nusabali

Warga 22 Desa Harus Diungsikan

  • www.nusabali.com-warga-22-desa-harus-diungsikan

Status Gunung Agung kembali dinaikkan ke level tertinggi IV( Awas), Senin  (27/11) pagi, setelah terjadi erupsi sejak dua hari sebelumnya.

AMLAPURA, NusaBali

Warga yang berada dalam radius 8-10 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung pun diminta mengungsi. Ada 22 desa di Kabupaten Karangasem yang warganya diharuskan mengungsi, karena berada di zona bahaya.

"Status Gunung Agung dinaikkan dari Siaga (level 3) menjadi Awas (level 4) ter-hitung mulai 27 November 2017 pagi pukul 06:00 Wita. PVMBG Kementerian ESDM merekomendasikan agar tidak ada aktivitas masyarakat di dalam radius 8-10 km," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam akun twitternya @Sutopo_BNPB, Senin kemarin.

"Nah dengan ditetapkan status awas dan radius 8 km ditambah menjadi 10 km terutama utara dan timur laut, dan 10 km di sisi tenggara, selatan hingga barat daya, maka ada sekitar 22 desa yang warganya harus mengungsi," jelas Sutopo.

Menurut Sutopo, pihaknya memperkirakan ada 90.000 sampai 100.000 warga dari 22 desa rawan bencana yang harus dievakuasi. "Perkiraan awal jumlah penduduk yang harus kita evakuasi keluar dari zona bahaya tadi antara 90.000 sampai 100.000 jiwa. Namun, sampai saat ini belum semua masyrarakat yang di zona bahaya tadi mengungsi dengan berbagai alasan. Salah satu, karena alasan ternaknya belum dievakuasi," katanya.

Sedangkan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, mengatakan ada 22 desa di Karangasem yang terdampak radius zona rawan bencana Gunung Agung, hingga warganya harus mengungsi. "Sebanyak 22 desa dari total 78 desa di Karangasem yang berada di kawasan rawan bencana Gunung Agung," ujar Gubernur Pastika saat mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem, Senin kemarin.

Ada pun 22 desa yang masuk zona bahaya Gunung Agung hingga warganya harus mengungsi, masing-masing Desa Ababi (Kecamatan Abang), Desa Pidpid (Kecamatan Abang), Desa Nawakerti (Kecamatan Abang), Desa Datah (Kecamatan Abang), Desa Bebandem (Kecamatan Bebandem), Desa Jungutan (Kecamatan Bebandem), Desa Buana Giri (Kecamatan Bebandem), Desa Tulamben (Kecamatan Kubu), Desa Dukuh (Kecamatan Kubu), Desa Kubu (Kecamatan Kubu), Desa Baturinggit (Kecamatan Kubu), Desa Ban (Kecamatan Kubu), Desa Sukadana (Kecamatan Kubu), Desa Menanga (Kecamatan Rendang), Desa Besakih (Kecamatan Rendang), Desa Pempatan (Kecamatan Rendang), Desa Selat (Kecamatan Selat), Desa Peringsari (Kecamatan Selat), Desa Muncan (Kecamatan Selat), Desa Duda Utara (Kecamatan Selat), Desa Amerta Bhuana (Kecamatan Selat), dan Desa Sebudi (Kecamatan Selat).

"Jadi, ada 58 desa lagi di Kabupaten Karangasem yang aman. Kami mengimbau kepada warga yang berada di lokasi aman agar tidak panik," ujar Pastika. Bila dihitung keseluruhan desa yang ada di Bali, kata Pastika, jumlahnya hingga ratusan desa yang masih aman.

Pastika mengajak masyarakat agar mengambil hikmah di balik bencana Gunung Agung ini, karena ada yang diuntungkan dan ada juga yang merasa dirugikan.  "Kami berharap tidak terjadi letusan Gunung Agung. Kalau pun meletus, Bali akan mendapat berkah pasir yang berlimpah," katanya.

Pada bagian lain, Gubernur Pastika mengatakan Bali harus siap menghadapi kemungkinan terburuk pembatalan pertemuan IMF dan World Bank di Nusa Dua, Oktober 2018 mendatang, jika penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai berkepanjangan akibat bencana erupsi Gunung Agung. "Ya, tidak apa-apa, bagaimana ini 'kan alam, mau bagaimana menentang alam. Harus siap-siap," ujar Pastika dilansir Antara secara terpisah di Denpasar, Senin kemarin.

Menurut Pastika, hingga saat ini belum ada kepastian jadi tidaknya ‘IMF & World Bank Annual Meeting 2018’ digelar di Bali akibat erupsi Gunung Agung. "Karena tidak tahu berapa lama (erupsi terjadi-red). Kalau (erupsi) sebulan selesai, nggak ada alasan dong untuk menunda," katanya.

Yang jelas, lanjut Pastika, selama ini berbagai persiapan untuk penyelenggaraan kegiatan IMF tersebut sudah matang. "Mereka (panitia) sudah meninjau berkali-kali dan menyatakan Bali siap, kecuali airport ditutup terus sampai tahun depan. Mau datang bagaimana, berenang orang?" *k16

Komentar