nusabali

Rencana Terminal LNG di Denpasar Dikhawatirkan Ganggu Pariwisata dan Lingkungan

  • www.nusabali.com-rencana-terminal-lng-di-denpasar-dikhawatirkan-ganggu-pariwisata-dan-lingkungan

DENPASAR, NusaBali.com – Rencana pembangunan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Terminal Liquified Natural Gas (LNG) di perairan sekitar Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan, kembali menuai perhatian sejumlah pihak. Proyek energi ini direncanakan dibangun pada titik berjarak 3,5 kilometer dari pesisir Pantai Sidakarya dan akan dihubungkan ke daratan melalui jaringan pipa bawah laut.

Sejumlah tokoh masyarakat menilai jarak tersebut terlalu dekat dan berpotensi menimbulkan dampak sosial, budaya, dan lingkungan bagi kawasan pesisir, khususnya Sanur dan Serangan. Sebagai perbandingan, proyek FSRU yang telah beroperasi di Indonesia umumnya berada jauh dari daratan. FSRU Teluk Jakarta (2012) berjarak 15 km dari pantai, FSRU Lampung (2014) 22 km, dan FSRU Cilamaya, Karawang, Jawa Barat (2021) sekitar 21 km.

Ketua PHRI Denpasar sekaligus Ketua Yayasan Pembangunan Sanur, Ida Bagus Gede Sidharta Putra alias Gusde, secara tegas menyatakan penolakannya terhadap rencana proyek tersebut. Ia menilai pembangunan terminal LNG di perairan Sanur–Sidakarya dapat mengancam citra pariwisata Bali yang bertumpu pada keindahan alam dan budaya.

“Sebagai warga Sanur dan pelaku pariwisata, saya menolak rencana terminal LNG. Pasti akan ada dampak sosial, budaya, lingkungan, dan pariwisata. Wisatawan datang ke Sanur untuk melihat keindahan alam, pantai, dan keramahan masyarakat. Kalau ada kilang, sudah tidak indah lagi. Bagaimana dengan pencemaran laut?” ujar Gusde kepada awak media, Kamis (16/10/2025).

Menurutnya, Pantai Sanur bukan sekadar destinasi wisata, melainkan juga ruang sosial dan spiritual bagi masyarakat lokal. “Pantai Sanur dipakai untuk banyak kegiatan, termasuk upacara keagamaan, rekreasi warga, dan aktivitas wisatawan mancanegara,” katanya.

Gusde menambahkan, saat ini sektor pariwisata di Sanur tengah menggeliat dengan tingkat hunian hotel mencapai lebih dari 80 persen menjelang akhir tahun. “Sanur sedang bagus, occupancy rate-nya di atas 80 persen. Sayang kalau dirusak, apalagi kita sedang menggalakkan wisata wellness. Akhir tahun biasanya mulai ramai dari tanggal 20-an sampai pertengahan Januari,” ujarnya.


Komentar