nusabali

Mata Air di Lereng Gunung Agung Masih Normal

  • www.nusabali.com-mata-air-di-lereng-gunung-agung-masih-normal

Sejumlah mata air di lereng Gunung Agung masih normal. Belum ada tanda-tanda mengering dan belum ada perubahan air menjadi panas meskipun hampir sebulan Gunung Agung berstatus awas.

AMLAPURA, NusaBali

Status awas belum tentu mengancam terjadi erupsi Gunung Agung dalam waktu cepat. Mantan Perbekel Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Ir I Nengah Diarsa yang bermukim di KRB III radius 6 kilometer dari Gunung Agung di Banjar Gula, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Abang menyebutkan, di kampungnya terdapat empat mata air cukup besar, semuanya masih berfungsi normal. Keempat mata air itu yakni mata air Lateng dan mata air Rijasa di Banjar Bedugul, mata air Dalem dan mata air Singkong di Banjar Dangin Sema. “Jika mata air itu mulai mengering karena panas atau airnya berubah jadi panas, itu pertanda Gunung Agung segera meletus. Itu berdasarkan pengalaman letusan tahun 1963,” jelas Diarsa, Rabu (25/10).

Meski demikian warga Desa Bhuana Giri tetap mengungsi, terutama ibu-ibu dan anak-anak. Sedangkan warga laki-laki tetap tinggal di rumah masing-masing melakukan aktivitas memelihara ternak dan menggali pasir. Terpisah, Kepala Unit PDAM Kecamatan Abang I Wayan Parsa menambahkan, ada tiga mata air cukup besar di lereng Gunung Agung yakni mata air Prajati di Desa Purwekerti, Kecamatan Abang, mata air Yeha di Desa Ababi dan mata air Canging di Desa Kesimpar, semua debit airnya masih normal. “Kalau sampai ketiga mata air itu mengering karena Gunung Agung erupsi, pelayanan se-Kecamatan Abang terbengkalai,” jelas Parsa.

Ditambahkan, mata air Tauka di Desa Tiyingtali dan mata air Tirtagangga di Banjar Tanah Lengis, Desa Ababi, belum terpengaruh atas ancaman Gunung Agung yang telah berstatus awas. Apalagi katanya, kedua mata air tersebut untuk pelayanan di Kota Amlapura, merupakan pelayanan sangat vital meliputi pelanggan rumah tangga dan kantor pemerintah. “Kalau bisa kami berharap dan memohon agar erupsi batal terjadi sehingga seluruh mata air di Karangasem bisa terjaga dan pelayanan tetap normal,” harapnya.

Berdasarkan pengamatan mata air Yehsah, Banjar Susut, Desa Muncan, Kecamatan Selat dan mata air Tegenan di Banjar Tegenan, Desa Menanga, Kecamatan Rendang, masih berfungsi normal, belum ada pengurangan debit. Sementara Direktur PDAM I Gusti Made Singarsi mengakui jika erupsi Gunung Agung benar-benar terjadi, 46 pompa tidak bisa dioperasikan untuk melayani pelanggan di delapan kecamatan. “Sebab, mata air mengering tidak ada sumber air untuk diangkat dengan pompa,” katanya. *k16

Komentar