nusabali

Peternak Diminta Kelola Limbah Agar Tak Cemari Lingkungan

  • www.nusabali.com-peternak-diminta-kelola-limbah-agar-tak-cemari-lingkungan

Lurah Benoa Wayan Solo mengumpulkan seluruh peternak di wilayah Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Rabu (22/11).

Lurah Benoa Kumpulkan Peternak  


MANGUPURA, NusaBali
Mereka diingatkan tentang pengolahan limbah ternak masing-masing. Solo mengatakan para peternak dikumpulkan karena dirinya banyak menerima keluhan dari warga setempat. Keluhan itu muncul karena para peternak kurang memperhatikan sistem pengelolaan limbah hewan ternak.

“Kini sudah memasuki musim penghujan. Jika kandang hewan ternak (terutama babi) tak diperhatikan, pada saat hujan tiba kotoran pasti terhanyut. Bayangkan kalau peternak di Puja Mandala tak memperhatikan kandang hewan ternaknya, pasti imbasnya pada masyarakat yang berada di dataran rendah,” kata Solo, Rabu kemarin.

Meski mendapat keluhan semacam itu, Solo mengaku tidak bisa berbuat banyak. Pihaknya hanya bisa mengimbau agar para peternak bisa mengelola limbah dan bau yang dihasilkan. Dengan harapan agar tidak menimbulkan keluhan, apalagi pencemaran lingkungan.

“Seminggu lalu, polisi tahura juga sempat datang. Saat itu disampaikan, akan ada langkah tegas terhadap warga yang aktivitasnya dapat menimbulkan pencemaran dan kerusakan mangrove. Nah, dalam hal itu termasuk pula aktivitas beternak. Kami sadar, beternak adalah mata pencaharian/penghidupan warga. Kalau itu kami larang dengan saklek, lalu bagaimana dengan kehidupan mereka? Tentu itu juga harus diperhatikan,” tuturnya.

Solo mengungkapkan di Kelurahan Benoa terdapat 44 peternak yang telah terdata. Sebanyak 40 di antaranya adalah peternak babi dan selebihnya peternak ayam. Namun diduga masih banyak peternak lainnya yang belum terdata. Untuk mempermudah komunikasi dan koordinasi ke depannya akan ada paguyuban peternak di Kelurahan Benoa.

Dirinya menyarankan agar para peternak membuat septic tank. Dengan demikian, limbah ternak tidak akan mudah hanyut dan bau yang dihasilkan juga bisa diminimalisir. “Tapi mengenai bau dan limbah, kami tidak akan menunggu adanya paguyuban. Sesuai arahan, kami minta kedua dampak itu bisa segera disikapi. Jangan sampai itu kembali terjadi. Apalagi untuk yang berlokasi di dekat hutan mangrove, pihak kehutanan sudah menegaskan, tidak akan segan-segan mengambil tindakan tegas,” tandas Solo. *p

Komentar