nusabali

Pelabuhan Gunaksa Rentan Terkubur

  • www.nusabali.com-pelabuhan-gunaksa-rentan-terkubur

Kondisi pelabuhan antar provinsi di eks Galian C, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, kian memprihatinkan karena mangkrak.

SEMARAPURA, NusaBali
Kini pelabuhan ini diterjang material lahar dingin akibat erupsi Gunung Agung. Warga sekitar khawatiri pelabuhan ini rentan terkubur jika Gunung Agung benar-benar meletus.

Maka, bisa dipastikan pelabuhan yang menelan anggaran ratusan miliar rupiah ini lenyap dari permukaan. Menurut warag sekitar, bercermin dari erupsi Gunung Agung tahun  1963 silam, lokasi tersebut terkubur lahar dingin. Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Klungkung I Nyoman Sucitra pun tidak bisa berbuat banyak pada pelabuhan, jika sampai Gunung Agung benar-benar meletus dahsyat. Terlebih legi, kewenangan pengelolaan pelabuhan ini ada pada pemerintah Pusat. Bahkan kondisi akses jalan eksisting atau jalan darurat sudah terputus sebelum banjir lahar dingin. Areal Palinggih Padmasana di pelabuhan sudah tergerus. “Jika hal itu (Gunung Agung Meletus, Red), maka pelabuhan ini bisa kembali nol,” ujar Sucitra, Rabu (6/12).

Kata Sucitra, meskipun demikian, lahan pelabuhan tetap menjadi milik pemerintah. Karena sertifikat lahan pelabuhan atas nama pemerintah. Tanah ini tentu bisa diukur, pascaletusan. Dishub juga tengah mendata pensertifikatan pembebasan lahan terkait pembangunan jalan menuju Pelabuhan Gunarsa yang sebelumnya sempat tersangkut permasalahan hukum. Ada 86 bidang tanah dengan luas sekitar setengah hektare. Lahan tersebut akan dibuat jalan menuju pelabuhan dengan panjang sekitar 1,77 kilometer, lebar 30 meter.

Sementara itu, pembangunan bronjong di sekitar pilar-pilar jembatan Bypass Ida Bagus Mantra di eks Galian C, Desa Tangkas, Klungkung, juga masih digarap. Langkah ini untuk memperkuat pilar jembatan agar tidak roboh saat diterjang material aliran lahar dingin. Pelaksana pembangunan Gede Sugik mengaku mengalami kendala akibat terjangan lahar dingin. Bahkan ketika air meluap disertai lumpur pekat pada Senin (27/11), aktivitas pemasangan bronjong sempat dihentikan. “Kami merasa was-was,” ujarnya.

Meski demikian, jelas Sugik, proyek ini tetap dilanjutkan. Untuk menjaga keselamatan kerja, ada pekerja khusus mengawasi arus sungai. Jika dilihat arus sungainya naik,  maka petugas akan naik ke atas. “Pembangunan bronjong ini menggunakan 700 meter kubik batu,” ujarnya. *wan

Komentar