingkan nafsu dan tuntutan belaka, tetapi cinta kasih harus menjadi penggerak utama dalam berbangsa dan bernegara. “Demokrasi ekonomi Pancasila harus wujud dalam pembangunan. Berdikari overall planning harus ada di bidang politik, sosial, budaya, dan mental,” tandas Megawati.

Pada kesempatan tersebut Megawati juga mengingatkan pemerintah untuk memperhatikan bidang riset dan penelitian. Menurut dia, alokasi dana APBN untuk riset masih sangat minim. Padahal seharusnya alokasi anggaran untuk penelitian bisa mencapai 5 persen atau minimal 2,5 persen dari APBN.

Megawati berkeinginan riset pembangunan berorientasi pada penyelamatan lingkungan dan kekayaan hayati Indonesia. Jokowi di depan para kader PDIP menggelorakan semangat proklamator, Bung Karno. “Salam berdikari. Merdeka, merdeka, merdeka!” ujar Jokowi membuka sambutannya.

Jokowi pun mengingatkan soal semangat berdikari yang selalu disampaikan Bung Karno. Menurutnya ini sesuai dengan tema acara Rakornas Tiga Pilar PDIP, ‘Berdikari untuk Indonesia’. “Saya teringat pidato Bung Karno sebelum proklamasi kemerdekaan. Kini tiba saatnya bagi kita meletakkan nasib bangsa dan tanah air di tangan kita sendiri,” ujar Jokowi seperti dilansir detikcom.

“Saya meyakini acara ini diinspirasi semangat Bung Karno yaitu semangat berdikari,” imbuhnya. Menurut Jokowi, dengan semangat berdikari, Indonesia akan memiliki daya saing tinggi. Daya saing yang mampu memenangkan persaingan global.

“Namun mana bisa kita menangkan persaingan global jika jalur logistik mahal, belum bisa menembus perbatasan, daerah-daerah,” kata Jokowi. Atas alasan itulah, maka pemerintahan Kabinet Kerja banyak membangun daerah perbatasan. Juga membangun dari daerah pinggiran, sesuai dengan Nawacita.

“Itulah mengapa kita membangun dari desa, memberdayakan masyarakat daerah, semangat berdikari yang membuat kita berupaya memperbaiki,” tutur Jokowi. Menyinggung soal pangan, Megawati menyentil Menteri Pertanian Amran Sulaiman, yang hadir dalam acara tersebut. Megawati mengatakan sering kali istilah pangan disebut dengan ‘ketahanan pangan’. Megawati tak setuju dengan istilah itu.

“Mengenai sebutan, sering kali masih banyak orang bicara mengenai pangan. Di sini ada Menteri Pertanian, disebutnya, kita harus selalu mempertahankan pangan kita. Dari sisi kami, kami tidak setuju hal itu,” kata Megawati. Menurut Megawati, yang benar adalah kedaulatan pangan, bukan ketahanan pangan. Menurut dia, kedua istilah ini memiliki makna yang berbeda.

“Apa bedanya? Yang penting dalam pembangunan berdikari terkait kedaulatan pangan, tidak sama dengan ketahanan pangan. Ketahanan pangan hanya berorientasi ketersediaan pangan, tanpa peduli asal-muasalnya, misalnya impor dan tanpa peduli nasib petani,” kata Megawati.

Dia juga menyebut tercapainya kedaulatan pangan adalah bicara soal keberlangsungan hidup suatu bangsa. “Kedaulatan atas air, tanah, dan energi, hingga bagaimana pangan didistribusikan kepada rakyat dengan murah dan cepat,” tandasnya. *

Komentar