nusabali

Jadi Pilot Project, Ibu-ibu Asyik Belajar Hemat Energi

  • www.nusabali.com-jadi-pilot-project-ibu-ibu-asyik-belajar-hemat-energi

Puluhan ibu-ibu terlihat antusias menghitung dan mencatat dalam sebuah acara workshop di Hotel Aston Denpasar, Kamis (16/11).

DENPASAR, NusaBali
Mereka yang tergabung dalam 24 organisasi di bawah payung Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali ini tampak serius mengkalkulasi data untuk menghitung berapa jumlah energi yang terjadi dalam suatu ruangan.

Rupanya mereka tengah mengikuti Workshop Pengenalan Audit Energi Pada Bangunan Gedung, kerjasama BKOW Bali dengan Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Kementerian ESDM RI.

Acara workshop kemarin merupakan lanjutan dari acara sosialisasi Penghematan Energi 10 persen pada Sektor Rumah Tangga di Denpasar pada bulan Agustus lalu. Kala itu, merupakan sosialisasi pertama yang dilakukan Kementerian ESDM RI. Bali pun menjadi pilot project sosialisasi hemat energi 10 persen dengan bekerjasama dengan BKOW Bali.

“Kami (BKOW, red) ditunjuk sebagai pilot project, dan satu-satunya organisasi perempuan yang mendapatkan pilot project ini. Nantinya, ketika BKOW Bali berhasil melakukan hemat energi di sektor rumah tangga, itu akan menjadi contoh pada organisasi-organisasi seluruh Indonesia,” terang Ketua BKOW Bali, AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda, di sela acara workshop, kemarin.

Pentingnya gerakan hemat energi 10 persen, menurut dia, tidak akan cukup hanya dengan sosialisasi. Melainkan, perlu suatu cara agar para wanita bisa mengetahui bagaimana cara menghitung energi serta cara menghematnya. Maka BKOW Bali meminta agar diadakan workshop guna menambah pengetahuan para ibu-ibu. “Saat sosialisasi bulan Agustus lalu, kami dari BKOW meminta bukan sekedar hanya sosialisasi, tetapi bagaimana cara berhemat setelah sosialisasi itu. Nah, hari ini kami kembali diberikan program berupa workshop, agar bisa mengimplementasikan cara yang paling sederhana dan mampu dilakukan di rumah tangganya masing-masing,” ungkapnya.

Dalam workshop ini, para ibu-ibu diberikan materi-materi tentang cara menghitung hemat energi. Bukan saja untuk hemat, tetapi bagaimana juga ketika melakukan penghematan tetap merasa nyaman. “Satu sisi memang menghemat, tapi kalau kita tidak nyaman itu juga tidak menjadi suatu keberhasilan yang dicapai,” cetus Tini Gorda.

Tujuan akhirnya nanti, menurut Tini Gorda adalah bagaimana di rumah tangga masing-masing bisa melakukan hemat energi tersebut. Karena dengan efisiensi, disitu para ibu rumah tangga juga bisa mengendalikan pengeluaran setiap bulannya. Serta membiasakan keluarga kecil masing-masing mempergunakan energi yang tepat guna dan tepat sasaran sehingga mendapatkan kemanfaatan. Pada akhirnya, akan digetoktularkan ke masing-masing tempat bekerja maupun di masyarakat.

Sementara salah satu peserta workshop, Natalia Prih Samudreni, mengaku mendapat ilmu baru dalam workshop pertama ini. Sebab, baru kali ini dia tahu bagaimana menghitung dan mengukur sebuah energi yang diperlukan dalam sebuah ruangan yang sebenarnya energi itu juga berkaitan dengan luas ruang itu. Pengukuran energi dalam sebuah ruang dideteksi melalui sebuah alat yang langsung dicoba oleh peserta secara bergiliran.

“Dengan alat itu, kita jadi tahu kalau ruangan seluas ini perlu energi berapa. Terus kita lihat rumah kita sendiri dengan luas segitu berapa energi yang harus kita keluarkan agar bisa dikatakan hemat energi. Banyak ilmu hari ini,” ujar wanita yang tergabung dalam organisasi Wanita Katholik Republik Indonesia cabang Katedral Denpasar ini.

Menurutnya, setelah mengikuti workshop tersebut, dia akhirnya mengetahui bahwa ada beberapa kebiasaan buruk yang kerap dilakukan di rumah tangga justru malah menambah beban pengeluaran. “Contohnya saja ketika selesai men-charge HP namun chargernya tidak lepas dari stop kontak, teryata dalam charger itu masih tersimpan listrik. Nah, ini kan menambah beban jadinya,” ceritanya.

Ada lagi penggunaan AC yang terlalu rendah justru menambah beban cukup banyak. Serta penggunaan lampu LED ternyata lebih bermanfaat untuk menghemat energi. Selepas workshop ini Natalia mengaku akan mempraktekannya di rumah. Setelahnya, akan disebarluaskan kepada teman-teman di organisasinya terlebih dahulu, dan menjangkau lebih luas. “Saya rencananya mau bagikan ilmu ini kepada teman-teman dulu. Tapi sayang, alat untuk mengukur itu tidak ada. Tapi kita akan bagi ilmu-ilmu yang bisa dipraktekkan secara manual,” tandasnya. *ind

Komentar