nusabali

Dijadikan PSK di Lumintang, Kamar Dijaga Preman

  • www.nusabali.com-dijadikan-psk-di-lumintang-kamar-dijaga-preman

Gara-gara diimingi bekerja di Bali dengan gaji tinggi, seorang wanita asal Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) berinisial LAK, 26 dijadikan PSK (Pekerja Seks Komersil) di kawasan lokalisasi Lumintang, Denpasar Barat.

Flobamora Selamatkan Wanita NTT Korban Human Trafficking


DENPASAR, NusaBali
Korban perdagangan manusia (human trafficking) inipun akhirnya berhasil diselamatkan paguyuban Flobamora yang mendapat informasi keberadaan LAK di lokalisasi tersebut.

Ketua Paguyuban Flobamora Yosep Yulius Diaz menjelaskan, kasus perdagangan manusia terus terjadi di Bali dan yang lebih memiluhkan, korbannya adalah warga asal NTT yang berpendidikan rendah. Dalam mengaet korbannya, para sindikat perdagangan manusia ini hanya satu, yakni diimingi dengan gaji besar. Sehingga, korban termakan bujukan tersebut dan mengambil kesempatan kerja dengan bayaran besar. Ternyata, fakta dilapangan, khususnya kaum wanita menjadi budak seks lelaki hidung belang. Korban asal NTT ini dimasukan didalam lokalisasi dan mendapat pengawasan dari preman dan mami yang menangani mereka, “Yang terbaru ini karena adanya informasi dari kerabat dan keluarganya dari Sumba. Pasalnya, anaknya ini tidak ada komunikasi. Sehingga, melalui saudaranya di Bali ini melaporkan kepada kita. Selanjutnya ditindaklanjuti dan dilakukan penelusuran oleh pihak kita,” jelasnya, Senin (13/11).

Menurut pria yang akrab disapa Yus Diaz ini, pihaknya yang menerima laporan laangsung bertindak melalui Satgas Flobamora Marthen Umbu. Sehingga, dalam penindakannya, tim memutuskan untuk melakukan evakuasi LAK secara baik-baik dari tempat tersebut. Untungnya, sambung dia, pihak lokalisasi mengijinkannya untuk mengeluarkan LAK dari tempat itu. Sehingga dibawa ke sekretariat Flobamora di Jalan Plawa 79 Denpasar. Nah, disana korban pun bercerita hingga masuk kedalam lokalisasi. Awal kedatangan LAK di Bali ini untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga di kawasan Monang-Maning Denpasar. Selama 8 bulan bekerja, ia bertemu seorang pria bernama Nur. Saking seringnya, pertemuan dengan Nur ini terus berlanjut dan komunikasinya keduanya dilakukan saat bertemu mengantarkan anak majikannya. “Awalnya memang dijanjikan kerja di katering oleh Nur. Di katering itu gaji besar makanya saya keluar untuk bekerja di catering tersebut,” kisahnya

Apesnya, baru tiga hari bekerja, catering itu justru gulung tikar. Ditengah kekalutan itu, seorang pria bernama Ahmad justru datang dan menawarkan pekerjaan dengan upah Rp 70.000 perharinya. Nah, karena diimingi gaji seperti itu, Ahmad ini pun membawa LAK kepada seorang yang bernama Arini diseputaran Lumintang Denpasar Barat. Belakangan, korban LAK ini baru mengetahui jika Arini merupakan mami ditempat lokalisasi itu, “Saya tidak ada alat komunikasi. Saya juga tidak tahu Bali ini seperti apa. Makanya pas diajak bekerja dengan upah segitu, akhirnya saya memutuskan untuk mengambilnya,” ungkapnya.

Korban LAK yang tidak mengetahui keberadaan tempat seperti itu hanya mengikuti perintah dari Ahmad ini. Bahkan, korban melihat mami Arini ini memberikan uang kepada Ahmad, setelah itu, ia dibawa kedalam kamar yang ditempatinya untuk melayani tamu. “Setelah mendapat kamar pribadi itu, saya dilarang keluar dari blok, dilarang berhubungan dengan orang luar. Saya baru sadar saat pertama kali disuruh menemani tamu sampai mabuk, dan dipaksa melayani tamu dalam kamar yang saya tempati itu. Saya juga tidak bisa lari dari lokasi itu, karena tiap hari dijaga preman dan mami Arini. Apalagi, saya tidak hafal Kota Denpasar,” kenangnya yang sudah sebulan belakangan berada ditempat itu. *dar

Komentar