nusabali

Reuni Angkatan 87 SMAN 1 Bangli Alumni Baksos di Pengungsian dan SLB

  • www.nusabali.com-reuni-angkatan-87-sman-1-bangli-alumni-baksos-di-pengungsian-dan-slb

Alumni angkatan 1987 SMAN 1 Bangli melaksanakan kegiatan sosial, seperti penyerahan bantuan sembako bagi pengungsi di pokso pengungsian Kubu, Kelurahan Kubu, Bangli, Sabtu (18/11).

BANGLI, NusaBali

Selain itu dilakukan pula penyerahan bantuan berupa buku pelajaran bagi siswa di Sekolah Luar Biasa (SLB)  Bangli.  Ketua Panitia reuni alumni angkatan 1987 I Wayan Artawan mengatakan kegiatan bhakti sosial merupakan bentuk kecil dari upaya membantu saudara-saudara yang terkena musibah. "Kami tidak memberikan banyak, namun kami berharap apa yang dilakukan menjadi motivasi dan semangat bagi warga pengungsi bencana gunung agung," ungkapnya disela-sela kegiatan.

Selain menyerahkan bantuan sembako alumni 1987 juga mendatang SLB untuk menyerahkan bantuan buku bagi para siswa. "Hampir 30 tahun kami lulus, kesempatan untuk kami berbagi," ujar Artawan. Kehadiran para alumni juga untuk memberikan dukungan moril bagi para siswa berkebutuhan khusus.

Sementara I Nyoman Basma menambahkan kegiatan alumni 1987 selain melaksanakan kegiatan sosial, juga mendukung kegiatan pendidikan. "Siswa SLB tentu perlu dukungan lebih dibandingkan siswa pada umumnya. Kami ingin anak-anak yang istimewa ini, juga mendapat perhatian," imbuh Nyoman Basma yang juga Wakil Ketua DPRD Bangli. Dikatakan pula, pihaknya ingin kegiatan reuni menjadi lebih bermakna dengan melaksanakan kegiatan sosial.

Disisi lain, kondisi saat ini di posko pengungsian Kubu, Bangli, masih terdapat pengungsi sebanyak 123 jiwa dari 27 kepala keluarga. Koordinator Logistik Posko pengungsian I Made Wista menyampaikan untuk ketersediaan logistik untuk 7 hari kedepan masih aman. Dijelaskan pula bahwa di posko pengungsian masih menerima bantuan para donatur meski sudah ada penurunan status Gunung Agung dari level awas menjadi siaga serta sebagian pengungsi telah kembali.

"Kami tetap merima bantuan dari para donatur karena tidak tahu kondisi kedepan seperti apa. Ketika kemungkinan terburuk terjadi yakni gunung meletus, pokso masih menampung warga pengungsi dan ketersedian kebutuhan pengungsi juga tersedia," terangnya.

Made Wista juga menambahkan sejatinya jumlah pengungsi yang berada di radius 7 kilometer, sebanyak 300 jiwa, namun mereka memilih kembali. "Sekarang jumlah 123 jiwa, banyak pengungsi yang kembali tanpa pemberitahuan, kami pun tidak bisa berbuat banyak. Namun posko yang disiapkan pemerintah tetap disiagakan," imbuhnya. *e

Komentar