nusabali

Pura Puseh Pajahan Remuk Diterjang Angin

  • www.nusabali.com-pura-puseh-pajahan-remuk-diterjang-angin

Puting Beliung di Desa Tigawasa, 15 Rumah Porakporanda

TABANAN, NusaBali

Hujan deras disertai angin kencang yang melanda sebagian wilayah Tabanan, Jumat (10/11) sore, menimbulkan bencana di Pura Puseh Desa Pakraman Pajahan, Kecamatan Pupuan. Setidaknya, tiga palinggih di Pura Puseh Pajahan porak-poranda tertimpa bangunan utama yang roboh

Tiga palinggih di Pura Puseh Pajahan yang porakporanda, Jumat sore sekitar pukul 15.00 Wita, masing-masing Palinggih Ratu Puseh, Palinggih Pura Desa, dan Palinggih Persimpangan Dalem. Ketiga palinggih ini berjejer dalam satu areal di bawah bangunan utama (kekereb).

Ketika terjadi hujan lebat disertai angin kencang kemarin sore, bangunan kekereb dengan panjang 9 meter dan leber 4 meter mendadak roboh, hingga menimpa dan hancurkan ketiga paliggih di bawahnya. Selain itu, tembok penyengker Pura Puseh juga ambruk sepanjang 9 meter. Untungnya, tak ada korban jiwa maupun terluka dalam musibah ini, karena kondisi Pura Puseh sedang sepi aktivitas saat kejadian.

Hingga tadi malam, belum diperoleh konfirmasi resmi dari prajuru Desa Pakraman Pajahan terkait musibah ambruknya bangunan kekereb hingga hancurkan tiga palinggih di Pura Puseh ini. Yang jelas, musibah ini sangat mengejutkan dan membuat krihantin krama setempat.

Maklum, tiga palinggih berikut bangunan kekereb yang ambruk tersebut baru rampung dibangun dan dikupacarai pamelaspas, sekitar 2 bulan lalu. “Kertugian material akibat musibah ini mencapai ratusan juta rupiah,” ungkap Kapolsek Pupuan, AKP Ida Bagus Mahendra, saat dikonfirmasi NusaBali, kemarin petang.

Menurut Kapolsek AKB IB Mahendra, pihaknya sudah sempat terjun ke lokasi musibah di Pura Pusah Desa Pakraman Pajahan, bersama petugas BPBD Tabanan, kemarin sore. Petugas BPBD Tabanan pun telah mengecek taksiran kerugian material.

Berdasatkan pengecekan petugas BPBD Tabanan, Palinggih Ratu Puseh yang hancur bernilai Rp 60 juta, Palinggih Pura Desa bernilai Rp 60 juta, sementara Palinggih Persimpangan Dalem bernilai Rp 40 juta. Sebaliknya, bangunan utama kekereb yang ambuk bernilai sebesar Rp 125 juta. Sedangkan tembok penyengker yang ambruk sepanjang 9 meter, mengalami keruian sekitar Rp 20 juta. "Jadi, kerugian total akibat musibah di Pura Puseh mencapai Rp 305 juta," terang AKP IB Mahendra.

Sementara itu, pada hari yang sama, Jumat kemarin, terjadi bencana angin puting beliung di Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Buleleng. Dalam bencana puting beliung yang terjadi siang sekitar pukul 13.30 Wita ini, setidaknya 15 rumah porakporanda di bagian atap.

Rumah-rumah yang rusak diterjuang puting beliung ini semuanya berada di Banjar Dauh Pura, Desa Tigawasa. Informasionya, angin kencang berpusar berhembus dari arah utara seraya menerjang rumah-rumah penduduk yang dilewatinya. Begitu puting beliung reda dalam hitungan menit, langsung turun hujan.

Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun terluka, karena saat kejadian, warga setempat berlindung ke tempat aman. Pasca diterjang puting beliung, warga bersama aparat desa kemarin gotong-royong memperbaik kerusakan rumah yang jadi korban. BPBD Buleleng sendiri kemarin telah membawa pasokan paket sembako bagi para korban puting beliung di Desa Tigawaswa. BPBD Buleleng juga telah membagikan terpal untuk penutup sementara atap rumah yang rusak.

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, I Made Subur, mengakui pihaknya masih mendata kerusakan akibat puting beliung di Desa Tigawasa. Dari pendataan sementara, ada 15 rumah yang atapnya beterbangan. “Saya sedang di lokasi ini, masih mendata, karena belum semua warga melaporkan kerusakan. Untuk sementara, ada 15 rumah yang atapnya rusak,” terang Made Sabur kepada NusaBali per telepon di Singaraja, Jumat kemarin.

Menurut Made Sabur, pihaknya sudah membagikan terpal penutup sementara atap rumah yang rusak agar penghuninya terlindung dari guyuran hujan. Sedangkan terhadap pemilik rumah yang rusak, pihaknya sudah membagikan bantuan paket sembako.

“Kita masih koordinasikan dengan aparat desa soal langkah yang bisa dilakukan terhadap korban, termasuk penanganan kerusakan rumah. Tapi, sebagian pemilik rumah sudah memperbaikinya dengan pasang kembali atap yang ditemukan secara gotong-royong,” katanya. *d,k19

Komentar