Tanggul Darurat di Pantai Kuta Jebol
Dinas PUPR Kabupaten Badung belum berani melakukan langkah-langkah penanganan, karena masih menunggu proyek dari BWS Bali-Penida selesai.
MANGUPURA, NusaBali
Gelombang tinggi kembali menggerus pesisir Pantai Kuta, Kecamatan Kuta, Badung. Tanggul darurat yang dibuat para pedagang pantai jebol diterjang ombak. Tumpukan karung pasir yang disusun rapi kini berantakan, pagar bambu penahan ikut roboh menyebabkan suasana Pantai Kuta terlihat kumuh.
Dari pantauan di lapangan pada Senin (13/10), para pedagang terlihat sibuk berjibaku memperbaiki tanggul yang rusak. Dengan sekop di tangan, mereka mengisi ulang karung-karung dengan pasir, lalu menumpuknya untuk menahan terjangan ombak. Semua dikerjakan secara manual tanpa alat berat.
“Terakhir waktu purnama, tanggul ini juga jebol. Sekarang jebol lagi. Kami sudah kerja dua hari tapi belum selesai juga. Ini semua swadaya,” ujar salah seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya.
Pedagang tersebut mengaku tak lagi menghitung berapa banyak karung pasir yang telah diisi. Semua dilakukan semata-mata agar lapak mereka tidak habis tersapu air laut.
Abrasi di Pantai Kuta bukanlah masalah baru. Pria berkulit eksotis itu berharap pemerintah turun tangan lebih serius untuk memberikan perlindungan jangka panjang. “Kalau tidak dibuat ini, semua lapak jebol. Kami tidak bisa jualan. Kami cuma bisa bertahan dengan cara begini. Tapi tidak mungkin selamanya seperti ini,” keluh pedagang tersebut.
Dikonfirmasi terpisah, Pengelola Daya Tarik Wisata (DTW) Pantai Kuta, I Nyoman Arya Arimbawa, tak memungkiri jebolnya tanggul darurat di Pantai Kuta. Menurutnya kerusakan tanggul darurat terjadi karena gelombang pasang yang dipicu banjir rob. “Tanggul yang dibuat oleh pedagang itu rusak karena dihantam ombak, terlebih karena ada informasi dari BBMKG ada banjir rob di tanggal 7-11 Oktober. Dari tanggal tersebut lah pasir tergerus, di sisi utara tanggul yang dibuat juga hancur diterjang gelombang pasang,” ungkapnya.

Salah seorang pedagang Pantai Kuta mengisi pasir ke dalam karung bekas untuk dijadikan tanggul darurat pada Senin (13/10). -RIKHA
Arya mengatakan, pihaknya telah mengimbau para pedagang untuk segera merapikan kembali tanggul tersebut agar Pantai Kuta tidak terkesan kumuh. Namun, dia mengakui jika fungsi tanggul tersebut digunakan untuk menghalau gelombang tinggi agar tidak langsung menghantam jogging track atau pedestrian yang berada di sepanjang pantai. Arya memastikan para pedagang pun telah bertanggung jawab untuk kembali merapikan tanggul-tanggul yang ambruk.
“Selama gelombang pasang, tanggul itu tidak bisa diperbaiki, jadi mereka rugi. Sekarang mereka sudah mulai merapikan tanggul, dan juga dibantu oleh satgas pantai. Dari pedagang juga ada kesadaran sendiri,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung, Anak Agung Rama Putra, menjelaskan belum berani melakukan langkah-langkah penanganan, karena dikhawatirkan malah akan mubazir. Sebab, masih memilih untuk menunggu proyek dari BWS Bali-Penida selesai.
Meski begitu, Gung Rama memastikan bahwa pihaknya tidak tinggal diam melihat kondisi Pantai Kuta saat ini. Langkah perapian dilakukan dengan mengerahkan satu unit alat berat. “Per hari ini (kemarin) kami sudah turunkan satu alat berat. Tapi ini hanyalah langkah yang bersifat sementara,” katanya. 7 ol3
Komentar