nusabali

Paket Aman Klaim Didukung Birokrasi

  • www.nusabali.com-paket-aman-klaim-didukung-birokrasi

Ketua DPC PDIP Gianyar, Made ‘Agus’ Mahayastra, tidak gentar dengan munculnya pasangan Tjokorda Raka Kerthyasa alas Cok Ibah-Pande Istri Maharani Prima Dewi alias Gek Rani sebagai Calon Bupati (Cabup)-Calon Wakil Bupati (Cawabup) Gianyar ke Pilkada 2018.

Akui Paket Cok Ibah-Gek Rani Lawan Tangguh


GIANYAR, NusaBali
Meski diakui Cok Ibah-Gek rani merupakan lawan berat, Agus Mahayastra yang akan maju berpaket dengan AA Gde Mayun dalam kemasan Paket Aman, klaim mendapat dukungan dari kalangan birokrasi.

Paket Cok Ibah-Gek Rani sudah dapat rekomendasi untuk maju tarung Pilkada Gianyar 2018 yang diusung Koalisi Gianyar Bangkit (KGB), koalisi parpol yang dimotri Golkar-Demokrat-Gerindra-PKPI. Rekomendasi Paket Cok Ibah-Gek Rani dikeluarkan melalui rapat pleno KGB, 27 Oktober 2017 lalu.

Cok Ibah merupakan politisi senior Golkar asal Puri Agung Ubud, Gianyar yang kini duduk di DPRD Bali. Selain itu, mantan Ketua DPD II Golkar Gianyar ini dikenal sebagai politisi-tokoh adat yang kini menjabat Bendesa Pakraman Ubud. Sedangkan Gek Rani merupakan Srikandi politik asal Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar yang kini menjabat Bendahara DPC Demokrat Gianyar.

Sebaliknya, Paket Aman (Agus Mahayastra-Gung Mayun) diskenariokan akan diusung PDIP sebagai Cabup-Cawabup Gianyar ke Pilkada 2018. Hanya saja, sejauh ini rekomendasi Paket Aman belum kunjung diturunkan DPP PDIP. Agus Mahayastra sendiri mendapat tandingan dari Nyoman Parta (Ketua Komisi IV DPRD Bali dari Fraksi PDIP Dapil Gianyar) dalam berebut tiket Cabup Gianyar di internal PDIP.

Agus Mahayastra adalah Ketua DPC PDIP Gianyar yang kini masih menjabat Wakil Bupati Gianyar 2013-2018. Sedangkan gung Mayun adalah politisi asal Puri Agung Gianyar yang notabene adik kandung Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata.

Baik Paket Aman maupun Paket Cok Ibah-Gek Rani sama-sama mepresentasikan komndinasi kekuatan Gianyar Barat-Gianyar Timur. “Selaku figur, saya dan Cok Ibah sama-sama mewakli wilayah Gianyar Barat. Sedangkan Gung Mayun dan Gek Rani sama-sama mewakili wilayah Gianyar Timur,” ujar Agus Mahayastra saat dikonfirmasi NusaBali, Senin (6/11) malam.

Menurut Mahayastra, Paket Aman dan Cok Ibah-Gek Rani juga sama-sama merepresentasikan pertarungan unsur puri. Sebab, Gung Mayun adalah tokoh dari Puri Agung Gianyar, semehtara Cok Ibah tokoh dari Puri Agung Ubud. Melihat peta itu, Mayasatra meyakini pertarungan Paket Aman vs Cok Ibah-Gek Rani akan ketat di wilayah Kecamatan Sukawati dan Kecamatan Blahbatuh, yang secara demografis berada di kawasan Gianyar Selatan. Sedangkan dua zona lainnya masuk wilayah Barat (Kecamatan Ubud, Kecamatan Payangan, Kecamatan Tegallalang, Kecamatan Tampaksiring) dan wilayah Timur (Kecamatan Gianyar).

Mahayastra tegaskan Paket Aman tidak gentar dengan Tjok Ibah-Gek Rani. Dia mengklaim Paket Aman lebih punya dukungan dari kalangan birokrasi. “Dukungan tambahan dari birokrasi ini tentu karena tiyang punya pergaulan di birokrasi (karena menjabat Wakil Bupati Gianyar, Red),” jelas Mahayastra saat dihubungi NusaBali, Senin (6/11) malam.

Kendati demikian, Mahayastra yakin Cok Ibah-Gek Rani juga punya dukungan dari kalangan birokrasi Pemkab Gianyar. Mereka yang dukung Cok Ibah-Gek Rani adalah kalangan birokrasi yang tidak senang dengan kepemimpinan Paket Bagus (AA Gde Agung Bharata-Agus Mahayastra, Bupati-Wakil Bupati Giayar 2013-2018). “Kan tidak semua pejabat atau pegawai terpuaskan. Misalnya, tak semua pejabat terpuaskan dengan kebijakan mutasi. Setiap orang berharap dapat jabatan, tapi jabatan ‘kan terbatas. Nah, bagi mereka ini, pasti pilihannya beralih ke figur lain (di luar Paket Aman, Red),” tandas Mahayastra.

Mahayastra menilai, Cok Ibah-Gek Rani lebih fokus turun ke lapangan dibandingkan Paket Aman, yang hingga kini belum mengantongi rekomendasi dari DPP PDIP. Menurut Mahayastra, Cok Ibah-Gek Rani merupakan lawan berat. Selain didukung gerbong kekuatan empat partai: Golkar-Demokrat-Gerindra-PKPI, Cok Ibah-Gek Rani juga didukung ketokohan Puri Agung Ubud dan komunitas dukungan masing-masing figur. Namun, bukan berarti Paket Aman gentar.

Selaku Ketua DPC PDIP Gianyar, Mahayastra belum berani mengklaim berapa persen partainya telah mengunci modal dukungan untuk memenangkan Paket Aman. Dia menilai, peta dukungan antara dirinya selaku kandidat Cabup dari Paket Aman dan Nyoman Parta selaku kandidat Cabup dari PDIP dan pasangannya, jika direkomendasi DPP PDIP, relatif sama. Sebab, keduanya sama-sama mengandalkan mesin partai. “Kalau kekuatan figur saya dengan Parta, hampir sama. Mungkin saja dukungan saya ada tambahan dari unsur birokrasi, karena saya bergaul di birokrasi (menjabat Wakil Bupati Gianyar, Red). Kalau Parta kan belum punya bergaulan di birokrasi,’’ katanya.

Terkait koalisi, menurut Mahayastra, pihaknya sejak awal berupaya menggalang koalisi parpol untuk perkuat Paket Aman di Pilkada Gianyar, 27 Juni 2018 mendatang. Hal ini belajar dari kekalahan jago PDIP di Pilkada Gianyar 2008, yakni pasangan AA Gde Agung Bharata-Putu Yudhany Tema (Paket Bayu) saat melawan Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace-Dewa Made Sutanaya (Paket AS). Saat itu, Paket Bayu hanya diusung PDIP, sedangkan Paket AS didukung 10 parpol koalisi yang dimotori Golkar.

Menurut Mahayastra, koalisi parpol untuk Paket Aman di Pilkada Gianyar 2018 masih sulit diwujudkan, karena bergerak linier dengan koalisi parpol untuk Pilgub Bali 2018. “Semua partai yang saya dekati (seperti Hanura dan NasDem, Red) menyatakan masih menuggu arah koalisi untuk Pilgub Bali 2018.” *lsa

Komentar