PLN Siap Bantu Sesuai Kewenangan, PD Pasar Masih Kaji Vendor Perbaikan
Kelistrikan Pasar Badung Belum Pulih Total
DENPASAR, NusaBali - Satu bulan pascabanjir yang bandang pada 10 September 2025 lalu, aktivitas perdagangan di Pasar Badung, Denpasar, memang telah kembali normal.
Namun, persoalan kelistrikan di pasar terbesar di Bali itu masih jauh dari kata maksimal. Hingga kini, Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar (PD Pasar) masih dalam tahap pengkajian terhadap sejumlah vendor untuk memperbaiki panel listrik yang sempat terendam banjir. Sementara PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali membuka ruang koordinasi untuk mendukung percepatan pemulihan kelistrikan di Pasar Badung sesuai kewenangan.
Manajer Komunikasi PLN UID Bali I Wayan Eka Susana, membenarkan bahwa PLN telah mengajukan opsi penyediaan daya sementara kepada PD Pasar. Namun, dia menegaskan bahwa dari sisi tanggung jawab, kerusakan pada instalasi dan panel yang berada di sisi pelanggan bukan merupakan kewenangan PLN.
“Pasar Badung termasuk pelanggan tegangan menengah (TM). Artinya, ketika aliran daya sudah ke luar dari gardu PLN, maka tanggung jawab sepenuhnya berada di pihak pelanggan. Dalam hal ini, PD Pasar perlu memperbaiki sistem panel yang rusak agar bisa kembali tersambung ke jaringan utama PLN,” kata Eka Susana, Senin (13/10).
PLN, kata dia, tetap membuka ruang koordinasi untuk mendukung percepatan pemulihan kelistrikan di Pasar Badung, terutama jika PD Pasar sudah menentukan langkah perbaikan teknis yang akan ditempuh.
“Kami siap membantu dalam batas kewenangan yang ada, termasuk dalam hal pendampingan teknis atau pengujian kembali instalasi jika sudah diperbaiki,” tambah Eka Susana.
Direktur Utama Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar Ida Bagus Kompyang Wiranata alias Gus Kowi, mengemukakan bahwa panel utama listrik di Pasar Badung mengalami kerusakan cukup parah akibat terendam air banjir. Kerusakan itu berdampak pada sistem distribusi daya di seluruh area pasar. Meski sebagian lampu dan fasilitas dasar sudah berfungsi melalui pasokan listrik dari genset, daya yang tersedia belum mencukupi untuk mengoperasikan seluruh perangkat listrik, seperti freezer, showcase, maupun alat pendingin milik pedagang.
“Sekarang listrik memang sudah menyala, tapi masih terbatas. Genset hanya cukup untuk lampu penerangan saja. Jadi pedagang, terutama yang menjual daging, buah, dan makanan beku, masih kesulitan. Mereka sementara waktu menyimpan sebagian barang dagangan di rumah, lalu membawanya ke pasar dalam jumlah terbatas,” kata Gus Kowi, Senin (13/10).
Menurutnya, hingga saat ini pihak PD Pasar masih menunggu hasil kajian dari beberapa vendor yang telah mengajukan penawaran untuk perbaikan panel. Estimasi biaya perbaikan, kata dia, cukup tinggi yakni berkisar antara Rp 1,7 miliar hingga Rp 3,7 miliar. Karena nilai tersebut termasuk besar, proses pengadaan dan pemilihan penyedia jasa harus dilakukan dengan sangat hati-hati sesuai prosedur yang berlaku.
“Proses pengadaan tidak bisa dilakukan tergesa-gesa. Kami masih menelaah penawaran yang masuk dari beberapa vendor. Setelah ada hasil evaluasi, baru kita bisa tentukan langkah selanjutnya,” ucapnya.
Selain opsi perbaikan permanen, PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali sebelumnya juga menawarkan alternatif pasokan daya sementara selama proses perbaikan berlangsung. Namun, biaya yang ditawarkan mencapai Rp 550 juta untuk masa enam bulan, sehingga masih perlu pembahasan lebih lanjut. “Penawaran dari PLN ini juga sedang kami pertimbangkan. Sementara ini kami fokus ke perbaikan panel yang rusak agar nantinya bisa digunakan kembali secara optimal,” kata Gus Kowi. 7 mis
Komentar