nusabali

Bandara Tutup Lagi, TKI asal Selat Gagal Terbang

  • www.nusabali.com-bandara-tutup-lagi-tki-asal-selat-gagal-terbang

Akibat penutupan penerbangan di Bandara Ngurah Rai, Tuban, Badung yang diperpanjang selama 24 jam hingga pagi ini, seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI), I Gusti Ayu Candra, 27, kembali gagal berangkat menuju negara tujuan kerjanya, Turki.

DENPASAR, NusaBali
Akibatnya, dia harus bersabar menanti hingga pelayanan penerbangan dibuka kembali. Awalnya, jadwal penerbangan tenaga spa terapi asal Banjar Santi, Desa Selat, Kecamatan Selat, Karangasem ini adalah Senin (27/11) pukul 09.35 Wita menggunakan pesawat Qatar Q965. Namun, saat sedang lapor tiket tiba-tiba saja langsung ada pemberitahuan bahwa bandara akan ditutup sementara akibat abu vulkanik dari letusan magmatik Gunung Agung yang telah menyebar hingga di zona lintasan penerbangan pesawat. "Padahal saya kemarin (Senin, red) sengaja datang ke bandara lebih pagi, jam setengah tujuh. Terus jam tujuh pas lapor tiket, ternyata bandara tutup tiba-tiba," ceritanya, saat dihubungi NusaBali, Selasa (28/11).

Setelah dinyatakan ditutup hingga Selasa, dia langsung recording name untuk data penumpang. Ayu Candra menyerahkan biodata serta nomor HP yang bisa dihubungi untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut. Sementara penumpang asing didata untuk dicarikan hotel terdekat. Setelah satu hari berlalu, ternyata pihak bandara kembali memperpanjang penutupan layanan penerbangan. "Rencananya berangkat hari ini (Selasa, red). Tapi ternyata bandara tutup lagi," cetusnya.

Sementara masalah tiket, kata Ayu Candra, masih dikoordinasikan ke pihak Qatar Airlines. Penundaan penerbangan ini membuatnya ragu, apakah tiket masih bisa dipakai atau tidak. "Kemarin sempat nanya petugas bandara, masalah tiket akan dikonfirmasi ke Qatar Airlines. Sampai sekarang saya masih menunggu informasi dari mereka. Biar lebih pasti, saya akan tanyakan langsung ke bandara besok," imbuhnya.

Dikatakan, keberangkatannya kali ini adalah melanjutkan kontrak kerjanya pada tahun ketiga di salah satu hotel tempatnya bekerja di wilayah Turki. Dengan kontrak kerjanya yang baru ini, Ayu Candra hanya memperoleh waktu libur tiga minggu pulang ke Indonesia untuk melengkapi surat-surat dan syarat-syarat agar bisa bekerja kembali di luar negeri. Masa liburnya di kampung halaman telah habis dan dijadwalkan terbang ke negeri Turki Senin lalu.

Namun sayang, karena situasi bencana erupsi Gunung Agung ini, Ayu Candra gagal terbang. Akibatnya, dia harus melapor pada pihak hotel agar diberikan kebijaksaan atas bencana yang tengah terjadi di Pulau Dewata. "Saya sudah lapor, tiap hari komunikasi dengan pihak hotel. Mereka sih nggak apa-apa. Mereka mengerti dengan keadaan di sini. Mereka bilang keselamatan saya lebih penting dari kerjaan di sana. Jadi libur saya otomatis diperpanjang sampai bisa berangkat lagi," tuturnya.

Meski demikian, ada hikmah yang bisa diambil Ayu Candra. Dia bisa mendapat waktu lebih banyak dengan keluarga, meski dengan situasi panik karena daerahnya di Desa Selat, Karangasem juga termasuk daerah rawan dan harus mengungsi. "Bagusnya sih dapat lebih lama liburan, dan lebih lama jak keluarga. Tapi ten terlalu menikmati karena waswas juga dengan keadaan," katanya.

Selain itu, dalam situasi seperti ini Ayu Candra mengaku takut melakukan penerbangan untuk melanjutkan perjalanannya ke Turki. "Saya sebenarnya takut nanti naik pesawat, karena pasti tidak seaman dulu karena kejadian ini. Tapi saya tetap berdoa agar tenang," ucapnya. *ind

Komentar